Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Belajar dari Kesabaran Asiyah Binti Muzahim

May 22, 2018

Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (QS. An Nur:26)

Tak ada perempuan baik yang tak mengharapkan laki-laki sholih untuk menjadi pasangan hidupnya. Ayat ini yang kemudian biasa dijadikan pemicu untuk terus menerus memantaskan diri dan berusaha menjadi baik di mata Allah. Memohon pada Allah agar Allah berkenan memasangkannya dengan laki-laki baik sesuai janji-Nya. Usaha kita untuk menjadi baik dan mencari pasangan yang baik adalah ikhtiar yang mampu kita usahakan. Tapi tetap saja hasil itu adalah hak preogatif Allah.

Sumber : pinterest

Kisah Asiyah binti Muzahim adalah kisah tentang wanita sholihah yang Allah pasangkan dengan laki-laki yang namanya diabadikan dalam Al Quran sebagai manusia yang sungguh keji lagi sombong, Firaun. Siapa yang menyangka di samping Firaun yang penuh dengan kedurhakaan kepada Allah, ada seorang istri yang amat mulia di mata Allah. Di tengah kekejian dan kesesatan suaminya, dia  selalu memohon pertolongan Allah agar diselamatkan dari suaminya.

Asiyah tak hanya mendapati kedurhakaan suaminya pada Allah, pun dia mengalami kedzaliman dari suaminya. Siksaan demi siksaan dia lalui dengan sabar. Siksaan itu kian meningkat ketika Firaun mengetahui bahwa Asiyah mengikuti ajaran yang dibawa oleh Musa as. Firaun marah bukan main ketika Asiyah menyembah Tuhan selain dirinya. 

Awalnya Asiyah disiksa Firaun dengan panasnya matahari. Namun ketika sinar matahari menyengat, malaikat-malaikat melindunginya dari panas. Kemudian, dibuatkannya tiang untuk mengikat tangan dan kaki Asiyah. Tiang itu diletakkan di bawah sinar matahari. Tak hanya itu, punggung Asiyah direkatkan dengan rantai yang melingkar. Dalam kondisi seperti ini, tak sedikit pun keimanan Asiyah berkurang. Dia terus menerus memohon pertolongan Allah atas perlakuan suaminya. Do'a Asiyah ketika menghadapi siksaan ini kemudian diabadikan dalam Al Quran.

Ya Tuhanku, bangunkanlah aku rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkan aku dari kaumnya yang dzalim. (QS. At Tahrim:11)
Kemudian Allah singkap hijab yang menutup pandangan Asiyah. Saat itu juga, ketika Firaun datang, Asiyah telah menyaksikan surga yang telah Allah bangunkan untuknya. Asiyah tersenyum. Kemudian Allah mengangkat ruh Asiyah dari jasadnya.

Sikap Asiyah binti Muzahim adalah suri tauladan bagi kita semua ketika menghadapi ujian dalam bahtera rumah tangga. Tentu tak mudah untuk tetap bersabar dalam kondisi yang demikian beratnya. Dalam menjalani kehidupan ini, adakalanya kita akan dihadapkan pada ujian di mana orang yang begitu kita cintai justru enggan untuk sepenuhnya taat pada perintah Allah. Kisah ini menjadi contoh bagi kita, agar kita tetap sabar dalam menghadapi mereka. Tetaplah berpegang teguh pada agama Allah, sekali pun mereka menentang. Tetap lakukan apa yang Allah perintahkan meskipun itu sulit. Yakinilah bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu dicintai oleh Allah. Dengan cara yang Allah perintahkan, dengan izin Allah pula kita akan mendapatkan kemuliaan atas kesabaran kita.

Kisah ini pun menjadi contoh bagi kita semua bahwa ketataan pada Allah harus menjadi pilihan kita dalam kondisi apapun itu. Jangan jadikan kelalaian dari pasangan atau orang tua kita menjadi alasan kita untuk tidak taat pada Allah. Teruslah berpegang teguh pada syariat sembari berdakwah di tengah-tengah mereka. Tetap semangat dan sabar dalam menghadapi segala bentuk ujian itu. Semoga Allah terus memberikan kita kekuatan dalam menghadapi ujian-Nya. Aamiin.

Comments