Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Quarter Life Crisis #1: Mau Dibawa Ke Mana?

Oct 16, 2018


Mau dibawa kemana hubungan kitaaa...

Siapa yang baca judul terus mendadak nyanyi begitu? Ngaku. Gue yang bikin tulisan aja nulis sambil nyanyi kok. Wkwkwk..

By the way, pernah nggak sih kamu bertanya pada dirimu sendiri, "hidup gue mau gue bawa ke mana, ya?" Pertanyaan apapun seputar hal itu, misal, bingung mau lanjut kuliah, kerja, atau nikah. Atau, galau kenapa sudah punya pekerjaan yang oke tapi nggak bahagia. Ada yang sedang mengalami hal semacam ini?



Kalau kamu sedang merasakan kegundahan semacam ini, selamat kamu sedang mengalami yang namanya Quarter Life Crisis (QLC). Nah, sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai QLC ini, coba jawab pertanyaan ini dengan jujur.

Kalau hari ini kamu sedang berada di terminal bus. Lalu, kamu melihat banyak sekali bus yang parkir berjajar di sana. Kira-kira bus mana yang akan kamu pilih?
a. Bus yang murah plus jelek
b. Bus yang murah tapi bagus
c. Bus yang mahal tapi jelek
d. Bus yang mahal plus bagus

Hayooo, pilih yang mana? Saya yakin sebagian besar akan memilih B atau D. Kalau ada yang murah tapi bagus, why not? Atau, untuk kamu yang memilih D, it's okay lah bayar mahal kalau worth it. Atau ada yang memilih jawaban lain? 

Sebenarnya ya, nggak penting kamu memilih bus A, B, C, atau D. Asal bus itu bisa membawamu sampai ke tujuan. Ya, nggak? Kalau ada yang murah dan bagus tapi tidak membawa kita sampai ke tujuan, ngapain juga naik? Kalau ada mahal trus jelek, tapi bisa membawa kita sampai ke tujuan, mau nggak mau kita akan naik juga, 'kan?
Hidup kita ini sebenarnya seperti terminal bus tadi. Ada banyak sekali bus yang terparkir di sana yang bisa dipilih sesuai dengan tujuan kita. Nah, kita ini macem penumpang bus yang lagi nyari bus. Orang yang nggak punya tujuan hidup itu macem orang yang ke terminal terus ngasal milih bus. Dia pilih bus yang menurut dia paling enak, paling pewe. Tapi dia lupa nih buat ngecek, bus yang dia naiki tadi tujuannya ke mana, ya?

Ini parah, sih. Iya kalau tujuannya sama, enak 'kan nggak perlu naik turun bus, tinggal duduk, terus nyampek. Iya kalau gitu? Gimana kalau ternyata tujuannya berbeda? Kita mau ke Surabaya nih ya, tapi ternyata bus yang kita naiki tujuannya ke Jakarta. Repot, 'kan? Harus naik turun bus dulu, nyari lagi, ngemper pinggir jalan lagi, kepanasan lagi. Buang uang, buang waktu. Okelah, situ horang kaya, duit bukan masalah. Tapi bagaimana dengan waktu yang sudah terbuang? Nah, loooh..




Mau kuliah negeri atau swasta?
Mau diploma atau sarjana?
Mau lanjut kuliah atau cari kerja dulu?
Mau bisnis atau kerja kantoran aja?
Mau suami yang ganteng atau yang sholih?

Dalam hidup, kita dihadapkan oleh sekian banyak pilihan yang menanti untuk kita pilih. Semua pilihan ini macem bus yang lagi parkir di terminal bus tadi. Ada banyak, tapi nggak semua akan mengantarmu sampai ke tujuan. Ada yang akan mendekatkan kita dengan tujuan yang ingin kita capai, Ada juga yang justru menjauhkan kita dari tujuan itu. Satu yang pasti, semua pilihan ini punya harga dan konsekuensi yang berbeda.

"Terus gimana dong, Lel, kalau gue nggak punya tujuan hidup? Gue harus pilih yang mana?"

It's okay. Kamu bebas memilih mana aja yang kamu mau. Jadi dokter, pilot, insinyur, atau presiden sekalipun. It's okay. Apapun pilihanmu nggak akan salah karena kamu mau milih apa aja, jawabannya sama. Tidak akan membawamu ke manapun. Iya lah. 'Kan tadi ceritanya nggak punya tujuan. Jadi yaaa...



Hari ini, kita akan melihat banyak orang yang bekerja di perusahaan terkenal, gaji tinggi, karier melejit, tapi hidupnya nggak bahagia. Semua itu karena dia menjalani kehidupannya tidak sesuai dengan tujuan hidupnya.

"Pernah nggak sih, Lel, kamu ada di fase semacam ini?"

