Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Jul 30, 2020

Nggak Bisa Kulineran Karna Pandemi? Masak Sendiri Aja!

Kursus masak online chefmama

Sebetulnya, saya ini lahir dari keluarga yang sama sekali tidak suka makan di luar rumah. Saya ingat sekali berapa kali kami makan di luar rumah, itu betul-betul bisa dihitung jari. Meski cuma ke warung biasa, akhirnya jadi terasa istimewa karena saking jarangnya.

Qadarullah, teman-teman sekolah saya tidak demikian. Ditambah, saya ini memang suka makan. Buyar sudah didikan orangtua saya untuk tidak banyak makan di luar.

Menurut orangtua saya, makan di luar rumah itu makruh. Mending nggak usah. Entah itu karena alasan biaya atau apa saya juga tidak paham. Tapi tidak bagi banyak orang di luar sana. 

"Nggak masalah makan di luar, asal tidak sering."

"Nggak masalah makan di luar, asal tempatnya memang bersih."

Dan lain-lain. 

Singkat cerita, saya jadi orang yang paling doyan kulineran di rumah. Apalagi setelah merantau, jarang sekali saya masak sendiri. Aktivitas di kampus sudah amat menguras energi. Jadi, mending beli saja makanan jadi. Beres. Sampai kost tinggal tidur saja. Hehehe..

Hasrat Kulineran yang Terpendam

Kursus masak online chefmama

Sejak pandemi, semuanya berubah. Saya nggak bisa jalan-jalan. Apalagi, kulineran. Semua tempat wisata tutup. Banyak restoran yang hanya melayani delivery service saja.

Sebetulnya, di era new normal ini, aktivitas pariwisata mulai akan dibuka pelan-pelan. Segala protokol kesehatan sedang dipersiapkan. Edukasi ke masyarakat pun iya. Beberapa rumah makan pun sudah mulai beroperasi seperti sedia kala.

Meski begitu, sebelum ada vaksin, saya masih belum berani melakukan kedua hal ini. Liburan dan kulineran. Ngeri aja mau melakukan itu. Betul-betul pikir panjang sebelum melakukannya.

Tidak memilih untuk liburan dan kulineran, bukan berarti saya nggak kangen dengan aktivitas ini ya. Jujur, saya kangen berat. Kangen jalan-jalan. Kangen makan enak. Tapi, saya belum berani.

Untuk kulineran, sebetulnya masih bisa digantikan dengan menggunakan jasa delivery dari restoran favorit. Tapi, kalian tahu sendiri bagaimana wujudnya kalau disajikan dalam kemasan untuk layanan siap antar. Beda.

Saking kangennya, saya pernah delivery steak dari restoran favorit kami. Begitu pesanan itu sampai rumah, kok kecewa sendiri. Rasanya memang tidak berubah. Tapi makan steak yang tidak diplatting dari awal itu ternyata rasanya beda. Uap-uap steak dan bunyi mendesis saat steak disiram saus juga hilang.

Nggak Bisa Kulineran? Ya Masak Dong!

Kursus masak online chefmama

Well, untuk sebagian orang yang tangannya sungguh terampil di dapur, mudah mengatakan demikian. Kalau nggak bisa kulineran, ya sudah, masak aja sendiri. Tapi tidak bagi saya.

Jangan dikira saya tidak pernah mencoba membuat sendiri ya. Pernah banget. Saya search resepnya dari internet. Kemudian siapkan bahan dan mulai memasak. 

Hasilnya? Tetap saja tidak memuaskan diri saya. Suami saya sih bilang enak. Tapi lidah saya bilang masih ada yang kurang.

Namanya juga resep di internet. Pembuatnya belum tentu juga betul-betul pro dengan masakan tersebut. Padahal, kalau kita nonton acara para chef yang masak-masak itu. Tiap hidangan itu bisa mengeluarkan cita rasa yang ciamik kalau bahan yang dipilih tepat, teknik memasak dan mengolah bahan tepat, dan plattingnya juga menarik.

Bahan bisa dibeli. Platting juga bisa dilakukan. Hal yang lumayan sulit untuk ditiru ya teknik memasak dan mengolah bahan ini.

Saya butuh tutorial yang lebih dari sekedar foto step by step. Kalau bisa ya ada video cara memasaknya supaya saya tahu bagaimana caranya. 

Kursus Masak Online Chefmama, Solusi Masak Sendiri Anti Gagal

Kursus masak online chefmama

Alhamdulillah, sekarang sudah ada kursus masak online Chefmama. Dengan kursus masak online ini, kita bisa belajar masak dari para chef internasional di rumah saja. Jadi, kita bisa menikmati aneka resep masakan internasional dari dapur kita sendiri. Harganya sudah pasti lebih murah. Kita happy, keluarga juga happy.

Di Chefmama, kita bisa mendapatkan aneka resep masakan internasional dari experienced international chef. Resep masakan yang akan diajarkan merupakan resep masakan sekelas restoran dan hotel bintang lima. Resep lengkap beserta rahasia dan trik khusus akan diajarkan secara detail di sini.

Selain itu, kita juga akan mendapatkan preferensi alat masak yang digunakan. Kita tidak perlu pusing lagi mencari tahu di mana membeli bahan baku karena referensi tempat juga akan diberikan. Tidak hanya itu saja, kita juga akan mendapatkan konsultasi terjadwal dengan para chef ini. Terakhir nih, semua tutorial akan disampaikan dalam bentuk video. Jadi, kita bisa terus mengaksesnya kapan saja dan di mana saja.

"Nanti makanan yang dibuat halal nggak nih?"

Don't worry, semua produk memiliki referensi dari bahan yang halal.

Kesimpulan

Pandemi memang menghalangi kita untuk bisa jalan-jalan dan menikmati aneka kuliner dari berbagai daerah. Kalau memang masih takut untuk jalan-jalan atau kulineran, kita bisa lho masak sendiri dari rumah. Semisal belum bisa masak, ya belajar dong. Salah satu tempat kursus masak online yang bisa dijadikan pilihan ya Chefmama. 

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang juga.

Jul 27, 2020

Stimulasi dan Perkembangan Bayi 3-6 Bulan, Persiapan Menuju MPASI

stimulasi bayi 3-6 bulan

Soal stimulasi perkembangan anak, saya termasuk orang yang betul-betul mengamati dan mengerjakan tiap PR perkembangan si kecil. Sebagai referensi perkembangan, saya lebih memilih sumber terpercaya seperti buku atau aplikasi terkait tumbuh kembang anak. Saya amati apa target tiap bulan yang harus saya penuhi dan kerjakan. Saya tidak memilih anak orang lain sebagai indikator keberhasilan perkembangan Ghazy.

Kenapa? Jelas nggak valid. 

Ada beberapa anak yang memang berkembang di atas rata-rata. Jadi, dia leading dari banyak hal. Umur sekian udah bisa begini begitu. Ada juga yang terlalu lambat. Kalau saya jadikan ini sebagai acuan, kan jadi bias. 

Kalau yang saya lihat adalah anak di atas rata-rata, saya yang jadi khawatir berlebih. Lihat yang terlalu lambat, saya jadi terlu selow. Padahal, mungkin seharusnya dia sudah bisa begini begitu kalau saya lakukan stimulasi.

Kerennya Perkembangan Otak Anak dan Sikap Kita

stimulasi bayi 3-6 bulan

Otak anak itu keren sekali. Serabut-serbut syarafnya memang belum terhubung secara otomatis begitu dia lahir. Tapi, setiap kali diberi stimulasi, dia akan amat cepat menangkap itu semua. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, serabut syarafnya akan semakin banyak yang bersambungan. Semakin ruwet, semakin cerdas pula dia.

Alasan ini yang membuat saya getol untuk mengoptimalkan setiap kesempatan untuk melakukan stimulasi ke Ghazy. Menurut para ahli, perkembangan anak itu bisa jadi keren sekali kalau diberikan stimulasi. Alasan yang membuat anak ini jadi lambat berkembang, seringkali karena sikap orangtuanya sendiri. 

Contoh, terlalu banyak digendong. Oke, menggendong anak itu punya banyak manfaat. Meningkatkan bonding antara orangtua dan anak, meningkatkan daya tahan tubuh anak, memberikan rasa aman dan nyaman, serta banyak manfaat lain. Tapi, kalau terlalu sering juga tidak baik.

Kenapa? Karena anak jadi tidak punya kesempatan melatih dirinya. Bayi yang baru lahir memang belum bisa apa-apa. Mau begini begitu juga belum kuat. Tapi, kalau didiamkan saja dan terus menerus dibantu, ya akan terus seperti itu. Sulit sekali untuk berkembang.

Saya sering menganalogikan dengan orang yang baru saja kecelakaan dan harus menjalani rehab medik. Secara natural, orang ini bisa berjalan. Tapi, karena suatu alasan, kemampuannya jadi hilang. Mereka butuh melatih otot-otot agar mampu berjalan lagi. Kalau ototnya tidak dilatih, sampai kapanpun dia tidak akan mampu berjalan kembali.

Bayi pun sama. Otot-ototnya perlu dilatih agar semakin kuat. Otaknya pun perlu distimulus agar tahu bagaimana menyelesaikan setiap persoalan yang dia hadapi. Kalau mau berguling, dia harus apa. Kalau mau digendong, dia harus apa. Bayi ini akan belajar.

Tentu saja, sikap saya ini tidak selalu mendapat dukungan dari orangtua. Apa yang saya lakukan seringkali dianggap memaksa Ghazy. Saya paling kesal kalau anak saya dikasihani saat dia sedang berupaya melatih dirinya. 

"Kasihan itu kalau tengkurap terlalu lama. Gendonglah."

"Kasihan dia kalau melata terlalu jauh. Capek."

Dan masih banyak lagi.

Ya kapan Ghazy bisa berkembang kalau dia tidak diberi ruang. Saya pasti akan menggendong Ghazy kok kalau dia sudah capek. Saya pasti akan mengistirahatkan dia dan membuatnya nyaman bila itu terjadi. Hanya saja, saya tidak menyimpulkan semuanya sendiri. Biar Ghazy yang memberikan sinyal butuh bantuan dulu. 

Cara semacam ini, selain bisa membantu Ghazy melewati tahap perkembangannya, ternyata juga bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya. Semua terlihat kok meski Ghazy belum pernah tampil satu kalipun di depan publik.

