Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Jul 30, 2021

Hoala & Koala, Lagu dan Animasi 3D untuk Anak Indonesia




Boleh dibilang, tahun 90-an merupakan era kejayaan lagu anak Indonesia. Buat yang seangkatan sama saya, pasti tahu banget kalau hampir semua stasiun TV punya acara yang menampilkan lagu-lagu anak. Bukan Cuma di TV aja sih, radio juga. Terus, kalau kita jalan-jalan dan mampir pusat perbelanjaan, lagu-lagu anak akan diputerin juga.

Dulu, penyanyi cilik itu buanyak banget. Kita mungkin masih ingat juga nama-namanya. Ada Eno Lerian, Trio Kwek-Kwek, Maisy, Joshua, dan masih banyak lagi. Tapi sayangnya, seiring berjalannya waktu kok regenerasinya kaya nggak ada gitu. Entah, memang betul-betul tidak ada atau giman, ini yang sebetulnya perlu dicari tahu sama-sama.

Alasan Kelangkaan Lagu Anak

Lagu Anak Indonesia

Kalau ditanya apakah lagu-lagu anak ini mulai ditelan bumi? Sebetulnya, nggak juga ya. Kita sendiri sebagai orangtua masih memperdengarkan lagu-lagu anak yang dulu pernah kita pelajari dari orangtua kita atau penyanyi-penyanyi cilik dulu. Bahkan, ada juga orangtua atau bahkan musisi yang masih berusaha untuk menciptakan lagu-lagu anak ini.

Sayangnya, ini masih kalah dengan lagu-lagu dewasa yang diperdengarkan ke telinga anak. Bisa jadi, orang-orang ini nggak ada niatan juga untuk memperdengarkan lagu-lagu dewasa. Tapi, karna telinga anak ini masya Allah sensitif betul ya. Denger apa langsung nyantol. Akhirnya, ketika mereka dengar lagu-lagu dewasa, ya yang dinyanyikan lagu-lagu dewasa juga.

Keren, tapi miris. Dulu, anak-anak nyanyinya lagu-lagu anak. Nyanyi lagunya Bu Kasur atau Papa T. Bob. Sekarang? Antara lagu-lagu TikTok, dangdut koplo, atau cinta-cintaan. Hadududuh.

Mungkin, ini yang membuat industri lagu anak jadi makin merosot. Pasarnya nggak kelihatan. Kalah sama lagu-lagu tadi. Akhirnya, apa yang makin sering anak-anak dengar ya bukan lagu-lagu yang sesuai dengan usianya.

Kita tahu juga banyak upaya yang sudah dilakukan untuk menghidupkan lagu anak lagi. Ada ajang pencarian bakat untuk regenerasi penyanyi cilik yang baru. Kalau ini ada, mestinya lagu-lagu anaknya juga sudah disiapkan dong. Tapi, ya itu tadi. Kalah pamor.

Jadi, memang bukan nggak ada. Tapi, dia bagai bak ditelan bumi karna lagu-lagu yang disodorkan ke anak-anak lebih banyak lagu-lagu dewasa.


Kenapa Anak Harus Mendengarkan Lagu Anak?



Lagu Anak Indonesia

Kita sudah tahu ya masalahnya ada di mana. Bukan karna anak-anak yang nggak mau dengerin, tapi kita nih orang-orang dewasa yang kurang memperdengarkan lagu-lagu anak ini ke anak-anak. Jadi, kalau mau lagu anak Indonesia bangkit lagi, maka kita pula yang harus memperdengarkan ke anak-anak.

Iya, tahu. Nggak semua sepakat dengan hal ini. Mungkin, ada sebagian orang yang masih mikir, "emang kenapa harus memperdengarkan lagu anak?"

Coba deh diingat-ingat lagi. Waktu kecil dulu, kita banyak belajar dari lagu-lagu anak bukan. Kita belajar cuci tangan, adab makan, keseharian dari lagu anak. Kita bisa kenal aneka macam satwa dari lagu. Kita tahu suatu tempat lewat lagu anak. Bahkan, dulu kita menghafal ini itu juga melalui lagu.

Iya apa iya?

Apakah alasan-alasan ini belum cukup untuk mulai memperdengarkan lagu sesuai dengan usia anak?

