Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Nov 30, 2018

Semua Berawal dari Cita-cita Punya Perpustakaan Mini Pribadi



Sejak kecil saya punya cita-cita ingin punya perpustakaan mini pribadi di rumah. Ada rak-rak berisi buku yang berjajar di rumah itu jadi impian terpendam saya. Ini bermula dari baca tag line Gramedia belasan tahun yang lalu. Yes, saya kemakan iklan memang. Dari sanalah, saya mulai addict dengan buku.

Koleksi buku-buku saya berubah genre dari masa ke masa. Dulu koleksinya apa, sekarang koleksinya apa. Tapi kalau dikumpulkan ya jadi kaya juga.

Komik

sumber : pexels.com


Saya mulai kenal dengan komik itu kelas 6 SD. Tapi nggak banyak. Orang tua saya rutin membelikan saya buku, meski budgetnya dibatasi. Jenis komiknya juga komik anak-anak semacam Doraemon, Kobo-Chan, Donal Bebek, dan semacamnya.

Bacaan komik saya mulai berkembang saat saya SMP. Awalnya diajari teman baca komik. Kan kolomnya beda dengan komik yang biasa saya baca. Bahkan bacanya dari belakang ke depan pula. Dulu ya bingung. Baca 1 komik bisa 2-3 hari. Lama betul. Lama-lama fasih. Lama-lama ketagihan baca komik dan mulai koleksi.

Dulu harga komik masih murah. 10 ribu sudah dapat. Sekarang? Mahal betul komiknya. Saya baru stop koleksi komik saat saya SMA. Eh, nggak betul-betul stop sih. Tapi mulai berkurang untuk beli-beli komik.

Novel

sumber : pexels.com



Dari komik, pindah ke novel. Saya mulai koleksi novel itu waktu SMA kalau nggak waktu kuliah. Jadi bahan bacaan saya udah mulai naik level nih. Kalau dulunya baca komik yang tipis gitu. Sekarang udah mulai naik level ke buku yang agak tebelan dikit.

Jumlah novel yang saya punya nggak banyak banyak amat sih. Mahal kaan. Sobat miskin masih pikir-pikir kalau mau beli novel. Soalnya satu novel bisa dibuat beli beberapa komik. Wkwkwk.. Tetep yaa. Dihitung semuanya.

Saya baru beli novel itu kalau abis dapet rejeki banyak gitu. Misalnya, abis dapat uang saku lebaran, uang bulanan turun. Nah, itu tuh baru beli novelnya. Kalau nggak ya nggak beli. Pinjem aja.

Buku-buku Non Fiksi

Waktu kuliah saya mulai baca buku non fiksi. Nggak banyak sih. Kalau sempat saja dan memang lagi pingin. Mulai koleksi itu waktu saya kuliah S2. Ceritanya kan mau hijrah ya, jadi buku-buku yang dibeli ya buku-buku Islami sama buku-buku persiapan menikah. Tentu saja karena maunya, lulus S2 itu nikah. Tapi ternyata Allah berkehendak lain.


salah satu koleksi buku di rumah



Koleksi buku saya makin banyak. Khasanah pengetahuan saya juga makin berkembang dari buku-buku yang saya baca itu.

Kalau sekarang saya lagi suka buku-buku parenting dan pernikahan. Gimana caranya mengelola rumah tangga dalam Islam, komunikasinya bagaimana, kalau ada anak kudu digimanain. Semuanya saya pelajari.

Sesekali saya beli buku dengan topik lain, seperti fiqih, sejarah, dan politik. Untuk memperkaya wawasan, tentunya.

Buku-buku elektro? Itu jelas punya doong. Tapi bukan yang asli. Saya biasa cetak pdf-nya aja. Beli buku yang asli itu mahal banget. Ratusan ribu gitu. Anak kuliah mana mampu yaa.. Meski waktu udah jadi dosen juga nggak beli yang asli sih. Hehehe..

Jangan ditiru ya.



Sekarang sih koleksi buku saya sudah banyaaak sekali. Tapi masih ada yang tersebar di rumah orang tua saya dan mertua. Reading list terakhir saja yang saya bawa ke Bogor. Dulu mikirnya sih cepet balik ke Jatim buat ambil barang. Tapi ternyata nggak balik-balik. Ya udah. Sabar dulu aja terpisah dari buku-buku yang lain.

Itu tadi koleksi saya, kalau kamu koleksi apa nih?

Nov 29, 2018

5 Rekomendasi Buku Best Seller yang Menarik untuk Dibaca



Siapa yang suka baca buku angkat tangan? Kalau blogger atau penulis ini wajib ya. Dari mana kita dapet inspirasi konten yang berkualitas kalau kita aja males baca.

Nah, kali ini saya akan share ke kalian semua 5 buku favorit yang recomended banget buat dibaca. Genrenya macem-macem ya. Ada yang tentang parenting, pernikahan, sampai buku politik ada juga. Tapi kelimanya adalah buku best seller. Even, topiknya begitu gaya bahasanya ringan dan mudah dipahami kok.


The Life-Changing, Magic of Tidying Up (Marie Kondo)

The Life-Changing Magic of Tidying Up - Marie Kondo
Siapa sih yang nggak kenal Marie Kondo? Itu tuh di Ratu Beberes yang keliling dunia karena metode beberes yang dia kenalkan. Mbak Marie ini kemudian nulis buku tentang keahliannya ini untuk membantu kita yang nggak bisa ketemu Mbak Marie bisa belajar juga. 

Di buku ini Mbak Marie menjelaskan gimana sih caranya merubah hidup kita yang dulunya berantakan parah, terus bisa jadi rapi banget. Nggak cuma itu, Mbak Marie juga ngajarin kita untuk menikmati proses beberes itu. Kalau sudah senang, nikmat, bahagia, pasti akan terus semangat untuk beberes dan nggak sreg kalau rumah itu berantakan.

Saya pribadi sudah mengimplementasikan ilmu-ilmu yang Mbak Marie tuliskan di buku ini. And it's work! Dulu saya suka semaunya sendiri kalau naruh barang. Rumah jadi gampang berantakan gara-gara saya. Kalaupun saya rapikan, paling hanya bertahan seminggu. Sesudah itu kembali lagi berantakan. Setidaknya, dengan ilmu yang ada di buku ini, rumah saya jadi awet rapinya. Kalau rumah rapi dan bersih itu kan enak. Jadi, happy terus.


