Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Apr 27, 2020

Pengalaman Imunisasi Anak di Tengah Pandemi Covid-19

Imunisasi anak

Belum ada seminggu setelah Ghazy imunisasi, merebak kabar bahwa virus korona sudah ada di Indonesia. Begitu dengar kabar itu, saya mulai mikir bagaimana nasib imunisasi Ghazy bulan depan? Waktu itu, virusnya belum merebak seperti sekarang. Jadi, saya masih berharap kalau saat jadwal imunisasinya tiba, virus korona sudah pergi. Sayang, harapan itu hanya tinggal angan belaka.

Semakin dekat dengan jadwal imunisasi, semakin besar juga jumlah kasus covid-19 di Indonesia. Ini yang membuat saya makin galau. Apakah saya harus menunda jadwal imunisasi anak ataukah tetap melakukan sesuai jadwal?

Rekomendasi IDAI Terkait Imunisasi Anak

Seakan menjawab kegalauan ibu-ibu seperti saya, IDAI akhirnya mengeluarkan rekomendasi yang ditujukan untuk semua pihak. Baik petugas fasilitas kesehatan, maupun orang tua anak yang akan imunisasi. Rekomendasi ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan imunisasi anak. Saya sendiri menggunakan acuan ini untuk memastikan apakah fasilitas kesehatan yang saya pilih sudah mengikuti rekomendasi tersebut atau belum.

Anjuran IDAI Terkait Imunisasi Anak

Imunisasi dasar penting untuk bayi dan anak hingga umur 18 bulan. Hal ini ditujukan untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya lain yang sudah ada. Untuk pencegahan Covid-19 sendiri, belum ada vaksin untuk virus ini.

Apabila bayi dan balita tidak mendapatkan vaksin dasar lengkap, ini akan memicu wabah penyakit lain di kemudian hari. Akibatnya, anak-anak bisa mengalami penyakit berat yang menyebabkan sakit berat, cacat, bahkan meninggal dunia.

Oleh karena itu, pemberian imunisasi tetap harus dilakukan mengikuti jadwal berikut.

Jadwal imunisasi

Imunisasi dasar

- Segera setelah lahir: Hepatitis B + OPV 0
- Usia 1 bulan: BCG
- Usia 2 bulan: Pentavalent 1 + OPV 1
- Usia 3 bulan: Pentavalent 2 + OPV 2
- Usia 4 bulan: Pentavalent 3 + OPV 3 + IPV
- Usia 9 bulan: MR1
- Usia.18 bulan: Pentavalent 4 + OPV 4 + MR2

Imunisasi tambahan

- Usia 2 bulan: PCV 1
- Usia 4 bulan: PCV 2
- Usia 6 bulan: PCV 3 + Influenza 1
- Usia 7 bulan: Influenza 2

Program imunisasi PCV dan JE yang terdapat di beberapa provinsi tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Bila pasien sedang ada di wilayah penyebaran luas Covid-19, pemberian imunisasi dapat ditunda 1 bulan dan segera diberikan saat kondisi sudah memungkinkan.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, baik oleh petugas fasilitas kesehatan maupun orang tua ketika anak akan imunisasi.

  1. Atur jadwal kedatangan anak untuk menghindari anak berkumpul terlalu lama
  2. Di wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi, harus ada petugas yang menanyakan apakah ada kontak dengan penderita Covid-19. Apabila ada, maka harus dilayani sesuai dengan anjuran Kemenkes. Apabila tidak ada, imunisasi dapat diberikan sesuai dengan jadwal.
  3. Usahakan ada petugas yang mengatur pemisahan ruangan antara anak sakit dan anak sehat yang akan diimunisasi di ruang tunggu dan layanan yang berbeda.
  4. Sediakan hand sanitizer atau bak cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal ini agar orang tua dan anak bisa cuci tangan ketika datang dan akan pulang ke rumah.
  5. Kursi ruang tunggu harus diatur sedemikian rupa agar jarak antara penunggu 1-2 meter.
  6. Anak yang sudah bisa berjalan perlu dijaga agar tidak berjalan mondar-mandir di fasilitas kesehatan
  7. Jauhi orang yang sedang batuk pilek

Anjuran untuk Memenuhi Pembatasan Sosial

Selain hal-hal yang perlu diperhatikan di atas, aturan pembatasan sosial tetap harus diikuti. Ini untuk melindungi diri dan anak dari Covid-19. Apa saja itu?

Pembatasan sosial

Pertama, bila tidak ada keperluan yang sangat penting, sebaiknya anak dan orang tua yang sehat tidak keluar rumah. Selama di rumah, tetap berikan ASI dan makanan bergizi ada si kecil.