Dari sini, saya pun belajar bahwa rasa percaya diri anak bisa tumbuh bila kita memberinya ruang untuk bereksplorasi, ruang untuk menyelesaikan persoalan, serta kepercayaan dari kita bahwa dia mampu.  Bukan hanya sekedar mendorong dia untuk tampil di depan umum. Rasa percaya diri itu bukan hanya untuk tampil, tapi juga untuk menyelesaikan persoalan hidup.

Ada kan orang yang sulit mengambil keputusan dalam hidup. Dia menunggu pendapat orang lain dulu. Padahal, ya belum tentu juga pendapat itu sesuai dengan kondisinya. Dia tidak percaya bahwa dirinya mampu. Sehingga, banyak sekali hal yang dia lewatkan.

Saya nggak mau Ghazy begitu. Tentu saja, ini selalu memicu perdebatan antara saya dan orangtua. Meski begitu, saya tetap melakukannya juga. Paling-paling ya saya berhenti mengirimkan progres perkembangan Ghazy kalau terlalu banyak intervensi yang mereka berikan. Ini juga untungnya tidak tinggal serumah dengan orangtua.

Persiapan Sebelum Memulai MPASI

MPASI

Bayi baru bisa mulai makan paling cepat ya umur 4 bulan. Organ pencernaannya sudah mulai kuat. Tapi, untuk mulai makan, bukan hanya umur yang dijadikan patokan. Ada beberapa hal lain yang harus dipersiapkan dan diamati oleh orangtua. 

Apa saja itu? Tanda-tanda kesiapan anak untuk makan. Range waktu bayi bisa mulai makan adalah saat dia berusia 4-6 bulan. Rekomendasi terbaik ya saat dia berumur 6 bulan.

Tapi ada juga bayi yang disarankan sudah mulai MPASI sejak umur 4 bulan. Biasanya sih karena pertumbuhannya yang mengalami gangguan. Contoh, berat badannya tidak naik.

Hanya saja, kita tidak bisa langsung memukul rata bahwa setiap bayi yang mulai MPASI di usia 4 bulan itu pasti kekurangan gizi. Tidak bisa begitu juga. Bisa jadi, bayinya memang sudah siap.

Dari penjelasan dr. Tiwi dalam banyak seminar beliau, bayi-bayi di luar negeri, biasanya mulai MPASI saat mereka berusia 4 bulan. Artinya, memulai saat 4 bulan itu bukan sebuah dosa besar. Toh, secara teori pencernaannya sudah mampu.

Hanya saja, IDAI melihat bahwa rekomendasi yang paling mendekati dengan kondisi bayi-bayi di Indonesia ya saat mereka berusia 6 bulan. Sekali lagi, ini tidak saklek. Bila kurang dari 6 bulan, bayi sudah menunjukkan tanda siap makan. Ya nggak masalah juga dikasih.

Apa saja tanda-tandanya? 

Pertama, bayi mulai tertarik ketika melihat makanan. Dia sudah mampu menahan kepalanya dan mampu duduk tegak. Refelks muntah bayi pun sudah mulai berkurang. Kalau semua tanda-tanda ini sudah ada, ya nggak masalah dikasih MPASI juga. 

Ini PR yang saya kerjakan saat Ghazy berusia 3-6 bulan. PR saya adalah mengamati tanda-tanda siap makannya serta membantu agar Ghazy bisa duduk tegak. Jadi, ketika sudah waktunya, saya sudah nggak pusing lagi karena keterlambatan ini itu.

Stimulasi Perkembangan Baby Ghazy 3-4 Bulan

Stimulasi bayi 3-4 bulan

Sebelum melakukan stimulasi, saya biasa mengecek apa yang sudah bisa Ghazy lakukan dan target tahap perkembangannya. Di umur 3 bulan, Ghazy sudah mampu menegakkan kepalanya hingga 90 derajat. Tangannya sudah mampu menopang bagian badan atas. Ini artinya, otot leher, bahu dan tangannya sudah semakin kuat.

Lalu, apa target yang ingin saya capai saat Ghazy berusia 4 bulan?

Untuk motorik kasarnya, dia harus bisa membalikkan badan sendiri. Setelah berbalik, kepalanya pun bisa tetap terangkat tinggi. Sedangkan untuk motorik halusnya, dia harus mampu meraih benda, memegang mainannya sendiri. Dari sisi bahasa dan sosio-emosional, bayi sudah mulai bergumam dan tertawa keras.

Saya nulis ini memang telat banget. Tapi kalau diingat-ingat, ya saat 3-4 bulan ini Ghazy berkembang dengan amat cepat. Banyak hal mengagumkan yang dia tunjukkan kepada kami.

Nah, setelah tahu targetnya, saya mulai kerjakan pelan-pelan. Saat umur 3 bulan, Ghazy sudah bisa mengankat kepalanya tinggi. Saya hanya tinggal memberikan tummy time lebih sering agar otot leher, lengan dan bahunya semakin kuat.

PR selanjutnya adalah membantu dia agar bisa berguling sendiri. Saat umur 3 bulan, Ghazy lebih suka tengkurap dibanding rebahan. Meskipun, kalau terlalu lama ya capek juga dia. Jadi, waktu itu kami sering guling-gulingkan Ghazy. 

Cara yang saya lakukan agar Ghazy bisa berguling sendiri adalah menunjukkan step by step. Bisa dengan membantu dia berguling sambil menjelaskan. Bisa juga saya beri contoh.

Untuk bisa berguling, bukan badan yang langsung digerakkan, melainkan kaki. Posisi kaki menyilang terlebih dahulu. Selanjutnya tinggal diputar secara perlahan dimulai dari kaki, pantat, dan yang terakhir badan.

Bayi akan semakin mudah berguling kalau dia sudah bisa memiringkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Nah, saat umur 3 bulan, Ghazy sudah bisa nih. Tinggal dijatuhkan lagi saja. 

Kalau kita yang berguling ya mudah sekali. Tapi ternyata tidak untuk bayi. Dia perlu berlatih mendorong tubuhnya agar bisa sampai ke posisi ini. Ghazy sering sekali nyantol di tengah-tengah. Bagian bawah sudah berbalik, tapi badannya belum. Ini yang bikin gemas.

Makin gemas lagi kalau dia mulai berhenti di tengah jalan. Lalu, telentang lagi. Ini gemes banget sih. Alhamdulillah, saat usia 4 bulan tepat, akhirnya Ghazy bisa membalikkan badan sendiri. Meskipun, belum terlalu lancar.

Selain membantu Ghazy berguling, saya juga sering memberi kesempatan agar Ghazy memegang mainannya sendiri. Melihat bagaimana kekuatan genggamannya. Jujur, karena PR ini, saya dan suami akhirnya membelikan Ghazy mainan.

Pertama kali memegang mainan, ya terus menerus jatuh. Dia belum bisa mengendalikan tangannya. Alhasil, mainan yang dia angkat sering juga menjatuhi kepalanya. Tapi ini tidak berlangsung lama kok. Lama kelamaan Ghazy bisa juga memegang mainannya dan mulai memasukkan ke mulutnya.

Oya, di umur segini, bayi akan mulai memasukkan apa saja ke mulutnya. It's okay. Nggak masalah. Justru dengan begini kita bisa melihat refleks muntah yang dia miliki. Jadi, kalau bayi-bayi memasukkan benda ke mulut, jangan dilarang ya. Cukup pastikan benda-benda yang masuk ke mulutnya itu bersih dan aman.

Waktu bangun Ghazy di siang hari semakin banyak seiring bertambahnya usia. Ini juga menjadi tantangan bagi saya untuk memikirkan aktivitas main apa yang sekiranya seru dimainkan bersama. Mengingat, belum banyak yang bisa dilakukan Ghazy.

Salah satu permainan favorit Ghazy adalah bermain dengan selimut. Senang sekali dia kalau saya mulai mengangkat selimut. Ghazy akan tertawa kencang sekali. Selain tertawa, biasanya Ghazy juga akan bergumam tanpa arti. 

Selain main-main dengan selimut, saya juga mulai berani menerbangkan Ghazy. Saya biasanya menggunakan tangan dan kaki sebagai tumpuan. Wah, Ghazy senang sekali kalau diangkat tinggi-tinggi begini.

Stimulasi dan Perkembangan Baby Ghazy 4-5 Bulan

Stimulasi bayi 4-5 bulan

Sejujurnya, tidak banyak stimulasi yang saya lakukan saat Ghazy berusia 4-5 bulan. Saya dan suami hanya sering menaruhnya di playmat alih-alih kasur. Mainan juga disebar di sekeliling Ghazy. Sudah, itu saja yang kami lakukan.

Meski hanya itu, ternyata ini banyak mendorong Ghazy untuk bisa mulai bergerak maju. Awalnya ya hanya berputar di tempat saja. Lalu, mundur sedikit. Selebihnya, dia banyak maju. Bahkan, tidak butuh waktu lama sampai akhirnya Ghazy bisa melata ke sana kemari.

Setelah melata, kami betul-betul tidak bisa meleng sedikit. Ghazy harus diamati betul-betul supaya tidak meraih benda-benda yang membahayakan dia. Selain itu juga agar Ghazy tidak jatuh dari tempat tinggi.

Oya, Ghazy pernah jatuh dari kasur yang tingginya 70 cm. Wah, saya kaget sekali waktu itu. Sambil menggendong Ghazy saya coba tenangkan diri saya. Bagaimana pun juga saya harus tenang agar tahu harus apa.

Waktu itu Ghazy shock sekali. Wajahnya pucat. Badannya lemas setelah jatuh. Saya coba tenangkan dia dengan menggendong dan menyusui. Tidak berselang lama, Ghazy terlelap.

Tapi justru ini yang membuat saya semakin khawatir. Saya takut Ghazy pingsan. Ya gimana nggak khawatir kalau jatuhnya setinggi itu. 70 cm lho. Posisi kepala duluan.

Berulang kali saya minta suami untuk membawanya ke UGD untuk diperiksa. Tapi suami saya menolak. Saya diminta untuk tetap tenang dan mengamati setiap perubahan dari Ghazy. Alhamdulillah, dia nggak kenapa-kenapa. 