Anti Galau Mendidik Anak 0-14 Tahun (Tim Konten Affra Kids)


Build Your Legacy : Anti-Galau Mendidik Anak 0-14 Tahun - Tim Konten Affra Kids
Buku ini tuh kado yang dikasih mahasiswa saya waktu saya mau resign. So sweet ya. Dia tahu kalau saya suka belajar parenting dan share tentang ini di blog dan instagram saya. Terus saya dikasih deh.

Buku ini cukup tebal ya. Tapi ringaaan sekali dibaca. Konten yang ada di dalamnya dijelaskan melalui banyak gambar. Jadi, asyik bacanya. Pembahasannya juga lugas dan langsung tepat pada sasaran.

Buku ini isinya langkah-langkah praktis yang bisa kita lakukan untuk mendidik anak. Mudah dipahami. Jadi, mestinya mudah juga untuk dipraktikkan.


Barakallahu laka: Bahagianya Merayakan Cinta (Salim A. Fillah)


Barakallahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta - Salim A. Fillah
Ini kado pernikahan termanis yang ditulis oleh Ustadz Salim untuk para pasangan yang baru atau akan menikah. Di buku ini banyak sekali bekal pernikahan. Mulai dari mempersiapkan walimah yang syar'i, komunikasi suami istri, hingga bagaimana cinta yang dirasakan dalam rumah tangga itu bisa dirasakan oleh banyak orang.

Saya mulai baca buku ini dari sebelum menikah. Ini sangat amat membantu saya dalam menjalani realita rumah tangga yang nggak semanis postingan instagram. Caranya memperlakukan suami itu bagaimana, kalau ada masalah bagaimana, cara komunikasi sama suami juga bagaimana, semua saya pelajari di sini.

Nah, kalau kamu pasangan yang baru aja menikah da masih bingung mau gimana. Atau pasangan yang akan menikah yang lagi berbunga-bunga sambil cenut-cenut menghadapi persiapan pernikahan. Buku ini bisa jadi solusi banget untuk kamu. Eh, pasangan yang nikahnya udah lama juga boleh kok, kalau pingin mengusahakan bunga-bunga cinta yang terabaikan itu tumbuh bersemi kembali.


Positive Parenting (Mohammad Fauzil Adhim)


Positive Parenting - Mohammad Fauzil Adhim
Kenal sama penulisnya juga, 'kan? Ini salah satu pakar parenting di Indonesia. Sering juga ngisi seminar parenting di mana-mana. Beliau juga sudah menulis banyak sekali buku yang sering dijadikan rujukan parenting.

Kali ini beliau menuliskan tentang bagaimana sih merubah pola parenting yang selama ini ada di kalangan masyarakat menjadi parenting yang positif. Boleh nggak sih marahin anak? Gimana sih mengatasi anak yang kecanduan gadget? Gimana sih caranya membentengi anak dari segala pengaruh buruk yang memungkinkan untuk dia peroleh dari lingkungannya?

Penasaran, 'kan? Yuk, langsung aja dibaca. Bahasanya mudah dipahami kok. In syaa Allah bisa banget jadi solusi praktis para orang tua yang galau dalam mendidik anak.


Cinta Indonesia, Rindu Khilafah (Muhammad Choirul Anam)


Cinta Indonesia, Rindu Khilafah - Muhammad Choirul Anam
Ini hot issue banget ya. Seakan-akan orang yang rindu akan khilafah ini adalah orang yang nggak cinta sama Indonesia. Nggak NKRI, kaum radikal, dan segala cap lain.

Buku ini memberikan gambaran kepada kita semua, benarkah ketika kita merindukan khilafah itu jadinya nggak cinta Indonesia? Khilafah itu apa sih? NKRI harga mati itu bener nggak sih? Pancasila itu ideologi atau hanya nilai-nilai luhur saja? Semua dijawab secara tuntas, lugas, dan jelas.

By the way, ini buku yang paling dicari di bookfair lho. Karena emang belinya cuma bisa online kan. Terus toko buku online, baru jualan offline kalau ada bookfair juga.

Bukunya baguuus banget. Coba deh baca.

itu tadi 5 buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca. Mostly ditulis orang yang namanya sudah tidak lagi asing di telinga kita. Semua buku ini betul-betul membantu saya dalam banyak hal. Ngurus rumah iya, ngurus suami iya, ngurus pertanyaan yang masuk dari orang juga iya.

Kalau kamu, sukanya baca buku apa nih?

Nov 28, 2018

Blog Favorit dari Masa ke Masa


Duluuu sekali, awal-awal ngeblog, bukan ini sih blogger favorit saya. Saya suka baca tulisannya Teh Suci Utami sama Karasanten yang kocak. Saya follow mereka. Jadi, kalau mereka update sesuatu pasti saya baca. Suka aja sama tulisan-tulisan mereka.

Waktu kuliah S2, saya udah jaaarang banget buka blogger. Lebih asyik main di tumblr. Terus saya nemu beberapa blog yang isinya kece banget. Beberapa orang pasti kenal nih sama mereka. Karena memang awalnya blogging, terus mereka punya buku masing-masing.

Kurniawangunadi



Saya suka tulisannya Mas Gun sebelum dia menikah. Saya nggak ngikutin dia dari awal sih, tapi waktu itu sepertinya dia lagi ngadepin life crisisnya. Dia cerita gimana dia fight sama semua itu dengan bahasa bukan curhat. Jadi bijaaaak sekali. Sampai akhirnya lahir anak pertamanya Mas Gun, Hujan Matahari.

Buku itu mostly isinya tulisan-tulisan di blognya dia. Tapi ada juga beberapa tulisan baru atau tulisan lama yang diedit lagi. Intinya sih, tulisannya bagus. Nggak heran kalau tulisannya dishare banyak orang.

Jagungrebus

Saya juga termasuk orang yang suka ngikutin tulisannya Mbak Dini Jagung Rebus. Tulisannya galak. Tapi nggak tahu kenapa saya merasa melihat diri saya itu ada di sosok Jagungrebus ini.

Dia perempuan yang milih untuk tegas sama dirinya sendiri dan terus maju meraih mimpinya. Kalau lagi galau tuh, dia suka marahin dirinya sendiri lewat tulisan-tulisan yang dia buat. Secara nggak langsung, otomatis dia ngomelin followernya yang lagi senasib sih.

Uniknya, gaya bahasa semacam ini yang jadi gaya tarik Mbak Dini. Singkat cerita, kami akhirnya temenan. Masuk ke komunitas blogger yang sama dan berinteraksi secara personal. Mbak Dini ini yang buatin desain undangan nikahan saya. Sukaaa.. Cantiiik semuanya.



