Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Kalimat Tauhid, Kenapa Harus Takut?

Sep 12, 2018


Yuk, mari ngobrol-ngobrol cantik. Kali ini kita akan membahas kalimat yang belakang ini lagi viral. Gara-gara kalimat ini terpampang nyata pada salah satu atribut dari crew seorang ustadz, eeeh.. pengajiannya dibubarkan. Yap, Anda benar. Atribut itu tak lain dan tak bukan adalah kalimat tauhid "laa ilahaa ilallah" yang artinya "tiada Tuhan selain Allah". Lalu, kenapa karena atribut ini pengajiannya jadi dibubarkan?


Kalau katanya nganu, pengajian itu dibubarkan karena atribut yang dikenakan oleh crew tadi termasuk bendera dari organisasi terlarang yang tempo hari dibubarkan. Memakai dan menggunakan atribut semacam itu artinya sudah termasuk makar. Jadi, orang yang menggunakan atribut itu sama seperti orang yang menggunakan atribut palu arit. Hmmmm... menarik.


Penasaran nggak atributnya kayak apa? Kaya gini nih..
sumber: pinterest.com

Hmmmm... Kalau kamu sendiri lihat topi dengan simbol tauhid seperti itu, apa yang kamu pikirkan? 
a. topi teroris
b. topi radikalis
c. B aja
d. pengen punya juga

Tapi bener nggak sih kalau simbol itu adalah simbol organisasi terlarang? No, Dears. Kalau iya, kenapa waktu Aksi Bela Islam lalu simbol-simbol ini dibawa-bawa terus? Simbol apa sih ini?


Yuk, cari tahu lebih dalam.


sumber : instagram.com/@hijabalila

Kalimat tauhid yang nemplok di atas warna hitam dan putih itu sebenarnya adalah bendera persatuan ummat Islam di seluruh dunia. Bendera ini adalah benderanya Rasulullah. Bendera berwarna hitam dengan kalimat tauhid berwarna putih disebut sebagai Royah. Sedangkan bendera berwarna putihnya disebut sebagai Liwa. Penggunaan Royah dan Liwa ini juga diperkuat dengan hadist yang diriwayatkan oleh Thabrani Hakim dan Ibnu Majah. 

Kalau ada yang bilang simbol ini adalah simbol makar, teroris, anti-NKRI, dan semacamnya. Itu fitnah yang sungguh keji. Lebih miris lagi ketika simbol ini disejajarkan dengan simbol milik PKI yang justru suka membunuh orang yang sholat. Hiii.. Ngeri. 

Semua isu dikerahkan sebenarnya tujuannya satu. Agar kita, ummat muslim takut untuk mengenal Islam. Takut untuk datang ke kajian karena takut direkrut oleh organisasi tertentu. Takut kenal Al Quran lebih dalam, merasa bahwa membaca Quran saja sudah cukup, karena takut dibilang fundamentalis, radikalis, dan semacamnya.

Ketakutan-ketakutan itu akibatnya cukup parah. Ada orang Islam tapi tidak mengenal bagaimana agamanya begitu indah mengatur seluruh lini kehidupan. Sholat, puasa, zakat, dan jadi baik sendiri saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil-alamin. Penerapan Islam kaffah? O-ooo... nanti dulu.

Padahal sejarah telah membuktikan bagaimana kemakmuran dan kejayaan justru terjadi ketika Islam diterapkan. Aqidah ummat terjaga karena perlindungan tak hanya dari individu saja, tapi juga masyarakat bahkan negara. Toleransi beragama juga dijunjung tinggi. Meskipun semua aturan yang digunakan menggunakan aturan Islam, tapi tak ada satupun orang yang dipaksa untuk memeluk agama Islam. 




Parah banget ya fitnahnya. Oleh karena itu, agar kita tidak masuk ke dalam jeratan fitnah itu, mari kita kenali lebih dekat bendera Ar-Royyah dan Al-Liwa ini. 


Al-liwa dan ar-royyah ini ternyata memiliki banyak sekali fungsi yang penuh dengan makna. Pertama, keduanya dijadikan simbol aqidah Islam. Pada Al-Liwa dan Ar-Royyah tertulis kalimat syahadat "laa ilaaha illallaah, Muhammadan rasulullaah". Kalimat inilah yang menjadi pembeda antara yang Islam dan kufur. Kalimat ini juga yang menjadi penyelamat manusia di dunia dan akhirat, seperti yang telah diriwayatkan dalam hadist-hadist shahih oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Thabrani dari Buraidah radiallahu anhu.

Kedua, kalimat ini dijadikan simbol pemersatu ummat Islam. Tak ada lagi sekat suku, budaya, warna kulit, bahasa, bangsa, ataupun mazhab. Semuanya sama, muslim. 

Ketiga, simbol kepemimpinan. Al-Liwa' dan Ar-Royyah itu selalu dibawa oleh komandan perang pada zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin. Misalnya pada Peranb Khaibar, Rasulullah bersabda,

"Sunguh aku akan memberikan Ar-Royyah ini kepada seorang laki-laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Allah akan memberikan kemenangan kepada dirinya."
Umar bin Khattab berkata, "tidaklah aku menyukai kepemimpinan kecuali hari itu."
(HR. Muslim)

sumber : pinterest.com

Keempat, bendera ini digunakan sebagai pembangkit keberanian dan pengorbanan dalam perang. Selain itu juga untuk menciutkan musuh. Bendera ini memang hanya secarik kain, namu kharismanya mampu  membuat musuh gentar. Kibarannya adalah simbol kekuatan kesatuan ummat yang bukan berazaz kepentingan dunia, melainkan karena Allah Ta'ala.

Ssudah cukup jelas, bukan? Begitu luhur makna yang terkandung dalam bendera ini. Sedih rasanya ketika penggunaan bendera ini justru dituduh sebagai tindakan makar. 

Jadi, kita tidak perlu takut lagi dengan bendera ini. Justru kita perlu berbangga diri dengan bendera ini. Karena begitulah Rasulullah memberikan tauladannya kepada kita. Kalau hari ini masih banyak orang yang belum mengenal bendera dan panji Rasulullah ini, tugas kitalah yang memperkenalkannya kepada mereka. Jangan sampai apa yang Rasulullah cintai, justru tenggelam begitu saja karena tak ada yang melanjutkan estafet dakwah yang dulu juga diembannya.

"Dakwah adalah bukti cinta. Menyebarkannya sama seperti menebar cinta ke seluruh alam."

Comments