Ooo ya pernah banget. Saya galau mau kuliah di mana, mau kuliah arsitek tapi nggak pede. Orang tua juga maunya lain. Dilema antara ingin membahagiakan orang tua atau ikuti kata hati. Akhirnya, saya sendiri yang capek. Saya ikut tes ini itu cuma karena orang tua saya ingin saya kuliah yang ada ikatan dinasnya. Waktu terbuang, duit terbuang. Akhirnya, waktu tes terakhir salah satu beasiswa ikatan dinas. Saya mikiiir lagi betul-betul, "am I happy with this?" Dan jawabannya, saya lain. Saya kacaukan tes terakhir itu biar nggak lolos. Hehehe...

"Ada yang lain, nggak?"

Banyak. Tapi bakal panjang banget ceritanya kalau saya tulis satu per satu. So, saya akan bagikan tips yang  bisa kamu gunakan untuk menghadapi QLC.

1. Tentukan visi dan misi hidupmu



Di awal-awal tadi saya sudah jelaskan panjang dan lebar pentingnya punya tujuan dalam hidup. Kamu bebas memilih mau jadi apa kok. Gratis. Tentukan. Lalu, kejar mimpi-mimpi itu.

Makin spesifik kamu memilih tujuan hidupmu akan semakin baik. Remember, kita harus punya alasan yang sangat jelas untuk bisa menjalani hidup kita dengan bahagia. Next post, saya akan berbagi bagaimana sih caranya menentukan tujuan hidup itu.

2. Find your own supporter



Berjuang sendirian itu nggak enak. Rasanya akan sepi. Kita juga akan lebih mudah untuk ikut arus aja dibanding memperjuangkan apa yang kita mau. That's why, penting banget buat mencari orang-orang yang mau mendukungmu. Kalau di inner circle yang kamu punya saat ini nggak ada yang mau dukung, keluarlah. Kamu bisa mencari dukungan dari berbagai komunitas yang sejalan dengan tujuan yang kamu inginkan.

Misal, kamu mau jadi penulis. Keluarga nggak dukung, sahabat kamu saat ini juga mencibir terus. Ya udah, biarin aja. Stop galau. Stop baper. Cari komunitas nulis yang di dalamnya kamu akan ketemu banyak orang yang akan saling support satu sama lain. Di situ, kamu nggak hanya akan mendapatkan teman baru saja, tapi juga ilmu-ilmu baru dan networking yang akan sangat berguna untuk goalmu ke depan.

Kamu mau jadi yang lain? It's okay. Find your own supporter!

3. Find your own path



Kamu sudah punya tujuan, 'kan? Nah, sekarang mulai nih menyusuri setapak demi setapak untuk meraih tujuan yang kamu inginkan. Di sini, kamu nggak boleh ngasal milih jalur. You need to thinking carefully. Mimpi besar itu nggak cuma butuh kemauan aja, tapi kamu juga harus memikirkan strategi untuk bisa sampai ke sana. Daaan.. yang terpenting adalah say no to baper-baper club.

"Duh, kenapa ya artikelku ditolak terus sama media? Kayanya aku nggak cocok deh nulis artikel."

Whohoooo... Tunggu dulu! Sebelum kamu bilang "nggak cocok" coba deh cek lagi amunisi apa sih yang sudah kamu punya. Jangan-jangan nih, selama ini kamu maju perang cuma modal nekat doang. Senjata nggak punya. Strategi juga nggak ada. Lalu, kamu mau menang? Mimpi aja kaleee..

Kalau kamu mau jadi penulis besar yang karya-karyamu dibaca oleh banyak orang, ya ayo mulai disusun strateginya. Apa sih yang kamu butuhkan untuk meraih semua itu? Initial point yang sudah kamu punya apa aja?

"Gue baru suka nulis aja, Lel. Tapi soal yang lain-lain gue masih clueless banget."

Yaudah, sok atuh cari ilmunya. Mau sekolah dulu, magang dulu, atau bahkan ngebuntutin penulis senior mulu. Gabung di komunitas-komunitas.

Saya punya kenalan yang serius banget pengen punya bisnis di bidang desain. Dia sudah punya nih skill desain. Tinggal link dan ilmu bisnisnya aja yang dia masih clueless. Terus apa yang dia pilih untuk meraih cita-citanya tadi? Sekolah lagi dong. Punya duit? Enggak juga. Dia berjuang mati-matian untuk bisa dapat beasiswa LPDP. Setelah dapat dia mulai kuliah sambil memulai bisnisnya. Susah, nggak? Jangan ditanya lah ya kalau itu. Sudah pasti jungkir baliknya. Tapi dia tahu apa yang dia inginkan dan saat ini dia sedang berjalan di jalur yang dia pilih.