Fahd Pahdepie

Dia family man buanget. Sebelum dia punya platform nulis sendiri, dia sering kan update di tumblr. Duuuh... Jadi punya banyak insight buat sangu berumah tangga. Suka aja baca keseharian dia sama keluarganya.

Edgar Hamas

Ini tulisannya nampol bener dah. Niche blognya sejarah Islam coba. Gile bener. Dia bisa gitu menampilkan sejarah dengan cara yang nggak bikin orang bosen. Bahkan, nungguin tiap postingannya dia.

Saya banyak tahu sejarah-sejarah Islam ya dari dia. Sepertinya, dia memang sedang riset tentang itu saat ini. Kan emang lagi kuliah di Madinah kan.

Sundarihana

Ini buleknya Kirana. Dia kocak banget orangnya. Suka baca tulisan dia yang kocak. Mulai baca-baca itu waktu dia jadi adminnya Retno Hening. Jadi, ibuknya Kirana umroh, terus IG dia yang pegang.

Setelah itu, dia banyak nulis di tumblr. Kocak banget waktu jagain Kirana. Suka ngasal karena emang clueless. 

Pasca pemblokiran tumblr, udah nggak pernah baca blog mereka lagi. Ribet mau buka tumblr. Akhirnya, kalau kangen sama tulisan mereka ya buka IG mereka. Tapi belakangan, dari pada tulisannya Mas Gun, saya lebih suka tulisannya Apik, istri Mas Gun. Kocak aja dia dalam menghadapi lika-liku berumah tangga.

***

Balik lagi ke blogger, semuanya udah beda. Blog yang dulu suka saya pantengin udah juarang banget update blog. Atau sayanya yang nggak tahu. Akhirnya ya punya reading list baru.



Ikut beberapa komunitas nulis, berhasil mempertemukan saya dengan beberapa penulis kece ini. Saya suka aja mampir ke blog mereka buat baca postingannya.

muyass.com



Mbak Muyass ini founder estrilook.com. Orangnya itu masya Allah getol sekali buat nulis dan menghasilkan karya. Buku punya dia yang launching tahun ini nggak cuma satu. Warbyasah.

Mbak Muyass juga suka bagi-bagi tips nulis buat para pemula. Dia ramu dari pengalaman manis, asem, asin, dan pahit yang sudah pernah dilalui. Jadi punya insight lebih buat survive di dunia kepenulisan.

jeenatassya.com



Nemu blog ini dari blogwalking BPN challenge sih. Tapi begitu baca blognya dia langsung kerasan. Kalau waktunya blogwalking, blognya dia yang saya cari. Kalau ditanya kenapa, jawabannya yaaa suka aja..

Ada sih blogger lain yang saya suka tulisan-tulisannya. Tapi di IG. Bukan di blog. Itu ada annisast sama byputy. Saya suka ilustrasi yang mereka bikin juga. Lucu aja gitu. One day, kalau belajar nulisnya udah lancaaar banget. Mau belajar gambar juga kaya Mbak Icha.

Dah, itu aja. Sekarang belum sampai 5 sih. Tapi nanti lama-lama juga bakal nemu blog mana yang bikin ayem dan betah nongkrong di sana.

Nov 27, 2018

What's in My Bag?



Isi tas perempuan itu adakalanya seperti kantong doraemon. Apa saja ada. HP, payung, buku, pouch make up, pouch toiletries, botol minum, dompet, alat jahit, mainan anak. Apa lagi ya? Banyak lah pokoknya. Kalau suami sama anak minta barang A, langsung dikeluarkan dengan mudahnya. Saking banyaknya barang yang ada di dalam tas, kadang kalau suaminya diminta untuk mengambil sesuatu dari dalam tas, dia bagaikan melihat semesta yang berjalan dan berputar sesuai orbitnya. How amazing she is.

tas cewek kalau dibuka isinya semacam ini | sumber : pexels.com


Tapi saya nggak begitu sih. Apa belum ya? Wkwkwk...

Saya sebetulnya jarang bawa tas. Kalau bisa dimasukkan ke saku, ya saya kantongin aja. Item wajib yang biasa saya bawa itu ada 3. Ini wajib banget dibawa, jangan sampai enggak.

  1. Handphone
  2. Uang tunai
  3. ATM 

3 item itu sudah mewakili seluruh kebutuhan saya. Kalau ada duit semua tenang. Kalau nggak ada duit, bisa manggil orang rumah buat bayarin. Hehehe... 


Pernah kan, saya pergi ke stasiun buat beli tiket kereta. Nggak tahunya bannya bocor. Kena paku. Bawa duit juga pas-pasan banget. Ya udah, dengan rasa percaya diri yang tinggi saya belok ke tukang tambal ban. Padahaaal duit saya ada 5 ribu perak. Tambal ban biasa aja, nggak cukup. Apalagi kalau ntar harus ganti ban. Ya udah telpon orang rumah. Minta tolong buat jemput sama bayarin uangnya.

Tapi saya hanya bawa 3 item kalau perginya nggak lama dan nggak jauh ya. Kalau lama dan agak jauh, sudah pasti bakalan bawa tas. Isinya...

 

Handphone

buat update draft sama instastoryan, menyapa para followers.. *sok ngartist XD | sumber : pexels.com

Ini fungsinya jelas ya, buat komunikasi. Kalau kepisah sama suami karena area laki-laki dan perempuan terpisah, jadi nggak sulit nyari-nyari. Terus kalau mati gaya di tempat tertentu saya bisa ngedraft tulisan, atau update story. Nulis agak panjaang gitu.

Harusnya kalau bawa HP, ya sepaket sama powerbank ya. Tapi males aja bawa powerbank. Berat. Keluar rumah juga nggak lebih dari 24 jam. Kalau jauh, bawa mobil juga. Bisa charge HP di mobil. Untuk mengantisipasi HP ngedrop saat pergi-pergi, biasanya udah saya isi full duluan. HP sekarang kan banyak yang punya fitur fast charging. Jadi, ngecharge HP juga nggak lama.

 

Dompet uang

Namanya juga dompet uang. Isinya sudah pasti uang. Nggak banyak sih sebetulnya. Paling mentok 300 ribu aja. Saya termasuk orang yang nggak suka bawa cash banyak sih. Tujuannya biar nggak kalap aja kalau masuk ke tempat belanja. Menggunakan uang cash secukupnya. Gitu. Yaaa... kadang juga failed sih. Masih suka cheating pakai debit card buat bayar ini itu. 


dompet duit sama kartu dipisahin, biar semua kartu kebawa | sumber : pexels.com


Dompet kartu

Saya punya 3 kartu debit yang berasal dari bank yang sama. Ada beberapa member card dan sudah pasti kartu-kartu penting yang lain. Ini selalu saya bawa sih. Jadi, kalau butuh apa-apa tinggal ngeluarin. Saya punya 3 rekening di bank yang sama tujuannya biar mantau lewat m-bankingnya mudah. Oh, tabungan saya ada segini. Uang untuk anak asuh sudah terkumpul sekian. Uang belanja bulanan sisanya segini.