Setelah kejadian itu, kami langsung pesan bedrail dan menurunkan kasur. Kami tidur di bawah sampai bedrailnya datang. Kebetulan kasur yang kami miliki cukup tinggi. Jadi, meski sudah ditaruh di bawah, ya tetap saja bahaya. Di sekeliling kasur, kami masih tambahkan bantal dan matras lagi sebagai pengaman.

Oya, ada yang menyarankan saya untuk tidak memasang bedrail karena khawatir bayi akan jatuh lebih tinggi lagi. Ini sebetulnya sudah kami waspadai. Jadi, kami beli bedrail yang paling tinggi, yaitu 90 cm. Begitu datang dan dipasang, bukan hanya Ghazy yang merasa terpenjara, saya pun merasakannya. Tapi demi keamanan, saya tetap pasang.

Selain bisa melata ke mana-mana, Ghazy mulai merespon saat mendengar suara dan dipanggil namanya. Dia sudah tahu kalau namanya itu Ghazy. Dia juga mulai tertarik melihat makanan. Kalau saya atau suami nyemil di depannya, dia seperti mau minta.

Jujur, karena reaksi Ghazy ini yang membuat saya semakin ingin memulai MPASI. Merasa Ghazy sudah semangat makan. Kalau kata dr. Tiwi, ketika anak sudah "minta makan" ya dikasih saja sedikit. Jadi, saya potekin sedikit makanan untuk diberikan ke Ghazy. Tidak banyak ya. Judulnya hanya cicip saja.

Stimulasi dan Perkembangan Baby Ghazy 5-6 Bulan

Stimulasi bayi 5-6 bulan

Boleh dibilang ini gongnya. Targetnya, Ghazy sudah bisa duduk saat umur 6 bulan. Entah itu dibantu atau duduk sendiri.

Meski Ghazy sudah tertarik melihat makanan saat umur 4 bulan, saya tidak langsung memberinya makan. Kenapa? Karena Ghazy belum bisa duduk. 

Saya baru menstimulasi Ghazy untuk bisa duduk sendiri setelah dia umur 5 bulan. Ini ketika Ghazy sudah bisa melata. Kalau menurut dr. Luh, dokter spesialis rehab medik anak, stimulasi duduk dan merangkak itu berjalan beriringan. Kalau anak bisa duduk, nantinya dia juga akan bisa merangkak.

Ada beberapa hal yang biasa saya lakukan agar Ghazy bisa lekas duduk. Pertama, memegang kedua tangan dan menariknya. Cara ini untuk menguji kekuatan leher. Apakah lehernya jatuh ketika saya angkat seperti itu ataukah tidak.

Cara kedua, saya apit dia menggunakan kedua kaki saya dalam posisi tengkurap. Cara ini untuk menguji serta melatih kekuatan otot pinggangnya. Anak akan punya kecenderungan untuk mengangkat badannya.

Ketika, mendudukkan Ghazy tanpa sandaran. Dengan cara ini, Ghazy belajar untuk menopang tubuhnya saat dia duduk. Awalnya, kami hanya memegang bagian pinggulnya saja. Lama kelamaan, Ghazy belajar untuk menopang tubuhnya dengan tangan saat sedang duduk.

Meski sudah bisa duduk dengan bantuan, Ghazy belum bisa merangkak. Dia masih melata ke sana ke mari. Sesekali dia onggong-onggong. Ghazy juga sudah bisa berguling sendiri meskipun masih kesulitan untuk balik sendiri. 

Selain melatih duduk, saya juga sering merangsang kepekaan indera perabanya melalui aneka jenis kain dan mainan bola bertekstur. Kain yang digunakan bukan kain khusus kok. Saya ajak Ghazy menyentuh beragam jenis kain saat saya sedang beberes baju yang baru saja dicuci. Jadi, belajarnya lebih real.

Kemampuan motorik halus Ghazy juga amat berkembang. Di range usia 5-6 bulan ini, cara dia memegang mainan sudah semakin kokoh. Mainan-mainan yang dulunya sulit dia pegang sudah bisa dipegang.

Oya, Ghazy juga suka mencoba untuk berdiri saat kami akan dudukkan dia. Bahkan seperti akan melangkah berjalan. Ini wajar ya. Sebetulnya otaknya sudah punya perintah ke kaki untuk berjalan. Sayangnya, dia masih tidak tahu bagaimana caranya. Jadi, kalaupun mau berjalan ya pasti berjinjit.

Apakah ke depannya dia akan berjinjit saat jalan? Belum tentu. Ini tergantung stimulasi yang kita berikan pada tahap selanjutnya.

Penutup

Itu tadi sekelumit kisah dari pengalaman saya saat memberikan stimulus perkembangan Ghazy. Tidak semua tahap perkembangan bisa lancar seperti melaju di jalan tol. Ada beberapa yang butuh effort juga. 

Well, buibu tidak perlu membandingkan perkembangan anak ibu dengan Ghazy. Setiap anak itu berbeda ya. Dari pada insecure sendiri, sebaiknya download aplikasi Primaku. Aplikasi ini direkomendasikan oleh IDAI untuk membantu orangtua memantau tumbuh kembang anak.

Kalau kalian punya cerita menarik saat menstimulasi bayi, yuk bagikan di kolom komentar.

Jul 23, 2020

Review Mama's Choice Herbal Oil, Minyak Pijat Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Mama's Choice Herbal Oil

Siapa yang waktu hamil punya cita-cita tidur tengkurap? Saya!

Ini epic sih emang. Tapi, itu beneran terjadi. Saking tiap tidur rasanya nggak nyaman. Mau telentang, lama-lama engap. Mau miring ke samping, lama-lama pegal juga. Mau tengkurap, ada perut yang mblendung gedhe.

Makin tua usia kehamilan, semangat buat ngelakuin ini itu juga makin besar. Sayangnya, badan ini semakin tidak bersahabat. Saya sih merasa lebih jompo dari biasanya dan mulai bersahabat dengan badan yang sering pegal linu.

Setelah melahirkan, apakah pegal linu itu menghilang? Ternyata tidak, Esmeralda. Saya malah masuk satu tahap baru kejompoan. 

Gimana nggak jompo kalau hampir tiap malam tidurnya sambil duduk. Kalau dulu waktu hamil masih bisa tukar posisi miring kanan kiri, setelah melahirkan posisinya malah itu aja. Duduk.

Ini nggak cuma pegal aja. Kaki saya sering gemeretak setelah banyak duduk. Namanya juga menyusui, ya masa sambil salto? Kan nggak mungkin.

Bukan cuma saya lho yang mengalami hal serupa. Ada jutaan ibu hamil dan menyusui yang juga mengalami pegal-pegal. Entah itu karena posisi tidur yang kurang optimal, atau karena posisi menyusui yang begitu terus. Kebayang kan kalau durasi menyusuinya lama? Punggung pegal sudah pasti. Tangan kebas mati rasa pun iya.


Cara Menghilangkan Pegal Saat Hamil dan Menyusui

Kalau lagi pegal begitu, hal yang paling mudah ya minta tolong suami untuk pijat. Tapi masalahnya, kita tidak selalu berada di samping suami. Ada masanya ibu hamil dan menyusui ini harus berhadapan dengan pegal-pegal itu sendiri. Berusaha untuk meringankan pegal-pegal di badan tanpa bantuan tukang pijat kesayangan.

Semisal sedang tidak hamil atau menyusui, sudah pasti saya akan mengoleskan balsem, minyak pijat atau menempelkan koyo ke bagian yang pegal. Tapi, sayangnya hal ini tidak bisa saya lakukan ketika saya sedang hamil atau menyusui. 

Kenapa?

Karena tidak semua minyak pijat aman untuk ibu hamil dan menyusui. Salah satu bahan yang harus dihindari adalah Methyl Salicilate. Bahan ini fungsinya seperti pain killer yang dapat meredakan rasa nyeri untuk sementara.

Untuk ibu hamil, kalau menggunakan Methyl Salicilate saat trimester ketiga, ini bisa membahayakan janin. Bahkan, bisa mengalami pendarahan saat melahirkan. Selain bahan ini, penggunaan bahan-bahan artificial, seperti pewangi, pengawet dan pewarna juga tidak dianjurkan karena berbahaya untuk kesehatan.

Mau pakai essential oil?

Eits, tunggu dulu. Tidak semua essential oil boleh digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Jadi, even ini essential oil, kita tetap harus waspada dalam menggunakan.

Tapi kini, saya sudah menemukan solusinya. Ada minyak pijat aman yang bisa digunakan untuk ibu hamil maupun menyusui. Taraaa... Mama's Choice Herbal Oil.

Kenapa Memilih Mama's Choice Herbal Oil?

Kalau ditanya kenapa, tentu jawabannya ya karena aman. Mama's Choice Herbal Oil diformulasikan khusus untuk ibu hamil dan menyusui. Jadi, sudah dijamin aman untuk keduanya.

Mama's Choice Herbal Oil ini juga dibuat menggunakan 100% bahan alami, tanpa pewangi buatan dan pengawet. Kombinasi dari empat bahan alami yang ada di dalamnya mampu memberikan efek hangat yang mampu meredakan nyeri otot sendi. 

Mama's Choice Herbal Oil


Kemasan Produk

Mama's Choice Herbal Oil

Saya suka banget dengan kemasan Mama's Choice Herbal Oil ini. Dia dikemas dalam botol plastik yang seukuran genggaman tangan kita. Di bagian atas, ada pump untuk mengeluarkan minyak.

Kelebihan dari kemasan ini, pertama tidak mudah pecah. Ini penting banget untuk saya yang agak nggak bisaan dengan produk-produk kemasan botol kaca. Ukurannya juga pas. Pump yang digunakan untuk mengeluarkan minyak juga mudah digunakan.

Selain itu, ada yang bagian yang bikin saya happy banget ketika melihat kemasannya. Apa itu? Petunjuk untuk melakukan pijat oksitosin.

Pijatan ini merupakan pijatan yang amat sangat berguna untuk ibu menusui. Selain bisa mengurangi nyeri otot dan sendi pasca menyusui, pijatan ini juga bisa membantu untuk meningkatkan produksi ASI. Apalagi kalau yang pijitin suami sendiri, kekuatan cintanya bisa meningkatkan hormon oksitosin. Kalau sudah begitu, dijamin produksi ASI jadi makin banjir-banjir.