Bila ada anggota keluarga yang sedang batuk atau pilek, jauhi dulu. Selain itu, jangan lupa untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh bayi. Upayakan juga untuk tidak mencium si kecil. Terakhir, segera hubungi dokter bila sakit.

Menunda Imunisasi atau Tetap Sesuai Jadwal?

Imunisasi anak

Meski sudah ada anjuran IDAI, kegalauan saya tidak langsung lenyap begitu saja. Apalagi saya tinggal di Bogor dengan tingkat penyebaran Covid-19 yang lumayan tinggi. Pertanyaan tentang menunda imunisasi atau tetap sesuai jadwal terus menggelayut dalam benak saya.

Apakah saya harus menunda imunisasi untuk Ghazy? Kalau ditunda, sampai kapan? Bagaimana dengan kemungkinan peningkatan jumlah kasus Covid-19 setelah saya menunda imunisasi?

Pertanyaan-pertanyaan itu yang kemudian saya pakai untuk diskusi dengan suami. Kami akhirnya sepakat untuk tidak menunda imunisasi Ghazy. Kalau berkaca dari negara-negara lain, Covid-19 tidak bisa selesai dalam waktu seminggu 2 minggu. Butuh waktu yang lama.

Kita tengok saja negara asal virus ini. Sejak Desember 2019 hingga tulisan ini dibuat, jumlah kasus Covid-19 masih ada juga. Meski sempat mengalami penurunan yang tajam.

Melihat hal ini, meski tinggal di area zona merah, akan lebih baik jika segera memberikan vaksin ke anak. Kita tidak tahu apakah bulan depan kasus akan bertambah atau tidak. Situasi saat ini memang mengerikan untuk pergi ke fasilitas kesehatan. Tapi kalau menunggu hingga 2 minggu atau bulan depan, bisa jadi kondisi lebih mengerikan lagi, bukan?

Persiapan Sebelum Imunisasi

Setiap pilihan pasti akan ada konsekuensinya. Ketika saya memilih untuk imunisasi anak saya sesuai jadwal, saya pun harus menyiapkan rentetan ikhtiar agar si kecil tidak tertular Covid-19. Mulai dari memilih fasilitas kesehatan tempat imunisasi hingga persiapan alat pelindung diri. Saya akan bahas satu per satu lebih detail terkait hal-hal ini berdasarkan pengalaman.

1. Pilih fasilitas kesehatan

Dalam situasi semacam ini, datang ke rumah sakit adalah hal yang sebetulnya paling dihindari. Apalagi, kalau rumah sakit tersebut  dijadikan rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Itu sudah pasti akan saya coret dari list pilihan.

Tapi, apakah imunisasi hanya bisa dilakukan di rumah sakit saja? Tentu tidak. Imunisasi dasar bisa didapatkan di fasilitas kesehatan lain, seperti puskesmas, klinik dokter atau bidan, atau rumah vaksin.

Bagaimana dengan imunisasi tambahan? Ini yang saya kurang tahu. Apakah ada di puskesmas atau klinik bidan terdekat atau tidak. Tapi kalau rumah vaksin dan rumah sakit biasanya ada. Tinggal cek ketersediaan stok vaksinnya saja.

That why, sesuaikan saja pilihan fasilitas kesehatan dengan kebutuhan masing-masing. Kemarin, saya antar Ghazy imunisasu di rumah sakit karena yang dibutuhkan bukan vaksin dasar, melainkan yang tambahan.

Intinya, cari fasilitas kesehatan yang sepi. Mau rumah sakit, rumah vaksin, puskesmas, atau klinik, pastikan tempat tersebut sepi. Kalau pun harus antre, tidak perlu antre terlalu lama.

Rumah sakit di Bogor

Buat beberapa opsi fasilitas kesehatan juga yang memungkinkan untuk didatangi. Coba tanya ke tetangga, teman atau saudara yang punya anak pada usia di bawah 18 bulan. Tanyakan tempat mana yang biasa mereka kunjungi untuk imunisasi dan bagaimana kondisi tempat tersebut. Tanyakan pula apakah tempat tersebut direkomendasikan untuk imunisasi di sana.

Kalau di Bogor, bisa coba ke RS Azra yang katanya punya vaccin drive thru, bisa ke RS Ummi dan RS Hermina yang ruang layanannya udah kepisah. Bisa juga ke RSIA Bunda Suryatni yang nggak ramai. Mau ke Rumah Vaksin juga bisa. Saya carinya ke situ karena yang dibutuhkan Ghazy memang bukan vaksin wajib, tapi yang tambahan.