Pakai dompet kartu itu memudahkan untuk mencari kartu-kartu ini. Kan kartunya yang mana kelihatan ya. Untuk kartu ATM juga walaupun banknya sama, pasti ada bedanya kan. Kalau saya taruh dompet itu suka ribet pas mau ambil. Makanya, saya pakai dompet kartu.

Enaknya lagi, kalau saya mau naik kereta atau pesawat, nggak perlu repot ngeluarin KTP. Saya sodorin aja sedompetnya. Tempat nyimpan kartunya transparan kan, jadi bisa keliatan.

Botol minum

Saya orangnya mudah haus. Jadi kalau nggak bawa minum itu suka mati gaya gitu. Kan nggak semua tempat yang dikunjungi dekat toko, warung, atau mini market yang jual minum. Jadi, sudah pasti ini akan ada di dalam tas. 

Kalau bawa mobil, semua botol minum yang saya punya saya keluarin. Di isi dan ditaruh di tempat botol, di bagian pintunya. Tujuannya, kalau yang di tas abis. Masih ada cadangannya.

Kunci rumah

bawa sendiri-sendiri, biar greget | sumber : pexels.com


Ini agak aneh sih. Karena saya dan suami bawa kunci sendiri-sendiri kalau keluar bareng. Biar cepet aja sih. Suami kunci pintu, saya buka pager. Suami ngeluarin kendaraan, abis itu saya kunci pakai kunci saya. Kalau kuncinya cuma satu itu jadi lama tunggu-tungguan. Nggak cepet berangkat. Ada sekian menit yang terbuang buat memastikan rumah aman.

KTP sementara

Saya belum punya E-KTP yang baru sejak pindah ke Bogor. Katanya sih belum ada blankonya. Jadi ya masih pakai kertas gitu. Ini yang suka bikin ribet sih. Mau nggak dibawa itu surat penting yang suka ditanyain. Kalau dibawa itu kok gedhe banget. Kayak surat itu lho. Kertas A4.

Sementara ini sih saya taruh zipper, biar nggak basah kena hujan dan nggak cepet rusak. Bisa aja sih saya masukin dompet. Tapi jadi bejubel gitu nanti jadinya dompet saya. Terus ada kemungkinan rusak juga.

Ini nggak tahu kapan blanko E-KTPnya ada. Saya juga belum check ke kecamatan sih.

Pouch make up

Jangan dibayangin gedhe banget ya. Terus ada alat make up lengkap. Enggak kok. Pouch ini isinya cuma compact powder sama lipstick aja. Sengaja saya kasih pouch biar nggak kececer aja. Terus kalau saya lagi jerawatan, saya tinggal tambahin obat jerawat ke pouch ini.

Even di bawa ke mana aja. Saya agak jarang touch up make up sih. Baru touch up kalau udah lamaa banget keluarnya. Itu kan muka udah lusuh banget ya. Saya kasih bedak sama pakai lipstick tipis-tipis biar keliatan seger.

Pouch toiletries

Ini barang yang baru-baru ini terus saya bawa setelah ikut seminar kesehatan reproduksi wanita. Kata Bu Bidan, kalau ke mana-mana itu harus bawa panties cadangan, pembalut, kantong plastic kecil, sama tissue. Panties itu ya buat ganti yang jelas. Kita kan nggak bisa memastikan apakah abis pipis itu pas cebok betul-betul bersih. Kalau buat sholat kan meragukan juga. Jadi, sebaiknya ganti panties sebelum sholat. Panties juga harus diganti kalau udah kerasa basah.

Kenapa sih nggak pakai panty liner aja? Kata Bu Bidan sih nggak boleh dipakai terlalu sering. Dari pada pakai panty liner, lebih baik ganti panties aja. 



Kantong plastic kecil fungsinya jelas ya. Buat nyimpan panties atau pembalut yang sudah dipakai. Tissue juga fungsinya jelas. Buat mengerinkan Miss V setelah buang air. Biar nggak terlalu lembab. Harusnya sih ditambah lagi sama strong acid kangen water. Tapi saya belum beli sampai saat ini juga.

Oya, selain item-item tadi. Saya tambahin lagi sama tissue basahnya detol buat antiseptic. Terus alas toilet duduk, biar tetep bersih kalau kebetulan kedapetan toilet duduk. Rempong sih. Tapi demi kesehatan organ reproduksi, kenapa nggak? Soalnya, kalau ini diabaikan, bisa muncul jamur karena Miss V terlalu lembab. Itu gatel banget ‘kan. Mana nyaman pergi ke mana-mana kalau gatel begitu.

Kotak kacamata

Hampir aja kelupaan. Ini juga item wajib yang pasti ada di dalam tas. Mata saya ini minus dan alergi lensa kontak. Jadi bisanya pakai kacamata aja. Saya agak risih gitu kalau kacamata saya kotor. Itu ngeganggu penglihatan aja. Jadi suka saya bersihkan kalau udah mulai kotor. Kotornya biasa kena keringat, debu, kesenggol tangan. Macem itu.



Udah ya. Itu aja item wajib yang biasa menemani saya kalau pergi-pergi. Isinya bisa nambah sesuai kebutuhan. Even itemnya banyak, sebetulnya itu masih cukup lho masuk tas kecil. Jadi, tetep praktis. Kalau kamu, item apa aja nih yang selalu dibawa pergi?

Nov 26, 2018

5 Tempat Makan Favorit yang Nggak Bikin Kantong Jebol



Siapa yang suka kulineran angkat tangan? Tempat makan seperti apa sih yang biasanya kamu datangi? Tempat makan yang instagramable, kah? Tempat makan yang menu-menunya mampu menggoyang lidah? Ataukah tempat makan yang murah meriah? Kalau saya sih mana aja boleh, yang penting enak. Inilah 5 tempat makan favorit saya. Harganya dijamin nggak bikin kantong jebol.

1. Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh

Mie Aceh | sumber : www.qraved.com


Nama warungnya emang gitu. Pondok Bangladesh Rajanya Mie Aceh. Seperti namanya, dia jual aneka macam Mie Aceh. Ada Mie Aceh Telor, Udang, Cumi, Daging, Daging Telor, Spesial, sama Spesial Telor. Kita bisa request yang goreng, tumis, basah, atau yang kuah.