Tekstur dan Warna Produk

Mama's Choice Herbal Oil

Herbal Oil ini kalau saya lihat tekstur dan warnanya menyerupai minyak kayu putih. Tekturnya ya seperti minyak pada umumnya. Warnanya bening kehijauan. Kalau dituang sedikit di tangan, mungkin tidak akan langsung terlihat. Tapi, kalau agak banyak, warna kehijauannya bisa langsung terlihat.

After Taste

Mama's Choice Herbal Oil

Saya biasa pakai produk ini buat oles-oles di punggung kalau lagi pegal. Rasanya hangat di kulit. Nyaman sekali kalau dipakai waktu lagi pegal-pegal gitu.

Selain hangat, wanginya juga enak. Tidak seperti minyak pijat pada umumnya. Ini beneran wangi. Tapi, tidak menyengat. Enak lah pokoknya. 

Waktu pertama kali saya coba pakai ini, suami saya aja langsung tanya.

"Ini bau apa? Wanginya enak."

Dikiranya saya pakai parfum kali ya. Padahal, saya cuma pakai minyak pijat.

Kalau diolesin ke punggung aja bikin nyaman, apalagi kalau dipakai buat pijit. Apalagi yang pijitin suami. Bbeh, mantap lah pokoknya. 

Abis pijat-pijat gini ya ngantuk banget. Sudahlah minyaknya hangat di badan, aromanya juga menenangkan. Combo plus-plus untuk mengantarkan tidur nyenyak.

Penutup

Nah, itu tadi review tentang Mama's Choice Herbal Oil. Overall, saya suka semuanya. Mulai dari packaging sampai minyaknya sendiri. Kalau ditanya repurchase atau nggak, sudah pasti iya banget.

Buat kamu-kamu yang masih worry pilih produk yang aman saat pijat, ini saatnya untuk #kurangiworry dengan Mama's Choice. Banyak produk yang bisa kamu cobain dan pastinya aman untuk ibu hamil dan menyusui. So, kepoin instagramnya Mama's Choice di @mamaschoiceid untuk tahu produk-produk apa saja yang mereka miliki. Pst, ada aneka tips untuk ibu-ibu juga lho di sana.

Oya, ada voucher belanja juga buat kamu nih. Gunakan kode voucher MAMAPRIL untuk mendapatkan diskon 25 ribu setiap minimal pembelanjaan 150 ribu di Shopee. Cara klaim vouchernya, kamu tinggal masuk aja ke profil shopee. Pilih voucher saya dan masukkan kode vouchernya. 

Happy shopping.



Jul 20, 2020

Melatih Anak Mengendalikan Emosi Sejak Dini

kontrol emosi anak

Sekarang ini usia Ghazy sudah genap 8 bulan. Segala kemampuannya semakin banyak berkembang. Ya motorik kasar, halus, oromotor, bahasa, dan sosio-emosionalnya. Makin ke sini, mengasuh Ghazy betul-betul butuh energi ekstra. 

Ghazy sekarang makin suka eksplorasi banyak hal. Suka bergerak ke sana ke mari. Dia juga belajar memahami bagaimana respon saya terhadap apa yang dia lakukan. Tentu saja, nggak semuanya menyenangkan. Ada juga yang bikin menghela napas cukup panjang. Apalagi kalau bukan ketika dia mulai meluapkan emosinya.

Please, jangan dibayangkan Ghazy teriak-teriak sambil bilang sesuatu. Please, jangan. Karena nggak begitu. Anak saya ini bukan anak ajaib kok. Masih bayi biasa.

Bayi yang kalau kepingin sesuatu akan mengutarakan dengan bahasanya yang sulit dipahami oleh kita. Lalu, kalau sudah frustasi, dia akan menangis. Sebiasa itu Ghazy. Sama seperti bayi pada umumnya, bukan?

Dari sini, saya merasa semakin perlu untuk mengajarkan Ghazy untuk bisa mengelola emosinya dengan baik. Menurut saya, semakin awal akan semakin baik. Biarlah hari ini saya repot-repot dulu. Asal, nanti dia tahu bagaimana cara menyalurkan emosinya dengan benar.

Siapa yang Belajar Mengendalikan Emosi?

kontrol emosi anak

Judulnya memang mengajarkan anak. Realitanya, bukan hanya anak yang belajar. Kita, sebagai orangtua, pun ikut belajar untuk mengendalikan emosi.


Ada seorang teman yang bilang kalau bayi itu seperti spons. Dia bisa menyerap emosi yang bisa kita rasakan. Kalau kita dalam kondisi emosi yang tidak stabil, bayi pun akan cenderung lebih mudah rewel.

Sejujurnya, saya belum pernah membuktikan hal ini. Bahkan, saya tidak berharap untuk membuktikan hal ini. Sedari Ghazy lahir pesan untuk mengendalikan emosi dan panik itu selalu saya pegang dan coba terapkan. Tidak mudah memang. Tapi harus dicoba.

Sejauh ini, serewel-rewelnya Ghazy, tidak pernah yang sampai berlarut lama sekali. Dalam waktu singkat saja, dia sudah bisa dikendalikan. Entah itu dengan disusui atau digendong hingga tertidur. 

Makin ke sini, ujian mengendalikan emosi ini mulai naik level. Ghazy mulai rewel kalau keinginannya tidak dituruti. Dia juga rewel kalau diminta pause main karena harus pakai baju. Dia pun suka sekali menggoda saya dengan melakukan apa yang saya larang.

Banyak hal dari aktivitasnya yang memicu saya untuk menaikkan satu oktaf nada bicara saya. Sungguh, saya tidak ingin lebih tinggi lagi. Apalagi sampai hilang kendali dan mulai ringan memukul anak saya. No, no, no! Jangan sampai.

That's why, saya pun belajar sembari mengajarkan dia mengendalikan emosinya. Belajar untuk memahami apa yang dia mau. Lalu, saya mulai mengarahkan dia untuk menyalurkan ke jalan yang benar.

Well, tulisan Mama Ina tentang bagaimana cara mengelola emosi saat bersama si kecil betul-betul amat sangat membantu. Kalau kamu punya keresahan yang sama dengan saya, coba deh tengok tulisan Mama Ina ini.

Cara Melatih Anak Mengendalikan Emosi

kontrol emosi anak

Ada satu hal yang perlu kita dan anak pahami saat belajar mengendalikan emosi, yaitu semua emosi itu boleh untuk dirasakan. Apapun itu, termasuk emosi yang tidak menyenangkan. Misalnya, menangis atau marah.

Emosi itu bukan sesuatu yang benar atau salah untuk dirasakan. It's okay kalau mau nangis. It's okay kalau mau marah. Ini fitrahnya manusia. 

Masalahnya itu bukan pada bagaimana apa yang dirasakan. Tapi bagaimana cara menyalurkan yang benar. Itu PR-nya.

Anak-anak perlu diajarkan untuk memvalidasi perasaannya sebelum belajar mengelolanya. Kalau proses validasi perasaan saja sudah dilarang, bagaimana akhirnya emosi itu bisa disalurkan dengan benar.

Ada empat hal yang biasa saya lakukan untuk mengajarkan Ghazy mengendalikan emosi. Apapun emosinya. Proses ini tentunya bertahap. Nggak bisa kalau sekarang coba, terus besok sudah berhasil. Belum tentu. Tapi setidaknya, inilah yang biasa saya lakukan.

1. Perkenalkan emosi apakah itu

Saat awal penciptaan manusia, Nabi Adam bisa tahu segala jenis benda karena Allah yang kasih tahu. Artinya, manusia akan tahu suatu hal setelah terinstall informasi baru ke memori mereka.

Inilah yang akhirnya saya coba lakukan ke Ghazy. Memperkenalkan emosi kepadanya. Cara yang biasa saya lakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan.

"Ghazy, kenapa nangis?"

"Lho, Ghazy marah?"

"Seneng, Nak?"

Memang, bentuknya adalah pertanyaan, bukan pernyataan. Tapi, dalam satu frasa kalimat, saya coba kenalkan emosi yang sedang dia rasakan.


2. Cari tahu dari mana sumbernya

Setelah mengenalkan emosi apa itu, biasanya saya akan cari tahu lagi dari mana sumbernya. Apa yang membuat dia senang, menangis atau marah?

"Ghazy ngantuk?"

"Seneng ya main sama Ummi?"

"Nyariin Ummi, ya?"

Untuk anak seumuran Ghazy, sulit bagi dia untuk mengutarakan apa yang dia rasa. Di sinilah peran saya sebagai orangtua yang harus mampu memahami apa maksudnya. Saya biasanya coba mencari tahu lewat gestur tubuh Ghazy.

3. Beri ruang untuk menyalurkan emosi

Sama seperti kita, anak-anak pun butuh ruang untuk menyalurkan emosinya. Apakah itu dengan pelukan, tangisan, atau cara yang lain.  Biasanya, setelah tahu apa yang terjadi, saya akan beri dia ruang untuk menyalurkan emosinya.

Kalau menangis karena marah, sendirian, atau kesakitan, ya saya gendong sambil tepuk-tepuk punggungnya. Kalau dia ngantuk ya saya keloni aja. 

Lalu, bagaimana kalau anak sudah lebih besar dan bisa bercerita? Kita bisa memberi ruang untuk mendengarkan apa yang dia rasakan sebelum memberikan apa yang mereka butuhkan. Misalnya, pelukan.

Untuk anak yang lebih besar pula, tahap ini bisa dibalik dengan tahapan sebelumnya. Jadi, beri dia ruang dulu untuk menyalurkan emosinya. Misal, dia pingin menenangkan diri atau menangis. Biarkan saja dulu. Jangan tanya sebabnya kalau anak belum siap untuk cerita.

4. Bila keliru, tunjukkan cara yang benar

Cara anak bersikap itu erat kaitannya dengan bagaimana kita memberikan feedback dari segala hal yang dia lakukan. Mereka belajar tentang bagaimana reaksi orangtuanya kalau mereka melakukan suatu hal.

"Kalau aku nangis, Ummi gimana ya?"

"Kalau aku angkat tangan, Abi ngapain aku ya?"

"Kalau aku sembur-sembur gini, reaksi Ummi gimana ya?"