Berjalan pada path yang benar itu penting banget lho. Ya gimana kita bisa sampai di tujuan kalau jalur yang dipilih aja salah. Hal yang dilarang untuk dilakukan adalah sudah tahu tujuannya kemana tapi jalur yang dipilih malah jalur yang salah hanya karena ikut-ikutan orang di sekitar.

Ada lho orang yang kuliah S3 terus waktu ditanya kenapa alasannya, "nggak ada, biar nggak nganggur aja." Gils. Kuliah S3, tiap hari mantengin jurnal-jurnal, mikirin disertasi sampai kepala mau botak hanya dengan alasan biar nggak nganggur aja. Warbyasaaah...

4. Pilah dan pilih saran yang masuk



Ketika kamu menjalani jalan yang kamu pilih, sudah pasti akan ada banyak sekali bisikan-bisikan dari kanan kiri. Mau pilih A, orang akan komentar. Mau pilih B, orang juga mau komentar. Intinya, apapun pilihan kita, komentar orang itu akan tetap mengikuti. 

"Harusnya 'kan kalau lulusan S2 itu jadi dosen."
"Harusnya 'kan cewek itu nggak kuliah di teknik."
Daaan harusnya-harusnya yang lain..

Ingat, kita punya pilihan hidup masing-masing. Ikuti apa kata orang juga nggak akan pernah ada habisnya. So, jangan ikuti semua apa yang orang bilang ke kamu. Jadikan semua komentar yang masuk sebagai saran. Kalau memang sesuai ya ikuti aja, kalau nggak ya udah senyumin aja. 

Ini nih enaknya kalau udah punya tujuan hidup. Kita akan punya alasan yang kuat kenapa kita ambil saran atau menolaknya. Jadi, argumen akan dibalas dengan argumen. Bukan dengan perasaan.

5. Stop comparing yourself



"Si Anu enak, ya? Dia kerja di perusahaan X, terus gajinya besar. Lah gue? Gaji penghasilan segini-segini aja."

"Si Ono enak, ya? Kerjanya jadi travel blogger. Mau keliling kemana aja gratis dibayarin sponsor. Lah, gue? Di sini-sini aja."

Tiap orang punya pilihan dan jalan hidup masing-masing. Jadi yaudah, nggak usah tengok kanan kiri yang justru akan membuat kamu puter balik atau ambil jalan yang beda. Kenapa sih pilih itu, kenapa dia menjalani hidupnya seperti itu? Kenapa kita menjalani hidup yang seperti ini? Itu semua lagi-lagi karena pilihan hidup yang sudah kita buat.

Membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain hanya akan membuat kamu stress. Okelah cari inspirasi dari beberapa tokoh kece yang bisa membuat kamu makin semangat untuk berkarya. Tapi kalau sudah membandingkan? Stop! Ujung-ujungnya malah baper sendiri nanti.

6. Kejar dengan cepat

Kalau kamu sudah punya mimpi, sok atuh dikejar. Jangan tunggu nanti. Lakukan sekarang dan raih as soon as possible. Cari ilmunya. Belajar dari orang yang sudah berpengalaman. Tingkatkan skill. Pantengin channel-channel youtube yang bisa memperkaya wawasanmu. Kalau perlu magang supaya skillmu terasah. Apapun yang dapat membuat mimpimu dapat tercapai lebih cepat, lakukan!



Sekian sharing dari saya, kalau ada yang mau curhat, tanya, atau sharing apapun tentang QLC, silahkan tinggalkan komentar di bawah ini. Next, insyaa Allah saya akan bahas gimana caranya menentukan tujuan hidup. Stay tune on my blog. :)

Comments

  1. Wah..keren nih mb artikelnya.
    Makasih yaa info nya👍🙏

    ReplyDelete
  2. Mantap artikelnya mbak, suka banget liat gambar cewek berhijabnya itu.

    ReplyDelete
  3. Bagus sekali motivasinya. Intinya kejar tujuan hidup kita dan jangan terpengaruh pendapat orang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Bun. Pendapat orang yang kadang bikin kita nyerah duluan sebelum maju lagi. Padahal sebetulnya ya bisa-bisa aja meraih itu semua.

      Delete
  4. Setuju mba, tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Karena hidup kita kan kita yang menentukan.

    ReplyDelete
  5. tips nya kereeen..saya coba koment lagi ya, mbak. padahal kmrn saya yang koment tyg pertama hehe

    ReplyDelete
  6. Kembali cek satu" buat BW.. 😊
    Akhirnya bisa komen mbak...
    Artikelnya keren, masih penasaran sama tips-tips selanjutnya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih.. Langsung aja baca postingan selanjutnya yaa.. Hehehe

      Delete
  7. Panjang nyo. ..
    Tapi bermanfaat.

    ReplyDelete