Kalau saya sih, sukanya Mie Aceh Tumis Daging Telor. Kuahnya Mie Aceh Tumis itu nggak banyak, tapi ada. Rasanya juga endeus banget.

Oiyaaa... Ada Mie Aceh Kepiting juga. Tapi nggak pernah cobain sih. Males rempong makan kepitingnya aja.

Pondok Bangladesh ini cabangnya ada banyak ya. Ini kayaknya frenchise gitu deh. Kalau saya, biasanya beli di Pondok Bangladesh Jalan Pajajaran, Bogor. Cabang yang ada di sini itu sebetulnya pelayanannya nggak bagus-bagus banget sih. Kalau beli minum di sini selalu bikin emosi jiwa karena lamaaa banget. Kalau nggak gitu, sering nggak ada.

"Es jeruk ya."
"Jeruknya abis, Teh."
"Yaudah, kalau gitu jus alpukat ya."

Sekian menit kemudian, bukan jus alpukat yang keluar, tapi jus mangga. Suami protes, tapi saya udah tak kuasa nahan lapar. Apa aja boleh dah.



Kalau malam minggu ke sini ya rame banget. Emang enak mienya. Enak banget. Even pelayanannya nggak bagus-bagus amat, tetep selalu pengen ke sini lagi karena mie acehny enak banget. Rempahnya itu kerasa banget, tapi nggak medok. Jadi, masih bersahabat di lidah.

Oya, harga mie bervariasi ya. Dari Rp 20.000,- sampai Rp 50.000,-. Tenang, cuma mie kepiting aja yang mahal. Sisanya 20ribuan. Minuman di sini harganya standar warung makan sih. Variannya banyak juga. Ada Teh Telor, Teh Tarik, sama teh apa lagi gitu yang khas Aceh, lupa. Sisanya ya macem es jeruk, es teh, dan semacamnya.

Kalau disuruh nilai dari 1-5 bintang, aku kasih 3 bintang. Soalnya makanannya aja yang enak banget. Tapi pelayanannya agak-agak gimana gitu.

2. Mie Ayam Bojo Loro

Mie Ayam Ceker yang menggoda selera.. hmmm | sumber : www.jolygram.com/@cemalcemilbogor


Ini makanan favorit yang lain di Bogor. Kalau abis jalan-jalan sama suami. Terus laper, pasti mampir sini. Selain deket dari rumah, mie ayam sini itu enak bangeeet.

Mie yang dijual nggak cuma mie ayam aja, tapi juga ada mie yamin dan kwetiau. Sementara ini sih yang udah dicobain baru mie ayam dan yamin aja. Mie ayamnya enak, tapi lebih enak mie yamin. Gurihnya masuk banget ke tiap helai mienya. Enak lah pokoknya.

Kalau main-main ke Bogor, coba deh mampir sini. Lokasinya ada di Jalan Dr. Sumeru, Kota Bogor ya.

Mienya enak-enak. Bisa pilih topping pangsit, baso, ceker, atau kombinasi dari 3 item tadi. Minumannya standar minuman di warung makan sih. Tapi ada es doger juga yang enak banget. Kebetulan saya penggemar es doger. Hehehe...

Warungnya rameee terus. Pelayanannya cepet sih sebetulnya. Tapi ya karena rame itu jadi tetep harus nunggu dulu.

3. Ta Wan Restaurant- Galaxy Mall

Duuuh kangen banget ke Tawan sama Geng Makan Anaconda.

Dulu, waktu masih di Surabaya lumayan sering ke sini. Ini restorant di dalam mall gitu. Jadi kalau dibandingkan dengan 4 tempat yang saya sebut di postingan ini, tempatnya emang yang paling pewe.

Ta Wan Restaurant sebelum direnov bentuknya begini, sekarang udah beda lagi layoutnya | sumber : foodgrapher.com


Kelihatannya emang makan di restorant ya. Makan mahal. Padahal ya enggak. Menu favorit kami nggak mahal soalnya. Bubur. Wkwkwk..

Eh, tapi emang enak lho. Paling suka bubur jagung sama bubur ayam telor pitan. Itu enak banget.

Biasanya pesen yang large 2 mangkok. Itu udah kenyang banget dimakan orang 3. Kalau laper banget bisa habis 2 mangkok gedhe. Tapi kalau lapernya biasa aja, amannya beli 1 large, 1 reguler. Kami beli mangkok large karena emang nggak mau rugi sih. Bedanya cuma seribu dua ribu aja coba. Ya mending large.

Minumnya jus semangka yang sueger banget. Ini agak mahal ya. Jus semangka aja Rp 17.000,-. Kalau buburnya palingan 25-29ribu. Porsi large ditambah seribu atau 2 ribu.

menu favorit kami, bubur ayam telor pitan | sumber : foodgrapher.com


Sukanya lagi makan di Tawan itu karena mereka suka bagi-bagi voucher makan. Jadi lumayan banget dapat potongan harga pas makan di sini.

Tawan itu ada banyak cabangnya sih. Kalau di Surabaya, ada di Galaxy Mall sama di Tunjungan Plaza yang saya tahu. Lainnya belum tahu lagi. Bahkan, saya belum tahu di Bogor ada apa nggak.

4. Sop Ayam Pak Min Klaten

Sop Ayam Pak Min Klaten | sumber : www.zoomato.com


Sebetulnya, saya bukan penggemar ayam. Kalau bikin kaldu, saya menghindari kaldu ayam karena menurut saya rasanya akan eneg sekali. Jadi, macem nggak mungkin saya bisa menikmati sop ayam.

Dulu, waktu lewat warung sop ayam sih cuma saya liatin doang. Nggak minat beli. Sampai akhirnya saya terjebak di sini. Abis dinas di luar kantor, terus makan siangnya diajakin ke sini sama rombongan. Laper berat kan. Ya udah. Ikutan makan deh.

Sruputan pertama begitu menggoda. Kuahnya anget. Ada aroma jahe sama merica yang bikin kerasa anget di perut. Enyak.

Menu pertama saya waktu beli di sini sop ceker pisah. Kuahnya enak, cekernya empuk. Jadi nikmat makannya. Setelah makan pertama itu, saya ketagihan dan jadi cukup sering ke sana.

Menu yang biasa saya pilih itu ceker. Kalau nggak ada baru sayap, ati ampela, atau paha bawah. Saya nggak terlalu suka daging ayam yang tebal. Makanya pilihan saya ya itu-itu aja.