2. Hubungi fasilitas kesehatan

Setelah mempunyai list tempat, kini saatnya memastikan sendiri. Coba cari daftar kontak dari list fasilitas kesehatan yang kita miliki. Hubungi satu per satu. Daftar alamat dan kontak beberapa fasilitas kesehatan yang ada di Bogor bisa dilihat di sini ya.

Kontak faskes

Tanyakan masing-masing faskes terkait pemisahan ruangan sesuai anjuran IDAI. Bila ruang tunggu dan layanan tidak dipisah, kita bisa mempertimbangkan apakah tempat tersebut biasanya ramai pasien atau tidak.

Pastikan juga vaksin yang dibutuhkan tersedia. Ini harus detail ya. Terutama bila ini adalah vaksin pengulangan.

Misal, mau imunisasi rotavirus. Sebelum ini menggunakan rotarix, tanyakan apakah vaksin ini ada. Karena untuk imunisasi rotavirus sendiri, bisa menggunakan rotarix, bisa juga rotateq.

Setelah sudah mendapatkan informasi dari list faskes yang kita buat tadi, saatnya memilih. Sebaiknya, pilih faskes yang dekat dari rumah. Selain itu, faskes yang dipilih juga telah dipastikan aman untuk membawa anak sehat ke sana. Tentunya, vaksin yang dibutuhkan tersedia juga.

3. Persiapkan alat pelindung diri

Anjuran terbaru Kemenkes terkait alat pelindung diri, bagi masyarakat yang hendak keluar rumah diwajibkan untuk mengenakan masker. Ini ditujukan untuk menghindari droplet dari orang-orang di sekitar.

Masker yang digunakan untuk orang sehat tentunya bukan masker medis. Cukup gunakan masker kain biasa. Biar masker medis dipakai oleh orang-orang yang memang membutuhkan. Tenaga medis dan orang yang sakit, misalnya.

Wajibnya penggunaan masker ini tentu saja memunculkan pertanyaan baru. Apakah kita harus memakaikan masker pada bayi atau tidak?

Saya sempat galau juga dengan hal ini. Haruskah saya menyediakan masker untuk Ghazy atau cukup menghindari kerumunan saja? Pasalnya, selama ini kita diminta untuk menghindari hidung bayi tertutup agar bayi tidak kesulitan bernapas. Penggunaan masker pada bayi sudah pasti akan menutup area mulut dan hidungnya.

Namun, kalau saya tidak memakaikan masker ke anak saya, bagaimana saya tahu lokasi tersebut bebas dari virus korona? Sementara itu, dari informasi terbaru yang saya ketahui, virus ini tidak hanya menempel pada benda tertentu saja. Tapi juga bisa melayang di udara. Bila sirkulasi udara di tempat tersebut tidak baik, virus akan melayang-layang di sekitar tempat tersebut selama 3 jam.

Pernyataan dr. Kanya Fidzuno, SpA seakan menjawab kegelisahan saya akan masker ini. Menurut beliau, dalam kondisi pandemi virus corona seperti ini, bayi juga diharuskan menggunakan masker apabila terpaksa pergi ke tempat umum, seperti rumah sakit. Sebab, penularan virus corona dari manusia ke manusia bisa terjadi melalui percikan air liur penderita COVID-19 yang dikeluarkan saat bersin, batuk, atau bahkan bicara.

Selain masker, kita juga bisa memakaikan face shield untuk bayi. Ini bisa membuat sendiri. Ada banyak tutorialnya di Youtube. Selain itu, kita juga bisa membawa anak menggunakan stroller lalu menutup stroller dengan cover stroller.

Mau pakai yang mana saja terserah. Silakan sesuaikan dengan kondisi masing-masing. Kalau saya pribadi, saya pilih masker yang lebih ringkes dan tetap aman kalau Ghazy mendadak ingin digendong saja.

Kenapa mulutnya nggak ditutup saja pakai tangan?

Ini sangat amat tidak dianjurkan ya. Kondisi tangan ini yang paling riskan terkena virus dan bakteri dari mana-mana. Kita sendiri saja dilarang untuk menyentuh wajah terlalu sering. Ini kok malah mau ngebekep anak pakai tangan. Big no!

Masker bayi

Nah, sebelum hari H, Ghazy perlu latihan menggunakan masker. Saya cek apakah dia nyaman menggunakan masker. Bagaimana reaksinya dan cara mengatasinya. Alhamdulillah, di sesi latihan pakai masker tidak ada masalah apapun. Ghazy tidak berontak atau menarik-narik maskernya.