Nah, di sinilah kuncinya. Kalau kita keliru memberikan feedback atau bahkan membiarkan anak melakukan hal ini, dia akan terus menerus melakukan kesalahan. Kita yang jadi semakin repot nanti. Jadi, kalau caranya mengekspresikan emosi keliru, ya betulkan.

Ghazy ini sebetulnya anak yang manis. Seringkali diam-diam dia mendekat ke arah saya dan mencium saya, tanpa saya minta. Adakalanya juga, setelah mencium saya memukul pipi saya cukup keras.

Saya tahu bahwa sebetulnya Ghazy tidak bermaksud menyakiti saya. Bisa jadi dia ingin ngelus Umminya. Sayang, dia belum bisa mengendalikan tangannya. Biasanya, saya akan arahkan tangannya untuk mengelus pipi saya secara perlahan.

Kalau sedang marah karena nggak dituruti atau bisa melakukan sesuatu, saya akan arahkan dia untuk bersabar. Kan nggak semua hal harus dituruti. Apalagi kalau hal yang dia minta berbahaya.

Sikap Orangtua Saat Melatih Anak Mengelola Emosi

kontrol emosi anak

Semakin sering baca artikel tentang inner child, semakin saya sadar bahwa anak amat perlu untuk diajarkan bagaimana mengelola emosinya sedari dini. Keberhasilan proses belajar ini bukan hanya dilihat dari usaha anak untuk berproses dari hari ke hari, tapi juga dilihat dari kita sebagai orangtua.

Anak akan mampu mengendalikan emosinya  ketika kita bisa mengajarkan kepada mereka bagaimana caranya. Anak juga akan mampu menyampaikan apa yang dia rasa ketika kita mampu menjadi media untuk mengeluarkan apa yang dia rasakan. 

Dari sini pula, kita juga harus paham bahwa ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Apa saja itu? 

1. Telinga untuk Mendengar

Ada satu alasan kenapa saya enggan sekali bercerita ke ibu saya, beliau enggan untuk benar-benar mendengarkan saya. Alih-alih membiarkan saya selesai bercerita, beliau sudah potong dulu dengan ceritanya. Bahkan, memberikan nasehat yang tidak jarang terasa menyudutkan saya.

Berkaca dari apa yang saya alami, saya jadi sadar betapa besar kemampuan orangtua untuk mau benar-benar mendengarkan anaknya. By the way, kemampuan mendengar ini tidak ditentukan dari normal tidaknya telinganya ya. Bukan itu. Tapi tentang mendengarkan secara aktif.

Jujur, ini sulit sekali. Ego manusia yang membuat seseorang berhenti mendengarkan dan langsung lompat ke solusi akhir. Padahal, bisa jadi yang diinginkan orang yang bercerita ini bukan solusi. Tapi ruang untuk mengeluarkan segala hal yang berkecamuk dalam dirinya.

Menariknya, kemampuan mendengar ini sulit dilakukan oleh orang-orang yang punya kekuasaan. Contoh, orangtua ke anaknya. Jujur saja, saya tidak ingin menjadi bagian dari orangtua yang sulit mendengarkan anaknya.

Kenapa? Ketika saya gagal dalam proses ini, maka anak saya akan lebih nyaman menceritakan masalahnya pada orang lain. Alhamdulillah, kalau ada bimbingan dari mereka. Bagaimana kalau makin menyesatkan? Naudzubillah min dzalik.

2. Sentuhan yang Menenangkan

Ketika sedang kalut, lalu ada orang yang menepuk bahu kita atau bahkan memberikan pelukan. Kalau saya, sudah pasti ambyar sih. Sekalipun tidak ada kata-kata yang keluar, air mata bisa terurai deras. Sekuat itulah kekuatan sentuhan. Dia bisa memberi ketenangan pada hati yang tengah berkecamuk.

Saya yakin, banyak orang yang seperti saya. Ini sebabnya, ketika anak kita mulai kesulitan untuk mengendalikan emosinya, coba tawarkan sentuhan ke dia. Apakah dia ingin dipeluk agar lebih tenang ataukah berpegangan tangan dengan kita? Kemudian lakukan apa yang dia minta.

3. Jarak untuk Memberi Ruang

Tidak selalu orang yang sedang emosi butuh telinga atau sentuhan. Bisa jadi, dia hanya butuh ruang untuk menyendiri. Menenangkan segala pikiran sendiri. Hingga akhirnya, dia siap untuk bercerita atau mendapatkan solusi dari permasalahannya.

Penutup

Bagaimana buibu pakbapak? Nampaknya memang banyak sekali PR yang harus dikerjakan ya. Jadi, dari pada pening, mari kita kerjakan saja.

Kalau kalian, biasanya gimana nih? Tulis di kolom komentar ya.


Jul 16, 2020

GoBiz, Jasa Pengiriman Paket Terbaik sebagai Partner Bisnis Online

jasa pengiriman paket

Ada salah satu teman yang saya kenal dari kelas online khusus muslimah. Anak Palembang yang tinggal di Jakarta. Ceritanya, dia resign dari kantor dan mulai jualan pempek. 

Meski judulnya cuma tukang pempek, tapi jangan salah. Omzetnya sebulan udah berjuta-juta. Gimana nggak, sekali open PO, pelanggan yang antri tuh banyak sekali. Sampai-sampai pesanan yang diterima dibatasi. Dia sesuaikan dengan kemampuan dan bahan yang tersedia.

Dulu, saya pikir jualan pempek tuh cuma bisa dibeli sama orang-orang dari kota yang sama aja. Soalnya, itu kan makanan ya. Kemungkinan basi saat pengiriman itu amat sangat memungkinkan. Sampai akhirnya, dia bilang begini ke saya.

"Bisa kok kirim ke Bogor."

Peranan Jasa Pengiriman Paket dalam Mendukung Bisnis Online

jasa pengiriman paket

Belajar dari kisah teman saya itu, saya jadi paham bagaimana pentingnya peran jasa pengiriman paket untuk menunjang bisnis online. Sekarang ini bahkan bisnis kuliner pun bisa melebarkan sayapnya dengan bantuan jasa pengiriman paket. Salah satu contoh, ya teman saya tadi.

Buat dia, jasa pengiriman bukan hanya membantu dia mengirimkan pesanan-pesanan keluar kota saja. Dengan adanya jasa ini, dia juga bisa mendapatkan kemudahan untuk memperoleh bahan yang berkualitas dengan harga mudah. Di salah satu story-nya, saya pernah melihat berkardus-kardus ikan giling yang baru saja datang ke rumahnya. 

"Sudah datang nih, sebentar lagi open order. Siap-siap ya," begitu katanya.

Dia juga sampaikan agar para pelanggan juga harus cepat-cepat pesan kalau memang tidak ingin kehabisan stok lagi. Berapa banyak sih stoknya? Dalam sekali slot pemesanan, dia bisa mendapat pesanan hingga 500 kotak. Jumlah yang amat luar biasa. Apalagi untuk dia yang mengerjakan semuanya sendiri.

Jumlah yang banyak itu bisa sampai dengan selamat juga karena peran jasa pengiriman. Kalau jasa yang dipilih tidak mampu mengirimkan pesanan dalam hitungan jam, bisa rugi besar. Alhamdulillah, hingga hari ini tidak sampai begitu.

Tips Memilih Jasa Pengiriman Paket

jasa pengiriman paket

Saya sempat kepo dengan ini. Pasalnya, saya pernah membeli makanan online dari Depok. Sesampainya di rumah, makanan tersebut sudah rusak. Padahal, pedagangnya sudah berupaya menjaga kemasannya.

Di mana kesalahannya? Ternyata ada di jasa pengiriman. Salah memasukkan input data dan banyak kesalahan teknis lain. Makanan yang seharusnya datang kurang dari 24 jam jadi sampai 2 hari kemudian. Parah sih.

Penjualnya berulang kali meminta maaf kepada saya. Sebetulnya, saya tidak minta ganti rugi. Toh, dia sudah mengupayakan semuanya. Kesalahan juga bukan di penjual tapi pada pengiriman. Tidak berselang lama, dia mengirimkan sepaket makanan sebagai pengganti yang rusak itu. Alhamdulillah.

Well, memang betul-betul harus pilih-pilih jasa pengiriman. Salah pilih jasa bisa membuat pelanggan kecewa. Bahkan, bisa meninggalkan toko online tersebut. Ada beberapa tips yang sekiranya bisa dicoba untuk para pebisnis online dalam memilih jasa pengiriman paket.

1. Pilih jasa pengiriman yang punya sistem tracking

Sebagai pembeli, wajar jika mereka terus menerus menanyakan paket yang telah mereka beli. Sudah dikirim atau belum? Kalau sudah dikirim sampai mana?

Agar pembeli percaya, penting untuk memilih jasa pengiriman paket yang memiliki sistem tracking. Dengan sistem ini, bukan hanya kita yang dapat melacak paket kiriman, tapi juga pembeli. Dari sini, pembeli bisa tahu apakah kita sudah mengirimkan barang tersebut dan sudah sampai mana.

2. Memiliki rute jangkauan yang luas

Semakin lengkap rute pengiriman yang mampi dijangkau, maka semakin luas pula produk kita bisa dijangkau masyarakat. Produk yang awalnya bisa dijangkau tetangga kanan kiri dan teman dekat, lambat laun bisa makin meluas. Bahkan bisa tersebar ke seluruh pelosok negeri melalui jasa pengiriman.

3. Mampu menawarkan jaminan keamanan

Nggak mau dong paket yang kita kirimkan rusak di tengah jalan? Even pembeli nggak komplain ke kita, ini nggak enaknya bukan main. Asli. That's why, penting sekali untuk memilih jasa pengiriman barang yang menawarkan jaminan keamanan.

4. Menawarkan tarif yang kompetitif

Salah satu pertimbangan seseorang membeli suatu produk adalah ongkos kirim. Mereka akan pikir-pikir ulang untuk membeli produk kita, kalau ongkos kirimnya terlalu mahal. Dari pada membeli produk yang kita jual, lebih baik membeli produk dari toko online lain yang ongkos kirimnya lebih murah.

Oleh karena itu, tarif pengiriman juga akan menentukan kesuksesan bisnis kita. Bila kita ingin bekerja sama dengan salah satu jasa pengiriman, pertimbangkan hal ini. Apakah dia mampu memberikan tarif yang sekiranya bisa dijangkau target market kita atau tidak.