Harganya terjangkau juga. Kalau makan di sini berdua sama suami, palingan habis 50an ribu aja. Itu beli di cabang Yasmin, Bogor ya. Sepertinya beda kota beda standar. Harganya juga beda. Di Surabaya, harganya lebih murah. Tapi nasinya lebih sedikit dari yang di Bogor. Kalau rasa sih semua sama. Sama-sama enak.

Sop Ayam Pak Min Klaten ini tiap kali makan selalu bikin penasaran sama gimana cara buatnya. Soalnya, beberapa kali buat kaldu ayam itu, lemaknya selalu keluar buanyaaak sekali. Itu kan yang bikin eneg. Di Sop Ayam Pak Min Klaten ini beda. Kuahnya nggak terlalu banyak minyaknya. Dibuang apa gimana ya? Atau jenis ayamnya yang beda?

5. Warung Harta Berlimpah

Warung ini termasuk warung andalan waktu kuliah dulu. Menunya masakan rumahan macem sop, sayur asem, rawon, sama pecel. Rasanya itu macem buatan masakan buatan ibu. Enak. 

Ini bukan nasi pecelnya warung harta berlimpah sih, tapi nggak asyik kalau nggak ada gambarnya | sumber : yukpigi.com


Paling suka sama pecel terus lauknya pakai tempe dan peyek udang. Dulu, pernah kan temen-temen saya nitip bungkusin makanan. Menunya terserah saya katanya. Terus saya beliin itu. Begitu ngebuka bungkusnya saya dibully. Kok lauknya tempe aja gitu. Tapi begitu makan peyek udangnya. Diem semua. Besoknya mereka titip menu yang sama. Bahkan sampai mau wisuda, kalau makan menunya itu.

Seenak itu memang. Tapi tempatnya agak nggak representatif. Warungnya itu keciiil sekali. Sederhana sekali lah warungnya. Tapi masakannya enak. Harganya juga murah. Sangat bersahabat dengan kantong mahasiswa. Di area dekat kampus saya dulu, jarang-jarang ada masakan enak yang harganya murah. Kalau enakan dikit, harganya agak mahal. Kalau murah, rasanya anyep. Ini beda. Juara lah pokoknya.


Nov 25, 2018

Saya Itu Orangnya ....



Saya sebetulnya agak bingung kalau diminta untuk menyebutkan fakta tentang diri sendiri. Jadi, tadi malam saya coba wawancarai Pak Suami untuk menyebutkan 5 fakta terkait diri saya. Dan inilah jawabannya beserta konfirmasi dari saya.

1. Pelupa


Duh, kalau soal urusan ini memang agak parah sih. Ini sebetulnya alasan kenapa saya bawa planner atau journal ke mana-mana. Ya karena saya suka lupa.

3 bulan setelah menikah adalah fase memasuki realitas yang sebenarnya. Saat itulah suami mulai protes kenapa sih saya suka lupa-lupa melulu. Lupa nutup magic jar. Lupa buang botol yakult. Lupa naruh barang pada tempatnya. Tapi itu memang lupa.

Jadi kalau saya sedang mengerjakan sesuatu, ambil nasi misalnya. Jangan sampai ada distraksi sampai magic com itu tertutup atau saya akan membiarkan dia terbuka begitu saja sampai ada yang bilang...

"Dek, kok nggak ditutup?"

Tragedi botol yakult dan barang-barang lain juga sama. Saya lebih mudah mengingat agenda mingguan saya dibanding hal-hal kecil semacam ini. Tapi hal kecil kalau kelewat mulu yaaaa ngeselin juga sih.



Hal yang paliiing sering saya alami adalah mau ke ruangan tertentu untuk ambil barang. Begitu sampai pintunya, saya lupa mau ngapain. Akhirnya ada delay sekian detik untuk ingat-ingat saya itu ke situ mau ngapain.

Kalau nggak ingat, saya balik lagi. Pas mau pakai, ingat lagi. Ke ruangan yang tadi, lupa lagi. Segitunya.

Makanya saya buat jurnal untuk mencatat seharian saya harus ngapain dulu. Jadi pagi sekali, setelah bangun pagi dan memulai banyak aktivitas, saya buka jurnal saya dan nulis apa yang mau saya lakukan hari ini. Jam berapa saja. Saya berusaha untuk tidak membuat agenda dadakan setelah menulis itu. Karena efeknya luar biasa, kacau semua. Agenda dadakan saya terima minimal satu hari sebelumnya. Supaya pagi hari ketika saya membuat schedule, semuanya jelas. Mau ngapain aja dan jam berapa.

Journaling itu sangat amat membantu saya untuk mengurangi lupa-lupa. Kalau lupa mau ngapain, sudah ada listnya. Oke, saya harus begini.

ini daily journal saya, isinya jadwal harian dan to do list


Untuk mengerjakan perkara tertentu yang butuh konsentrasi, saya akan menghindari semua gangguan yang ada. Fokus ke satu hal saja dulu. Ini membantu saya untuk segera menyelesaikan pekerjaan juga. Kalau semua pekerjaan selesai dengan baik, tidak menumpuk dan beranak pinak, daya ingat saya juga meningkat. Soalnya, suka mikir, oh ya ini belum, itu belum, harus gini, harus gitu, kalau punya banyak pekerjaan yang diselesaikan.

2. Mudah Lapar



Dalam periode tertentu, saya akan mudaaaah sekali lapar. Saya bisa lho makan lebih dari 3x sehari. Apalagi kalau lagi banyak deadline nulis. Sedikit-sedikit lapar.

Kalau ada suami di rumah pasti saya minta untuk menemani makan. Alhasil, perut suami semakin maju ke depan.

Saya? Tetap langsing dong. Memang perawakannya tidak mudah gemuk. Hehehe...

3. Kalau Lapar Suka Cranky



Ini juga benar. Saya suka rewel kalau lagi lapar. Rewel minta ditemani makan. Rewel minta makanan tertentu juga.

Kalau laper juga saya jadi agak senggol bacok gitu. Ngambekan. Tapi semua berakhir kalau sudah kenyang.

4. Morning Person



Di rumah, biasanya memang saya yang bangun duluan. Saya biasa bangun kurang dari jam 4 pagi. Sholat dulu, tilawah Quran sebentar, lalu leyeh-leyeh sambil mengumpulkan semua kekuatan untuk masak, bersih-bersih rumah, dan aktivitas lainnya. Sambil leyeh-leyeh, kadang baca buku, kadang main instagram, kadang main game, blogwalking, atau nonton video terkait konten yang mau saya tuliskan.