4. Komunikasi dengan pasangan

Ini juga bagian yang tidak kalah penting. Meski cuma imunisasi saja, dalam kondisi pandemi seperti sekarang, perlu mengatur strategi agar tetap aman dari penyakit. Pembagian tugas harus jelas. Siapa dan apa saja yang harus dilakukan.


Hari H Imunisasi Anak


Imunisasi di hari-hari biasa saja sudah cukup menegangkan bagi saya. Takut lihat anak disuntik. Khawatir setelah imunisasi jadi demam. Apalagi imunisasi saat pandemi. Hmmmm...

Saya yakin bahwa saya bukan satu-satunya yang merasa begini. It's okay takut. Toh, rasa takut ini juga yang membuat kita berpikir jauh ke depan untuk mengikhtiarkan segala perlindungan untuk anak. Ya, kan?

Hari H imunisasi rasanya betul-betul seperti mau perang. Saya ingatkan lagi suami saya terkait hal-hal yang perlu dia lakukan. Tapi, tahukah kalian? Tetap saja ada yang miss. Hmmmm... Sabar.

Kalau biasanya saya yang mengurus pendaftaran, kali ini saya minta suami yang handle ini. Biar suami saja yang daftar dan antre hingga dipanggil untuk imunisasi. Sementara itu, saya dan Ghazy menunggu di mobil.

Tidak lama, suami datang memanggil kami. Katanya sih sudah dipanggil. Ternyata, cuma dipanggil timbang badan saja. Padahal, ini bisa ditunda dulu. Setidaknya, saya dan Ghazy masuk saat nomor antrean tinggal satu.

Untungnya, Ghazy sudah pakai masker. Rumah sakit yang kami pilih juga amat sepi. Jadi lebih tenang.

Oya, sebelum masuk ke rumah sakit, kami diperiksa suhu tubuh kami. Bukan hanya saya dan suami saja, tapi Ghazy juga. Orang-orang yang punya suhu tubuh normal, kemudian diberi stiker hijau di baju. Ini memberi tanda bahwa kami orang sehat. Stiker ini juga memudahkan kami untuk menjauhi orang-orang yang tidak menggunakan stiker hijau ini.

Setelah imunisasi selesai, kami langsung pulang ke rumah. Kalau biasanya kami tunggu sebentar di rumah sakit, kali ini tidak. Kami betul-betul langsung pulang setelah urusan administrasi selesai tentunya.

Penutup

Menurut IDAI, bila kita tinggal di area dengan tingkat penyebaran tinggi, kita boleh menunda imunisasi pada anak. Tapi, semua kembali pada pilihan masing-masing. Toh, semuanya sama-sama mengandung konsekuensi. Mana yang minim resiko, kita tidak bisa memprediksi.

Segala persiapan imunisasi yang dilakukan harus melihat kondisi anak masing-masing. Jangan memaksakan menggunakan cara tertentu, bila memang tidak memungkinkan. Terakhir, jangan lupa berdoa kepada Allah agar segala proses dimudahkan.

Apr 26, 2020

Tips Menghemat Pengeluaran Agar Bisa Segera Berangkat Haji

Setoran haji

Siapa sih yang nggak kepingin berangkat haji. Ini sudah jadi keinginan sejuta ummat Islam. Saya pun kepingin. As soon as possible kalau bisa. Tapi ternyata tidak semudah itu, Parwati.

Kalau pingin cepet-cepet berangkat ya harus segera daftar. Biar nggak nunggu makin lama. Masalahnya, biaya setoran haji tuh semakin lama memang semakin besar. Nggak semua orang bisa punya duit sebesar itu untuk bayar setoran haji.

Mau nggak mau, akhirnya keinginan itu harus tertunda dulu. Nabung dulu, usaha buat naikin penghasilan juga.

Soal kapan berangkat naik haji memang urusannya Allah. Kalau Allah memanggil kita, meski belum punya biaya juga bisa berangkat. Tapi kan nggak semuanya begitu. Adakalanya, kita butuh menunjukkan seberapa besar keinginan kita untuk berangkat ke tanah suci ini. Caranya, ya nabung itu tadi.

Sebetulnya, kalau kita sudah punya niat yng kuat, hal ini bukan hal yang sulit kok. Bisa-bisa aja kok nabung sampai bisa berangkat haji. Kuncinya, mau menghemat pengeluaran. Nah, saya punya beberapa tips untuk menghemat pengeluaran ini. Siapa tahu membantu dan bisa mempercepat terkumpulnya tabungan haji kita.

1. Tekan biaya makan dengan masak sendiri

Saya sebetulnya bukan orang yang suka memasak. Lebih suka beli makanan jadi. Praktis, tinggap lhep. Tapi kalau terus-terusan beli jadi terus, kapan nabungnya?