GoBiz, Kemudahan Pengiriman dalam Satu Genggaman

jasa pengiriman paket

Dari seluruh tips tersebut, ternyata ada salah satu jasa pengiriman yang mampu memenuhi semuanya. Dengan aplikasi ini, kita bisa memilih untuk mengirimkan paket dengan GoSend atau GoBox sesuai kebutuhan kita. Kalau paket tersebut dimensinya tidak terlalu besar dan beratnya kurang dari 20 kg, kita bisa menggunakan GoSend. Bila lebih berat lagi, kita bisa menggunakan GoBox.

Apa bedanya dan apa saja fitur yang ditawarkan oleh keduanya? Kita simak penjelasan berikut ya.

Kemudahan Mengirimkan Barang Jualan dengan GoSend

jasa pengiriman paket

Sudah tahu dong aplikasi ini? Bahkan di antara kita sudah cukup sering menggunakan layanan ini untuk mengirimkan barang ke orang lain. Apakah itu barang dagangan atau bukan. Kebanyakan orang mungkin hanya tahu fitur ini melalui aplikasi Gojek saja. GoSend bisa dijangkau melalui web portal juga, bahkan API.

GoSend Via Aplikasi Gojek

Dengan menggunakan aplikasi ini, kita bisa melakukan pengiriman paket dalam hitungan jam. Kita juga tidak perlu khawatir mengenai kapan barang kita bisa dikirim atau tidak. Karena, GoSend telah tersedia selama 24/7.

Melalui aplikasi ini, kita pun bisa melacak lokasi pengiriman secara real time. Sampai mana lokasi paket dan kurir, semuanya bisa kita lacak dengan mudah. Barang yang dikirim juga telah dilindungi oleh asuransi. Jadi, kita tidak perlu khawatir lagi.

GoSend Web Portal

Selain menggunakan aplikasi Gojek, GoSend juga bisa diakses melalui web portal. Dengan cara ini, kita bisa melakukan banyak pengiriman barang sekaligus.

Melalui web portal pula, kita tidak perlu khawatir ada perubahan harga saat peak hour. Setiap status transaksi juga bisa dilacak dengan mudah melalui notifikasi yang ada. Selain itu, pengiriman Gosend telah dilengkapi dengan asuransi tanpa tambahan biaya.

GoSend API

Terakhir, kita bisa memesan GoSend melalui sistem/website/aplikasi usaha yang kita miliki melalui integrasi API. Dengan cara ini, kita tidak perlu khawatir dengan harga saat peak hour. Kita juga bisa melakukan pembayaran invoicing bulanan. Selain itu, paket yang kita kirim juga akan langsung dapat dilacak penerima melalui SMS maupun aplikasi Gojek. Paketnya dilindungi asuransi hingga 10 juta pula.

Area Pengiriman GoSend

Pengiriman dengan GoSend dibedakan menjadi 2 macam. Pertama, instant delivery untuk pengiriman langsung paket yang sifatnya urgent sehingga barang bisa diterima secepatnya. Kedua, same day delivery untuk pengiriman paket yang tidak terlalu mendesak. 

Pengiriman dengan instant delivery saat ini bisa dinikmati dari berbagai kota di seluruh Indonesia. Sementara untuk same day, ini hanya untuk wilayah Jabodetabek saja.

Pertanyaan yang sering ditanyakan saat orang akan menggunakan GoSend adalah apakah jasa pengiriman ini bisa menjangkau keluar kota? Jawabannya bisa. Kini, GoSend juga telah bekerja sama dengan Paxel untuk pengiriman barang keluar kota.

Kirim Barang Besar Lebih Mudah dengan GoBox

jasa pengiriman paket

Kalau GoSend digunakan untuk pengiriman barang yang kurang dari 20kg, kita bisa menggunakan GoBox untuk mengirim barang jualan yang lebih dari 20kg. Tidak hanya itu, kita juga bisa menggunakannya untuk pengiriman barang dengan skala banyak dengan harga transparan. 

Layanan ini kini telah hadir di 16 area di Indonesia. Mana saja area itu? Bali (termasuk Gianyar dan Tabanan), Balikpapan, Bandung, Cirebon, Jabodetabek, Karawang, Makassar, Malang, Medan, Palembang, Semarang (termasuk Ungaran), Serang, Solo, Surabaya (termasuk Gresik dan Sidoarjo), Tasikmalaya, dan Yogyakarta

Lalu, apa saja kemudahan yang ditawarkan oleh GoBox? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

jasa pengiriman paket

1. Proses pemesanan cepat

Kita bisa melakukan pemesanan GoBox secara langsung selama 24/7 sesuai kebutuhan.

2. Tidak ada harga ramai

Ingin melakukan pengiriman saat peak hour? Jangan khawatir. Kita tidak akan dikenai tambahan biaya bila melakukan pengiriman saat peak hour.

3. Mudah dilacak

Ini salah satu keunggulan GoBox juga. Kita bisa melacak posisi armada mulai dari penjemputan barang hingga sampai ke lokasi tujuan. 

jasa pengiriman paket

4. Tidak ada batasan jarak

Pengiriman dengan menggunakan GoBox juga tidak dibatasi oleh jarak. Ini amat sangat membantu pedagang online untuk mengiri barang dari gudang ke pengepul tanpa khawatir jarak lagi.

5. Pilihan armada yang beragam

Kita juga bisa memilih armada apa yang akan digunakan. Ada pick up bak, pick up box, engkel bak, dan engkel box yang bisa dipilih. Kita tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan pengiriman.

6. Dilindungi asuransi

Ini keunggulan lain yang membuat kita tidak perlu khawatir menggunakan GoBox. Paket yang kita kirimkan akan dilindungi oleh asuransi hingga 1 Milyar Rupiah. 


Kesimpulan

Pemilihan jasa pengiriman paket akan amat sangat mempengarungi kelangsungan bisnis online yang dijalankan. Kalau sampai salah pilih, bukan hanya kita yang rugi, tapi pelanggan pun jadi enggan memesan kembali. Karena itu, gunakan jasa pengiriman yang terpercaya dan terjamin keamanannya. 

Dalam hal ini, kita bisa memanfaatkan GoBiz untuk mendukung toko online kita. Selanjutnya, kita bisa pilih mau pakai GoSend atau GoBox. Yuk, percayakan pengiriman barang jualan ke GoBiz.


Jul 13, 2020

Menikah Tanpa Pacaran? Mungkin-Mungkin Aja Tuh!

nikah tanpa pacaran

Dulu, orang nggak punya bayangan sama sekali bagaiman caranya menikah kalau nggak pacaran dulu. Proses pacaran ini dianggap sebgai proses mengenal calon pasangan ketika nanti akan menikah. Sayangnya, meski pacaran sudah bertahun-tahun macam kredit rumah, belum juga menjamin apakah kita bisa mengenal dia secara utuh. Tahu gambaran rumah tangga yang akan dibangun bagaimana.

Pacaran Hanya untuk Membangun Rasa, Bukan Proyeksi Visi

pacaran

"Gimana caranya nikah sama orang yang nggak kita sayang?"

Ini pertanyaan paling umum yang sering ditanyakan ke mereka yang menikah tanpa pacaran. Saya pun dulu pernah mempertanyakan hal ini. Keraguan saya untuk mencintai pasangan setelah menikah yang justru menjerumuskan saya ke lubang maksiat.

Dari apa yang saya alami dulu, sulit sekali membicarakan gambaran rumah tangga yang akan dibangun dengan si pacar. Seserius apapun katanya dia, tetap saja gambaran rumah tangga itu mau dibawa ke mana tetap bias.

Kebanyakan ya permintaan untuk menjalani semua sama-sama dan belajar sama-sama. Berjalan begitu saja tanpa target pasti sampai mana dan harus memilih apa. Kami sibuk menjalin rasa. Bukan sibuk mempersiapkan langkah pasti untuk meraih mimpi bersama. Bahkan, mimpi bersama pun nggak ada.

Justru, ini yang ada. Saya punya cita-cita begini. Dia punya cita-cita begitu. Selanjutnya, bagaimana kita bisa saling mendukung apa yang masing-masing inginkan. Sementara itu, cita-cita bersamanya nggak ada.

Ini banyak dialami sama orang-orang pacaran. Banyak drama yang dilalui hanya karena perasaan yang dikedepankan. Ini yang membuat banyak rumah tangga muda yang nggak tahu mau ngapain meski sudah amat lama pacaran.

Pacaran Tidak Menjamin Segalanya Jadi Indah Setelah Menikah

happy

Saya dan suami nggak pernah pacaran sama sekali. Kami kenal dalam waktu singkat. Kemudian memutuskan untuk menikah. Jadi, saya memang tidak tahu bagaimana rasanya menikahi pacar.

Meski begitu, saya bisa dengan amat sangat mudah tahu dari banyaknya orang-orang yang menikah dengan pacarnya. Tidak semua, bahkan banyak yang masih shock dengan pasangan sah yang baru. Meskipun, mereka sudah bertahun-tahun pacaran.

Ya iya. Namanya juga pacaran. Pasti yang ditunjukkan ya yang manis-manis aja. Letek-leteknya nggak kelihatan secara utuh.

Setelah menikah, tinggal serumah. Mau tidur ketemu, bangun juga ketemu. Kemana pun yang dilihat dia dan segala jejaknya. Ya akhirnya tahu juga belangnya.

Oh, dia ini kalau abis mandi suka naruh handuk di kasur.
Oh, dia kalau abis ambil barang suka nggak dikembalikan ke tempatnya.
Oh, dia ini malas mandi.
Oh, dia ini sesungguhnya buau sekali.

Retjeh banget sih memang. Tapi kalau ini-ini saja yang dilihat dan dirasakan setiap hari. Lama-lama ya bikin hati dongkol dan kepala ngebul juga. Tahu sendirilah endingnya gimana. Ya drama. Nangisin hal receh ini.

Teruntuk pasangan yang nggak baru-baru amat menikah dan sudah melalui fase ini. Pasti senyum-senyum sendiri mengingat masa lalu ini. Kocak memang kalau diingat. Tapi kalau dijalani ya beneran bikin spanneng.