Kisaran jam 6 saya mulai menulis jurnal, lalu memasak. Kadang juga dibalik sih urutannya. Masak dan sarapan dulu. Baru nulis jurnal.

Bangun sepagi itu dan menjalankan rutinitas sebanyak itu, apa nggak ngantuk? Ya ngantuk. Tapi nggak bisa tidur juga. Saya baru bisa tidur lagi kisaran jam 7, kalau tidur bangunnya bisa siang. Waktu saya bisa habis untuk tidur saja. Jadi, saya padatkan aktivitas supaya tidak cepat ngantuk di pagi hari. Siang hari, setelah makan siang dan sholat biasanya saya tidur siang. Kira-kira satu jam lah.

Hehehe.. Kayak bocah ya? Nggak apa-apalah. Lagian kalau ngantuk mana bisa mikir. Mau dipaksa juga nggak akan maksimal hasilnya.

5. Suka Cobain Resep Baru



Saya suka bereksperimen dengan resep baru memang. Nggak semuanya resep dari cookpad atau ala-ala cheff gitu. Kebanyakan malah ngawur, hanya untuk menghabiskan stock bahan di dalam kulkas. Kadang cari referensi resepnya cheff atau ibu-ibu di cookpad terus saya modif. Sekali lagi, berdasarkan ketersediaan bahan ya.

Saya buat resep-resep baru begitu sebetulnya bukan buat suami sih. Tapi lebih ke diri sendiri. Suami saya nggak pernah protes saya masak apaa aja. Di makan aja semuanya. Bahkan sayur kemarin yang diangetin terus juga dia mau-mau aja. Tapi saya yang suka pilih-pilih. Suka bosen dan nggak mau makan kalau menunya nggak asyik. Even lagi laper berat. Makanya, tadi. Jadi suka cranky.


Itu tadi 5 fakta tentang saya. Menurut suami sih gitu. Ya emang gitu sih. Hehehe...

Nov 24, 2018

Social Media, Bad or Good Things?



Hari ini, kita itu tumbuh di era social media. Orang belajar dari social media. Orang berbagi lewat social media. Orang terhubung dengan yang lain melalui social media. Bahkaaan, orang jualan juga lewat social media. Mau bukti? Coba deh cek HP masing-masing. Gabung ke berapa grup Whatsapp saat ini? Saya yakin pasti banyak banget. Bahkan sampai pusing sama notifikasinya

Social Media Membantu Menaikkan Traffic



Buat saya, social media betul-betul bisa membantu saya untuk membagikan konten-konten positif yang saya miliki, update blog post, dan tentu saja untuk menaikkan traffic. Blogger-blogger mau newbie atau pun sudah profesyenel pasti sepakat dengan hal ini.

Ya memang tidak dapat dipungkiri, kalau kenaikan traffic blog itu salah satunya karena pengaruh engagement yang baik di sosial media yang mereka miliki. Tiap post sesuatu, orang pada kepo terus berkunjung ke link yang dibagikan. Jumlah pengunjung blog naik. Ada yang meninggalkan komentar, ada juga yang jadi silent reader. Diem-diem suka ngikutin tulisan-tulisan kita. Macem secret admirer gitu. 


Konten yang Berkualitas dan Konsistensi

Kalau sadar betul bahwa sosial media berpengaruh besar pada engagement yang kita terima. Pasti diseriusin tuh. Saya termasuk orang yang mulai serius untuk memperhatikan hal ini. Nggak semua sosial media sih yang saya urus. Nggak sanggup juga maintain segitu banyaknya. Cukup perbaiki konten di blog dan instagram. Terus bangun konsistensin untuk terus update di keduanya.



Konten yang berkualitas dan konsisten itu bisa mempertahankan followers untuk tetap duduk anteng di akun yang kita punya. Apalagi, sekarang beberapa sosial media sudah menggunakan algoritma yang beda dari sebelumnya.

Saya ambil contoh instagram aja ya. 

Coba deh inget-inget lagi. Dulu, waktu awal-awal kemunculannya, instagram akan menampilkan postingan berdasarkan waktu post. Jadi, postingan yang muncul di home kita, urut dari siapa (orang yang kita follow) posting duluan. Sekarang? Hanya postingan orang-orang yang sering kita lihat yang akan muncul dipermukaan. Saya sendiri bahkan tidak melihat postingan dari banyak sekali akun yang saya follow. Paling ya itu lagi, itu lagi.

Dulu, saya kira memang mereka nggal update konten. Ternyata update. Tapi saya yang nggak tahu. Story pun demikian. See?

Bayangkan kalau kita jarang post konten. Secara otomatis, konten kita akan tertimbun oleh postingan yang lain. Orang yang dulunya suka nongkrongin konten yang kita kasih, jadi sulit untuk menjangkau. Nah, kalau udah kayak gini. Mau berharap traffic naik? Mimpi aja kali.



Konsisten untuk update konten, tidak bisa dipungkiri bahwa itu semua memakan waktu yang banyak. Saya sendiri butuh waktu tidak hanya satu atau dua jam saja untuk blogging. Tapi bisa dari pagi sampai malam. Ini sudah riset, nulis, editing gambar, share tulisan, bangun opini di instagram, balesin komen, dan blogwalking. Adakalanya, saya merasa kayak orang gila. Kok bisa segitunya gitu. Tapi ya kalau mau cepet jadi pro ya harus belajar dan latihan terus kan?


Ketika Social Media Memegang Kendali



Menggunakan social media untuk mendrive traffic itu bagus. Kalau traffic naik, engagement bagus, kualitas konten bagus juga, bukan tidak mungkin pintu rejeki akan terbuka lebar dari sini. Coba aja lihat berapa banyak orang yang dapat pemasukkan dari pemanfaatan social media yang dia punya. Yes, itu hal baiknya.

Di sisi lain, karena terlalu lama pegang HP. Tanpa sadar, tiba-tiba kita udah kecanduan dan kena nomophobia. Takut jauh dari HP. Gelisah kalau nggak pegang HP. Ada yang begini? Buanyaaak. Termasuk saya.



Niatnya sih promote blog, eh, mampir akun online shop, mampir akun-akun seleb, nontonin tingkahnya bocah-bocah selebgram. Close instagram, buka facebook. Masih dengan niat yang sama, tapi eksekusi yang beda dari niat. Tanpa sadar, kita udah menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk scrolling sana sini. Apa kabar dengan produktifitas? Yaaa gitu deh.