Oke, saya tambah. Dulu, kita belajar ini itu lewat lagu. Alhamdulillah, lagu yang kita dengar memang lagu yang sesuai dengan usia kita. Belajar menabung, belajar hormat guru, hormat sama orangtua, dari lagu. Kebayang nggak sih kalau yang didengar adalah lagu tentang perselingkuhan, lagu galau cinta-cintaan, atau lagu-lagu yang nggak senonoh lain. Kebayang nggak sih apa input yang masuk ke kepala anak?

Ya jangan salahin anak kalau masih SD udah kepingin pacaran. Udah ngomongin cinta-cintaan antara lawan jenis. Masukan yang kita kasih ke kupingnya aja begini.

Jadi, yuk mari. Kita mulai lagi selektif memilih tayangan untuk anak. Mereka ini belum sepenuhnya bisa memilah mana yang baik dan tidak. Mereka ini baru bisa nelen segala hal yang mereka lihat dan dengar. Kasihan kan kalau tayangan yang hadir untuk mereka adalah tayangan yang tidak sesuai usia. Begitu pula apa yang mereka dengar.


Lagu Anak dan Animasi 3D Hoala & Koala


Lagu Anak dan Animasi 3D Hoala Koala


Kalau udah mulai melek nih, akhirnya kepikiran gini, "terus aku kalau mau cari lagu anak yang kekinian di mana?"

Nah nah nah.. kalau kamu punya perasaan kaya gini, saya akan bisikin salah satu lagu anak dan animasi 3D yang kece banget. Taraaaa... Ini dia Hoala dan Koala.

Jadi, siapa sih Hoala & Koala ini?


Lagu Anak dan Animasi 3D Hoala Koala


Hoala dalam animasi 3D ini digambarkan sebagai seorang anak perempuan yang gemar bernyanyi. Nah, dia ini punya sahabat seekor koala yang biasa dipanggil, Koala. Sama seperti Hoala, Koala pun suka bernyanyi. Selain Hoala & Koala, ada juga tokoh-tokoh lain, seperti ayah, ibu, Miss Jeruk, dan lainnya. Tokoh-tokoh ini hadir untuk memperkaya variasi karakter dan suara.

Hoala & Koala ini sebetulnya muncul juga untuk menjawab tantangan industri musik anak yang melesu ini. Dia hadir melalui animasi 3D sehingga anak tidak hanya bisa menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Hoala & Koala saja, tapi juga visualnya.

Kenapa sih pakai animasi 3D bukan penyanyi cilik aja? Nah, animasi 3D ini dipakai agar karakter yang ada bisa terus digunakan tak lekang oleh waktu. Beda kan kalau pakai penyanyi cilik. Suatu hari, mereka akan tumbuh dewasa. Suaranya juga pasti akan mengalami perubahan.

Selain dari sisi visual yang menggunakan animasi 3D, lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Hoala & Koala juga digarap dengan amat serius. Banyak musisi internasional yang dilibatkan dalam aransemen dari lagu-lagu Hoala & Koala. Alat-alat musik yang digunakan juga cukup kaya. Dalam pembuatan album-album Hoala & Koala, alat musik seperti saxophone, terompet, double bass, trombon, klarinet, cello, harpa, hingga instrumen etnik Indonesia seperti angklung dan gamelan digunakan di dalam aransemen musiknya.

Hoala & Koala ingin membuktikan bahwa lagu anak Indonesia tidak selalu hadir dalam format yang sederhana. Musiknya sederhana, balutannya pun demikian. Ini sebabnya penggarapan albumnya dilakukan amat serius. Selain alat musik yang mengiringinya, kualitas vokal yang dipilih juga yang tidak ecek-ecek. Sehingga, kualitasnya bisa disandingkan dengan musik di luar genre anak-anak.

Genre musik yang dihadirkan dalam Hoala & Koala juga cukup unik. Kalau biasanya lagu-lagu anak hanya mengusung genre children pop saja, di Hoala & Koala tidak demikian. Ada genre musik lain yang juga disajikan, seperti jazz, big band, swing, jpop, dan etnik.


Lagu Anak dan Animasi 3D Hoala Koala

Saat ini, Hoala & Koala sudah memiliki 5 album yang berisi lebih dari 45 lagu anak. Lagu-lagu dari kelima album ini, bisa kita nikmati melalui YouTube, Spotify, maupun iTunes. Gimana? Penasaran?

Kalau kamu mau kasih YouTube lagu dan animasi anak, kamu bisa langsung kasih Hoala & Koala. Ada banyak sekali pilihan lagu anak Indonesia yang bisa membantu anak-anak kita belajar.