Kalau sudah dipaparkan begini, biasanya akan muncul pertanyaan ini ke pasangan yang menikah tanpa pacaran.

"Memangnya kalau nggak pacaran bisa menjamin auto bahagia?"

Lewat tulisan ini, saya mau bilang kalau jawabannya tidak. Setelah menikah, drama itu ya akan tetap dilalui juga. Tapi saya nggak rugi waktu dan materi untuk pacaran sama dia. Melayani seseorang yang belum tentu jadi pasangan saya. Bayar ongkos pacaran sama seseorang yang belum tentu jadi pasangan saya juga.

Iya lho. Pacaran itu memang membuang waktu dan uang. Pacaran butuh ketemu untuk membangun rasa. Kalau LDR, ya tetep mengupayakan stay contact dengan si dia. Pastinya ya waktu terbuang, uang pun iya.

Apakah dia pasti jadi suami saya? Belum tentu.

Luruskan Niat untuk Tidak Pacaran Karena Allah

Bicara tentang pacaran. Nggak semua lho kepingin punya pacar. Ada juga kok orang yang hidupnya nggak bucin. Dia enggan pacaran karena ribet, misalnya.

Kalau punya pacar kan mau nggak mau diurus ya. Sementara urusan pribadi aja udah banyak. Ada mimpi yang pingin dikejar dan pacaran dianggap sebagai distraksi.

Ada juga yang nggak mau pacaran karena lebih suka temenan aja. Ini juga ada.

Well, kalau kita memang nggak mau pacaran, gimana kalau niat itu diubah karena Allah. Bukan biar nggak ribet atau pingin fokus sama yang lain. Rugi aja kalau nggak diniatin karena Allah.

Menghindari pacaran itu macem menghindarkan diri dari maksiat. Artinya, ini adalah sebuah kebaikan. Sayangnya, kebaikan ini nggak akan punya nilai apapun di akhirat kalau tidak diniatkan karena Allah. Nguap aja gitu. 

Tetep rugi kan jadinya. That's why, luruskan niat hanya untuk Allah aja. Niat ini juga yang akan menjaga kita buat nggak nyicipi pacaran lagi. 

Kenapa? Ya karena Allah nggak akan suka dengan pilihan kita itu.

Ketika Orangtua yang Meminta Kita Punya Pacar

pacaran

Ini juga banyak nih kasusnya. Anaknya nggak mau pacaran. Tapi orangtuanya kekeuh meminta anaknya untuk pacaran dulu.

Lagi-lagi, ini karena budaya pacaran dulu sebelum menikah yang menyerebak di masyarakat kita. Jadi, nggak kebayang nikah tanpa pacaran itu gimana. Padahal ini amat mungkin terjadi.

Lalu, bagaimana kalau kita didesak orangtua untuk pacaran? 

Saya pun pernah mengalami ini. Setelah taubat nggak mau pacaran lagi, orangtua saya justru makin push saya untuk cari pacar baru. Beliau malah makin stress ketika saya bilang nggak mau pacaran lagi.

"Gimana bisa nikah kalau nggak kenal?"

Sama seperti kebanyak orang, orangtua saya pun tahunya pacaran jadi cara untuk mengenal antara satu sama lain. Padahal, Islam ngatur bagaimana interaksi laki-laki dan perempuan yang sudah siap dan ingin menikah.

Orangtua saya makin cemas lagi ketika usia saya makin jauh dari angka 25 tahun. Hampir setiap pulang ke rumah ditanya. Mereka bahkan menganggap kalau saya ini terlalu pemilih. Cemasnya makin lebih-lebih melihat ada beberapa saudara yang belum juga menikah sampai usia lanjut. Nggak mau dong anaknya jadi perawan tua.

Setiap ditodong pacar baru, saya selalu menjelaskan alasan saya kenapa tidak mau pacaran. Saya juga jelaskan proses seperti apa yang saya kehendaki untuk memilih pasangan suami nanti. Saya sampaikan juga kalau saya butuh doa sama bantuannya ibu untuk mencari calon pasangan hidup.

Apakah berhasil membuat beliau tenang?Tentu tidak, saudara-saudara sekalian.

Ibu saya baru lega setelah datang seorang laki-laki yang melamar saya sendirian. Laki-laki ini yang akhirnya meluluhkan hati semua orang dan berhasil memboyong saya ke Bogor. Satu hal yang tidak pernah sekalipun saya bayangkan.

Intinya sih, luruskan dulu niat kita untuk tidak berpacaran itu cuma karena Allah. Lakukan apapun yang bisa dilakukan untuk menghindarkan diri dari aktivitas pacaran ini. Ketika orangtua memaksa, ya balikin lagi ke Allah sambil terus berupaya menjelaskan.

Siapa sih yang jadi pemilik hati orangtua kita? Ya Allah. Maka, kembalikan urusan ini ke Allah. Biar Allah yang atur. Kita usaha aja terus.

Baca juga: Pernikahan Syar'i

Cara Menikah Tanpa Pacaran

nikah tanpa pacaran

Islam itu agama yang sempurna. Segala hal dalam kehidupan ini ada aturannya dalam Islam. Mulai dari urusan seremeh pakai sendal jepit hingga urusan bernegara. Begitu pula ketika kita mau menikah, ada aturannya juga dalam syariat Islam.

Hari ini, istilah ini sudah tidak asing lagi. Apalagi ada sejumlah public figur yang menjalaninya juga. Ambil saja contoh yang sedang viral hari ini, pernikahannya Dinda dan Rey.

Tidak ada tanda-tanda kedekatan, tiba-tiba sudah nikah aja. Ini wow sih untuk banyak orang. Usut punya usut ternyata Dinda dan Rey ini sudah ta'aruf selama 2 bulan. Sebelum akhirnya mereka mantap untuk mengikat ikrar sebagai suami istri.

Ta'aruf Tidak Sama dengan Beli Kucing dalam Karung

Ini juga asumsi yang masih ada di dalam masyarakat kita. Apalagi range waktu ta'aruf ini relatif singkat. Tidak heran bila banyak yang mempertanyakan proses ta'aruf. Bagaimana caranya bisa kenal satu sama lain dalam waktu singkat dan mantap ke jenjang pernikahan.

Kalau ada yang tanya bagaimana teknisnya, ya kenalan aja. Karena tujuannya memang untuk menikah, tentu pertanyaannya juga bukan hanya sekedar siapa dan dari mana. Tujuan pernikahan dan beberapa pertanyaan lain yang bisa diajukan saat ta'aruf. Saya sudah pernah bahas lebih detail tentang ta'aruf di blog ini. Jadi, kalau ada yang bilang ta'aruf itu seperti beli kucing dalam karung ya jelas keliru.


Lamaran Tidak Menjamin Pasti Menikah

gagal nikah

Setelah ta'aruf dan cocok, maka kita akan masuk ke tahap selanjutnya, yaitu lamaran. Sejatinya dalam proses ini aktivitasnya juga sama saja. Ya tanya-tanya lagi. Meski topiknya akan jauh lebih dalam, seperti pola asuh anak, perencanaan financial dalam keluarga, kemungkinan poligami, dan sebagainya.

Lamaran itu sejatinya adalah ajakan untuk menikah. Bisa saja proses ini dibalik. Jadi, dilamar dulu, baru ta'aruf. Hanya saja, ketika seorang perempuan menerima ajakan untuk menikah ini, dia sudah tidak boleh menerima lamaran dari laki-laki lain sampai lamaran yang sebelumnya dicabut.

Berarti ini kekuasaan di tangan laki-laki dong?

Ya nggak gitu juga. Dalam kontekstual memang kesannya suaklek banget, tapi realitanya cukup sederhana. Meskipun, pasti bikin baper juga.

Kalau pihak perempuan tiba-tiba pingin mundur, ya udah. Tinggal bilang aja. Say sorry and good bye.

Laki-laki yang dikasih tahu juga biasanya akan melepaskan. Ya ngapain mempertahankan perempuan yang nggak mau sama dia, kan? Kalaulah perempuan ini yang jadi jodohnya, nanti akan ada jalan.

Meski keduanya udah sama-sama mantap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, sebaiknya asumsi pasti menikah ini dihindari. Gagalnya pernikahan itu bukan hanya karena salah satu pihak yang membatalkan, tapi bisa juga karena ajal. Siapa sih yang tahu batas waktu seseorang?

Jadi, sebisa mungkin untuk tetap mengendalikan perasaan. Genggam perasaan itu di tangan dan serahkan seutuhnya pada Allah. Selain itu, jangan lupa untuk terus menerus menjaga interaksi dengan calon pasangan agar tetap dalam koridor syara'. 

Niat kita untuk menikah itu baik, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Masa mau dinodai dengan dosa-dosa sebelum menikah? Tahan-tahan aja semuanya dulu. Semua pasti akan indah pada waktunya kok. Jangan terbuai dengan kalimat, "aku kan pasti nikahin kamu."

Well, nggak ada yang pasti sampai akad terucap. Beneran deh, jaga semuanya baik-baik dan terus libatkan Allah.

Saya punya cerita yang agak ngeri-ngeri sedap. Ada sepasang calon pengantin yang akan menikah. Seminggu sebelum mereka menikah, keduanya pergi bersama-sama untuk melihat rumah baru mereka. Sewaktu mengunjungi rumah itu, pihak ketiga datang membisiki sesuatu kepada mereka. Hingga akhirnya, terjadilah sesuatu yang belum seharusnya terjadi.

Singkat cerita, pernikahan itu akhirnya batal karena mempelai laki-laki meninggal sehari sebelum menikah. Selang beberapa waktu dari kesedihan itu, si perempuan mendapati dirinya hamil. Siapa lagi ayah dari janin itu bila bukan calon suaminya yang meninggal. Nasi sudah menjadi bubur. Sulit juga untuk menuntut tanggung jawab ke keluarga lelaki itu karena sudah meninggal. Akhirnya, dia harus menjalani segala konsekuensi perbuatannya itu sendiri.

Menikah Itu Bukan Soal Rasa, Tapi Ketetapan Hati

"Bagaimana aku bisa menikahinya, kalau aku tidak mencintai orang itu?"

Sering dengar kalimat ini? Ini pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Apalagi kalau pernah nonton sinetron atau drama tentang perjodohan, pasti akan mengamini pertanyaan ini. Seolah, kita tidak akan mungkin menikahi orang yang tidak kita cintai. Pokoknya harus jadi bucin dulu, biar tenang nikahnya.