Social media itu macem pedang dengan 2 mata pisau. Ada sisi baik, tapi juga ada sisi buruknya. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan itu saja. Kalau sosial media cuma dipakai upload muka doang, scrolling akun gosip, kepoin mantan, ya hanya kan membuang banyak waktu. Tapi kalau sosial media bisa dimanfaatkan untuk hal lain, seperti marketing dan dakwah. Pasti akan jauh lebih bermanfaat.

Strategi Bersosial Media



Pemanfaatan social media untuk hal-hal baik itu juga butuh strategi. Tujuannya, agar waktu kita tidak tersita hanya untuk bersosial media. Gara-gara asyik promosi, dari pagi sampai malam pegamg hapeeee mulu. Cucian nggak keurus, rumah berantakan, nggak pernah sosialisasi dengan dunia nyata.

Ya jangan gitu juga. Atur waktu. Buat jadwal kapan mau nulis, editing, post, dan share.

Intinya sih, baik buruknya sosial media itu tergantung dari bagaimana kita memanfaatkan sosial media ini. As long as, kita mampu memegang kendali, ya kita bisa memperoleh manfaatnya. Tapi kalau tidak ya akan punya dampak buruk pada kita. Kalau kamu, dampak mana nih yang didapat dari bersosial media? Baik, kah? Atau buruk, kah?

Nov 23, 2018

Alasan Bergabung di Blogger Perempuan Network



Saya mulai nulis di blog sudah lamaaa sekali. Tapi ya gitu. Nggak ngerti apa-apa tentang dunia blogging. Saya tahunya cuma nulis. Udah, gitu aja. Mana tahu soal promosi blog, menjalin networking, editing tulisan dan visual. Sama sekali tidak tahu.

Apalagi setelah pindah ke Tumblr. Traffic dan tampilan mana diurus. Semua interaksi lebih banyak di laman birunya tumblr dibanding berkunjung ke link. 

Saya baru tahu blogging itu nggak cuma nulis setelah ikut kelas blog. Di sana saya diajari bikin blog baru, merubah tampilan supaya kelihatan cantik, ngatur gadget, sampai ke promosi blog. Iya, tujuan blogging memang buat nulis. Tapi kalau cuma dibiarkan mengalir, apa bisa membawa manfaat untuk banyak orang? Berapa orang yang bakal mampir ke blog saya kalau saya cuma diemiiin aja itu blog? Ya nggak banyak. Dan susah mau jadi banyak.



Dari sana, saya mulai tahu kalau blogwalking dan promote tulisan itu jadi salah satu part dari blogging yang tidak terpisahkan. Kita butuh traffic, butuh pembaca supaya manfaat yang ada dari tulisan kita bisa tersebar tidak hanya untuk diri sendiri. Akhirnya, mulai tuh saya share-share tulisan saya di berbagai media sosial yang saya punya. Tapi efeknya B aja. Nggak yang bombastis gimanaaa gitu. Pageviewnya memang naik, tapi nggak sebanyak yang saya harapkan.

Ini masih belum blogwalking ya. Saya masih belum tahu bagaimana cara mulai menemukan blog yang bisa dibaca gitu. Gimana caranya saya mulai blogwalking kalau link blog yang saya tahu itu-itu aja.

"Gabung ke komunitas aja, Lel."

Gitu kata senior saya. Dari situ, saya mulai kepoin blognya dia. Senior saya gabung di komunitas apa aja sih? Saya kepoin, cari tahu cara daftarnya, dan kalau sudah gabung nanti saya harus gimana. Pencarian ini akhirnya mempertemukan saya dengan Blogger Perempuan Network. Iya, setelah sekian tahun lamanya blogging, baru tahu ada komunitas ini. Dan inilah alasan-alasan saya bergabung di Blogger Perempuan Network.



1. Belajar blogging



Kali ini saya betul-betul serius blogging, sedangkan ilmu saya masih cetek banget. Saya berharap dengan bergabung di Blogger Perempuan Network, saya jadi bisa banyak belajar dari blogger-blogger lain di dalamnya. Saya suka kepoin satu-satu blogger-blogger yang kece badai. Itu kok bisa ada gambar-gambar yang lucu ya? Dia pakai apa ya? Kok temanya bagus ya? Dia ambil dari mana ya? Keingintahuan saya mendorong saya untuk belajar lebih. Dan akhirnya blog saya bisa seperti sekarang. 

PR blogging sebetulnya masih banyak. Dan saya masih terus belajar lagi. Btw, saya juga suka kepoin instagramnya Blogger Perempuan juga. Di sana, mereka suka ngasih tips blogging. Jadi, saya bisa mulai evaluasi dan berbenah dari tips-tips yang disampaikan. Cukup membantu.

2. Menambah jumlah pengunjung



Kalau kepoin blog orang lain itu, hal yang selalu saya perhatikan pertama kali adalah total pageview yang dia punya. Kalau besaaaar sekali sampai jutaan gitu, saya bertanya-tanya dalam hati, "kok bisa ya?" Ternyata caranya dengan blogwalking. Kita tinggal drop link di post yang sudah disediakan, terus berkunjung ke blog yang lain, meninggalkan komentar, terus nunggu mereka mengunjungi balik blog kita. Dan beneran lho, traffic saya naik. Dulu, pageview sehari nggak sampai 10. Sekarang bisa jauh dari itu. Pageview yang naik gila-gilaan setelah promote link di Blogger Perempuan dan blogwalking bikin saya ketagihan. Sekarang tiap nulis langsung promote dan blogwalking. Biar naik trafficnya. Hehehe...

3. Memperluas networking



Bergabung di dalam komunitas, kita akan ketemu dengan banyak orang yang punya kesukaan yang sama. Ini menyenangkan sekali. Kalau saya nggak bisa, saya bisa belajar ke senior. Kalau saya bisa dikit, saya juga akan ditanya dan berbagi ke yang lain. Bagaimanapun blog saya bisa begini karena bantuan banyaaak sekali pihak. Bahkan ada yang telaten sekali ngajari saya. Jadi, nggak ada salahnya toh kalau saya ikutan berbagi seperti mereka. 

Dari komunikasi semacam ini, saya jadi kenal banyak orang. Relasinya betul-betul bertambah. Mereka yang suka nyeret saya untuk ikut lomba atau kasih semangat buat ikutan challenge tertentu. Seru sih. Jadi makin semangat gitu. 

Kalau kenalannya makin banyak, networking yang dipunya juga akan semakin lebar. Tidak menutup kemungkinan pintu rejeki juga akan terbuka semakin lebar. 

Itu sih, alasan saya ikut komunitas dan gabung di Blogger Perempuan Network. Kalau kamu, ikut komunitas blogger yang mana nih? Dan apa alasannya?