Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Psychological Time vs Clock Time

Oct 21, 2018



Bicara tentang waktu nih, apa sih yang ada dibenakmu tentang waktu? Seberapa penting sih waktu buat kamu? Penting aja atau penting banget? Atau justru sebaliknya. Diabaikan. Sebagai seorang muslim, nggak bisa ya kita mengabaikan waktu begitu saja. Saking pentingnya waktu, Allah sampai bersumpah dengannya.

Waktu, perubahan masa. Masa lalu, masa depan, dan masa kini. Ada yang ghaib, ada juga yang dapat kita jangkau. Iya, masa lalu dan masa depan adalah sesuatu yang tak mampu kita jangkau. Apa yang terjadi di masa lalu tak akan mampu kita ubah. Sedangkan apa yang terjadi di masa depan juga tak pernah kita tahu akan seperti apa. Waktu yang dapat kita jangku bukan masa lalu ataupun masa depan, melainkan sekarang.

Pernah nggak sih kalian merasa ngrh banget dengan masa lalu dan masa depan? Kalau saya sih pernah banget. Memori tentang masa lalu nggak jarang juga memunculkan berderet penyesalan. Kenapa sih dulu nggak gini? Kenapa sih dulu nggak gitu? Ada yang seperti saya? Banyak ya kayaknya. 

Berbeda dengan memori tentang masa lalu, pikiran kita tentang masa depan ini cenderung unik. Ada kalanya membuat kita antusias, semangat, termotivasi, dan berbagai macam energi positif lain. Tapi adakalanya juga membuat kita merasa cemas, takut, khawatir. Gimana ya kalau nanti begini? Gimana ya kalau nanti begitu?



Padahaaaal... Semua itu nggak nyata. Macem ilusi yang terjadi di dalam kepala kita. Tapi itu sering terjadi terus, terus, dan terus. Ini nih yang disebut dengan psychological time. Waktu yang hanya terjadi benak kita. Rasa bersalah, sedih, penyesalan, dan perasaan lain yang mengikuti karena ingat masa lalu itu nggak nyata. Bagitu juga dengan segala bentuk kecemasan ketika kita mulai membayangkan masa depan. Sayangnya, keduanya sering kali membuat kita terjebak di dalamnya. Tak jarang hal ini mengganggu produktifitas kita.

Alih-alih fokus pada psychological time yang nggak benar-benar nyata, kita perlu beralih ke clock time. Apa itu clock time? Waktu yang benar-benar mampu kita hadapi secara nyata, yaitu semua yang terjadi SEKARANG. NOW.

Pindah dari psychological time ke clock time juga nggak bisa langsung sih. Apalagi untuk orang-orang yang udah parah banget. Butuh latihan. Butuh pembiasaan. Nggak mudah, tapi bukan hal yang mustahil juga. Ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk pindah ke clock time. 

1. Menyusun janji



Ketemu orang secara random itu oke-oke aja sih. Tapi kalau kamu mau time management-mu berjalan dengan baik tanpa harus mengurangi intensitas bergaul dengan orang lain, gunakan cara ini. Buat janji ketika akan bertemu kenalan kita. Janji yang dibuat ini bisa membantu kita untuk mengkondisikan jadwal kegiatan yang lain.

Tapi juga jangan membuat janji ketika tidak menepatinya. Ini nih kebiasaan banyak orang, suka janji tapi setelah itu diabaikan.

2. On time



Lakukan segalanya dengan tepat waktu. Kerja tepat waktu. Ketemu orang tepat waktu. Kapan mulai dan berakhirnya jelas. Jadi, nyusun schedule juga mudah, 'kan? Melakukan segala hal tepat pada waktunya adalah salah satu cara kita untuk menghargai waktu.

3. Lakukan sekarang



Kalau kamu punya sesuatu yang harus dikerjakan, lakukan sekarang. Ada tugas, kerjakan sekarang, nggak pakai nanti. Ada tumpukan pekerjaan rumah, lakukan sekarang. Melakukan segala hal sekarang akan membantu kamu untuk membuang stress karena tumpukan pekerjaan akibat menunda-nunda.