Saya pun dulu mempertanyakan hal ini. Bingung bukan main dengan orang yang menikah tanpa ada rasa cinta sebelumnya. Saking keponya, saya sampai tanyakan langsung ke pelakunya.

"Waktu nikah, kamu sudah cinta belum ke suamimu?"

"Aku baru jatuh cinta waktu kami ngedate pertama kali setelah menikah. Itu seminggu setelah menikah."

Pertanyaan "kok bisa?" berulang kali berputar dalam kepala saya sampai saya melupakan kejadian ini. Setelah saya mengalaminya sendiri, barulah saya sadar. Menikah itu bukan soal rasa. Ini lebih pada ketetapan hati. Bagaimana akhirnya hati ini memilih, itu urusan Allah.

Tahu Sundari Hana? Itu lho Bu Leknya Kirana Retno Hening. Dalam akun sosial medianya, dia pernah cerita kalau dulu bener-bener nggak mau sama suaminya ini. Banyak sekali alasan untuk menolak laki-laki itu. Sempat putus kontak selama setahun. Tapi lihat bagaimana Allah mempertemukan dan menyatukan mereka?

Laki-laki yang dulu dia tolak terus menerus ini yang kemudian jadi suaminya. Mana dia sangka kalau takdirnya berjalan seperti itu.

Apakah Bu Lek Hana satu-satunya yang mengalami ini? Tidak. Ada banyak sekali orang yang pun mengalami hal serupa.

Jadi, amat sangat keliru kalau sebelum menikah yang dibangun hanya soal rasa. Sementara ada yang jauh lebih penting dari itu semua. Akan dibawa ke mana pernikahan ini?


Ada yang punya cerita serupa nggak? Tulis di kolom komentar ya.

Penutup

Di akhir tulisan ini, saya cuma pingin titip pesan kepada para single. Jangan takut tidak menikah karena hingga detik ini belum punya pacar. Nggak perlu kepikiran pacaran juga.

Jodoh itu Allah yang atur. Kapan hilalnya tampak, itu suka-suka Allah. Nggak perlu menghabiskan waktu untuk memikirkan kapan hilal jodoh akan tampak. Fokus saja untuk memperbaiki dan menjaga diri karena Allah. In syaa Allah, semua akan indah pada waktunya. 

Semangat!

Jul 6, 2020

Bisnis Kontrakan atau Kos-kosan, Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Investasi?

Hingga hari ini, bisnis properti masih menjadi idaman banyak orang karena prospeknya yang menggiurkan sedari dulu. Entah itu bisnis kontrakan atau kos-kosan, semuanya punya peluang untuk menghasilkan keuntungan yang besar dalam jangka panjang. Saya pribadi dan suami juga punya keinginan memiliki salah satu atau bahkan keduanya.

Meski prospeknya cerah, bukan berarti bisa dimulai semudah membalikkan telapak tangan. Modal yang amat besar memaksa kami untuk belajar lebih dalam dan mempertimbangkan untung rugi dari bisnis ini. Apa saja kelebihan dan kekurangan kedua bisnis ini? Yuk, kita simak!

sewa rumah


Memiliki Bisnis Kontrakan

Di sekitar rumah kami, ada beberapa kontrakan tiga petak yang selalu full. Bahkan, di samping rumah kami saja ada. Ayah mertua saya pernah iseng bertanya kepada pengelola kontrakan itu tentang harga sewa rumah
 per tahun kontrakan sebelah ini. Katanya sekitar 16-18 juta per tahun. Itu harga sewa rumah tahun 2018. Sekarang? Sudah pasti lebih tinggi lagi.

Ada 6 unit rumah dengan desain yang menarik. Tidak seperti kontrakan tiga petak lain di dekat rumah. Dengan total rumah yang ada, dalam setahun omset yang dihasilkan sudah 100 juta sendiri. Itu tahun 2018. Sekarang? Pastinya sudah lebih besar lagi.

Sekilas memang tampak menguntungkan. Tapi, kembali lagi. Kita tidak bisa memilih bisnis dengan modal sebesar itu hanya karena keinginan impuksif belaka. Harus ada pertimbangan untung ruginya juga.

Keuntungan Bisnis Rumah Kontrakan

Ada beberapa keuntungan yang bisa kita ambil ketika kita ingin memulai bisnis kontrakan. Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut.

1. Masa sewa lebih panjang

Rumah kontrakan berbeda dengan kos-kosan yang bisa disewa bulanan. Rumah kontrakan hanya menerima sewa tahunan saja. Paling pendek ya 6 bulan. Tapi, itu jarang sekali. Masa sewa yang panjang ini, akan amat sangat mempermudah kita untuk tidak terlalu sering mencari penyewa. 

2. Harga sewa lebih besar

Seperti yang sudah saya bilang di awal, harga sewa kontrakan itu sudah cukup besar. Harga sewa ini pun harus dibayarkan di muka. Jadi, kita tidak perlu berurusan dengan penyewa yang tidak tertib administrasi. 

3. Kenaikan harga sewa tinggi

Harga sewa kontrakan biasanya akan mengalami kenaikan sebesar 5% setiap tahunnya. Tapi, kita bisa menaikkan harga hingga 15% bila kondisi ekonomi sedang baik. Misal, harga sewa tahunan 20 juta. Tahun depan, harga sewa sudah naik menjadi 21-23 juta per tahun.

Kekurangan Bisnis Kontrakan

Meski memiliki keuntungan yang amat menggiurkan. Bisnis kontrakan juga punya kekurangan. Apa saja itu? 

1. Harus lebih selektif memilih penyewa

Karena penyewa akan menggunakan rumah kontrakan kita dalam waktu lama, kita juga harus selektif memilih penyewa. Tentunya, kita tidak ingin kontrakan kita mengalami kerusakan atau menjadi sarang tindakan kriminal bukan.

2. Butuh biaya perawatan yang besar bila penyewa lama pindah

Ini yang agak merepotkan kalau penyewa lama pindah. Kita butuh biaya yang besar untuk melakukan perawatan sebelum rumah tersebut ditinggali orang lain lagi. Apalagi kalau orang yang menyewa tidak pandai merawat rumah, biaya perawatan yang harus dikeluarkan juga bisa besar.

Memiliki Bisnis Kos-kosan

Sebagai anak rantau yang pernah ngekos bertahun-tahun, saya melihat kalau bisnis kos-kosan pun tidak kalah menggiurkan dibanding dengan punya kontrakan. Dulu, saya harus membayar uang kos sebesar 750 ribu per bulan. Sebelumnya memang lebih murah. Cuma 200 ribu saja. Tapi, saya harus tinggal bersama 2 orang lain.

Iya, sekamar bertiga. Jadi, harga kamar kami memang 600 ribu per bulan. Cukup mahal. Kalau dalam satu rumah ada 10 kamar saja, sebulan omset dari kos saja sudah 6 juta. Tapi, benarkah punya kos-kosan itu menguntungkan? Yuk, simak untung ruginya.

Keuntungan Bisnis Kos-kosan

Kalau dibandingkan dengan rumah kontrakan, biaya sewa bulanannya memang tidak sebesar kontrakan. Tapi, ada juga keuntungan yang bisa kita dapatkan dari bisnis ini.

1. Permintaan yang tinggi

Kalau lokasi yang kita pilih cukup strategis, bisnis ini cukup menguntungkan lho. Semahal apapun harga yang ditawarkan, permintaan pasar tetap tinggi. Saya pernah mencari kos di daerah yang dekat kampus. Saya hanya cukup berjalan kaki dari kos ke kampus. 

Memang, akhirnya saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi pulang pergi kampus kosan. Tapi, sebulan ada harga yang cukup mahal yang harus saya bayar. Ini hampir separuh dari gaji saya sebagai dosen dulu.

Besar biaya kos tentunya juga akan menyesuaikan lokasi juga. Beda kota tentunta beda harga. Kalau di kota besar seperti Jabodetabek begini, lalu dekat dengan kantor atau kampus, sudah bisa dipastikan biaya per bulannya ya bisa 2-3 juta per bulan.

2. Peluang usaha lain

Bisnis kosan biasanya akan beriringan dengan usaha lain yang membantu memenuhi kebutuhan penghuninya. Laundry, rumah print untuk mahasiswa, warung, dan masih banyak lagi 

3. Masih dalam pengawasan

Berbeda dengan kontrakan yang kita lepas ke penyewa, kos-kosan ini masih bisa kita pantau. Setidaknya, kalau kita tidak bisa memantau sendiri, kita bisa membayar orang untuk mengurus hal ini. Sehingga, dari sisi kebersihan dan perawatan kamar kos pun terjamin.

Kekurangan Bisnis Kos-kosan

1. Harus menagih uang secara berkala

Berbeda dari kontrakan yang masa sewanya tahunan, kos-kosan ini harus dibayar setiap bulan. Ada memang yang harus membayar tiap 3 bulan sekali. Tapi lebih dari itu, jarang. 

Ini juga yang membuat anak kos bisa berganti setiap waktu. Kita harus cari lagi penghuni baru agar kos-kosan bisa tetap berputar. Repotnya memang di sini.

2. Bergantung dari kondisi sekitar

Keuntungan bisnis kos-kosan juga amat sangat bergantung pada lingkungan sekitar. Kalau lokasi kita dekat dengan kampus atau kantor, ya memang menguntungkan. Tapi, seandainya kampus atau kantor itu pindah lokasi, ya udah. Ambar deh.

Mana yang Lebih Menguntungkan?

Melihat untung rugi dari kedua bisnis ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa jawabannya amat sangat relatif. Lokasi akan amat sangat mempengaruhi bisnis properti mana yang sekiranya lebih menguntungkan.

Selain lokasi, marketing juga harus diupayakan dong. Nggak bisa cuma bangun rumah aja. Mau nggak mau harus pasang iklan juga. Kalau lokasi kontrakan atau kos-kosan kita di daerah Bintaro, misalnya, ya tulis sewa rumah di Bintaro atau kos-kosan Bintaro. Gitu.

By the way, kalau ada dari kalian yang punya pengalaman bisnis properti, bisa share pengalaman kalian di kolom komentar. Terima kasih.