4. Fokus pada apa yang dikerjakan saat ini



Berusahalah untuk terus fokus pada apa yang sedang dikerjakan saat ini. Memikirkan masa depan untuk mengantisipasi banyak hal itu baik, tapi kalau hal itu hanya akan membuat kita terjebak di dalamnya. Lalu muncul sekian banyak ketakutan, mulai hentikan dan fokus pada apa yang kamu kerjakan saat ini. 

Melakukan evaluasi pada kesalahan yang sudah diperbuat di masa lalu itu juga baik. Tapi kalau hal ini hanya membuat kita terjebak pada rasa bersalah saja, hentikan. Mulailah fokus pada setiap langkah yang sedang kita tempuh saat ini.

5. Just relax



Gimana ya caranya ngurangi stress? Gimana ya caranya supaya nggak terlalu khawatir? Gimana ya caranya supaya segala hal negatif yang menyerang diri kita itu menjauh? Mudah. Just relax. Cobalah untuk tenang. Menarik napas panjang lalu menghembuskannya kembali juga bisa dapat membantu menenangkan pikiran. Masing-masing orang saya yakin punya cara yang berbeda untuk menenangkan pikirannya. Silahkan dilakukan.

Intinya sih, jangan sampai kita terjebak dengan segala hal yang ada di benak kita. Padahal itu semua tidak nyata. Jalani saja apa yang ada di depanmu. Hadapi hari dengan gagah berani.  

Comments

  1. Setuju nih sama just relax eh abis itu sambil makan coklat plus es krim. Waw hehehe. Jadi ndut deh *eh. Tapi setidaknya itu lumayan mengurangi stress untuk saya wkwk. Makasih ya mba sharingnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau nggak banyak kan nggak bikin gendut mbak.

      Sama-sama mbak. :)

      Delete
  2. 1,2,3,4 oke
    no 5 yang masih kacau, hahah ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Diusahain aja mbak dulu. Ngeteh atau minum cokelat hangat bisa lho bantu biar bisa relax.

      Kalau masih gelisah juga, saya biasanya ngaji atau dengerin kajian. Biar adem ati ini.

      Delete
  3. Just relax. I like it. Hehe ... Butuh piknik 😊

    ReplyDelete
  4. Duuh, pas banget sama kondisi yang lagi saya alami. Makasih Mbak sharingnya 😊

    ReplyDelete
  5. Sharingnya bermanfaat banget ini bagi saya. No 4 terutama.

    ReplyDelete
  6. Duh, yang paling saya sesali saat ini adalah kenapa saya baru yadar utk menulis yang saya kerjakan disaat usia saya sudah 30 an,,,huahaa yantaiii aja kali yah, ga ada yg terlambat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mbak. Jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk menyesal. Life must go on. :)

      Delete
  7. aku orang yang sangat-sangat ontime, jadi paling kezelll kalo janjian sama orang yang datengnya ngarettttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Samaaaa... Aku juga gitu. Ngrusak schedule kan jadinya. Makanya kalau janjian sama orang aku berusaha tepat waktu. Tapi kalau janjian sama orang yang suka ngaret, aku bakal ngaret-ngaret juga. Dari pada waktuku habis buat nungguin dia, mending buat kerjain yang lain kan.

      Delete
  8. No. 2 n 3 yang masih sudah dilakuin. Masih suka menunda2.

    ReplyDelete
  9. Ngerasa waktu makin berharga adalah setelah punya anak
    Betapaa... anak tidur aja bisa buat ngerjain tugas2 wkk

    ReplyDelete
  10. Sejak gabung Estrilook Comunity, ngerasa waktu sangat berharga... Biarpun udah usia tak muda lagi, ttp semangat belajar meraih mimpi. Tinggal ngatur waktunya aja, ntar jd tertib dan kelar semua kerjaan. Hehe... Makasih sharenya mbak...

    ReplyDelete
  11. Menampar dirikuh. Dulu suka banget nunda, aduhh jadi bencana deh. Alhamdulillah skrg udah insaf haha

    ReplyDelete
  12. Langkah demi langkah dilalui pelan-pelan insyaAllah akan terbiasa...

    ReplyDelete