Ini sebabnya saya mulai mengurangi beli makanan di luar. Sebisa mungkin untuk masak sendiri saja. Untuk makan siang suami, biasanya saya bawakan bekal juga. Lumayan banget untuk menghemat pengeluaran.

Kalau makan di luar, paling tidak kami mengeluarkan 100 ribu rupiah untuk berdua. Bahkan, bisa lebih dari itu. Kalau masak sendiri, dengan nominal yang sama bisa dipakai belanja untuk makan 3 kali sehari selama 3 hari. Lumayan, kan?

2. Kurangi kebiasaan shopping

Siapa yang suka shopping angkat tangan. Ini nih penyakit yang sering melanda kaum hawa. Hobi shopping. Tapi, kalau pingin banget berangkat haji, kebiasaan ini harus ditekan.

3. Kurangi kebiasaan travelling

Saya pun suka travelling. Jalan-jalan ke tempat baru. Kalau keinginan ini diturutin terus, ya nggak nabung-nabung. Jadi, kalau pingin bisa berangkat haji secepatnya, kurangi deh kebiasaan ini. Rem hasrat pingin jalan-jalan sampai biaya setoran haji bisa terkumpul.

Apakah masalah selesai sampai di situ? Otentu tydak.

Kita masih butuh sarana untuk menabung. Rasanya sih, nggak mungkin nabung buat haji di celengan ayam aja. Lebih bagus kalau kita memilih salah satu produk tabungan haji. Jadi, kalau tabungan itu sudah cukup, bisa langsung mendaftarkan diri ke Kemenag.

Salah satu produk tabungan haji adalah produk dari Bank Syariah Bukopin. Kita tinggal menabung di sini saja. Kalau sudah terkumpul, kita bisa mendaftarkan diri ke Kemenag untuk mendapatkan nomor porsi.

Produk dari Bank Syariah Bukopin ternyata tidak hanya tabungan haji saja. Ada produk-produk lain yang bisa kita nikmati. Salah satunya adalah multiguna syariah. Produk ini bisa kita manfaatkan bila kita membutuhkan pinjaman.

Banyak sekali diantara produk tabungan haji menarik yang dapat Anda pilih untuk menyimpan dana tersebut, sehingga jika jumlahnya sudah cukup bisa segera mendaftarkan diri ke Kemenag. Diantaranya adalah dari Bank Syariah Bukopin, produknya sangatlah banyak selain tabungan ini, diantaranya juga ada multiguna syariah bagi Anda yang membutuhkan pinjaman.

Apr 20, 2020

Anti Mati Gaya, Ini 7 Ide Kegiatan Selama di Rumah

#DiRumahAja

Entah sudah berapa hari kita #dirumahaja sejak korona ada di Indonesia. Mulai dari cemas dengar berita-berita korona, sampai akhirnya bisa mulai mengendalikan diri dan menebar manfaat. Di sisi lain, bosan nggak sih di rumah aja? Saya sih iya banget.

Saya tipe orang yang harus ketemu orang. Seminggu cuma ketemu suami dan anak itu rasanya menggerogoti relung jiwa. Tapi ya mau gimana lagi? Mau nggak mau ya harus stay di rumah aja.

Apalagi sekarang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan di beberapa wilayah Indonesia. Salah satunya, Bogor. Aktivitas kita mungkin nggak berubah, tetap dituntun untuk diam di rumah. Pembedanya, kalau kita nakal, mulai ada tuh sanksi hukum yang akan diberikan. Saya sih nggak mau nyari perkara ya. Mending di rumah aja dari pada harus berurusan sama aparat.

Pertanyaannya, selama di rumah ngapain aja? Ada 7 aktivitas yang biasa saya lakukan di rumah. Lumayanlah untuk mengalihkan perhatian dari rasa bosan yang mulai mendera.

1. Main sama bocah

Main sama bocah

Ini aktivitas yang nggak cuma ampuh menghilangkan bosan saja, menurut saya. Aktivitas ini juga biasa saya pakai untuk meredam stress gara-gara covid-19. Seneng aja gitu main sama bocah. Ketawanya itu renyah banget, jadi segala perasaan negatif bisa hilang dalam sekejap.

Banyak aktivitas permainan yang saya mainkan dengan anak. Main AR yang ada di Google, main sama action figure, jadiin brosur mobil buku cerita, baca buku, dan tentunya permainan fisik yang menguras tenaga sendiri. Sesekali isengin bocah juga. Ah, banyak lah pokoknya.

Dulu, saya buat jadwal main sama anak. Hari ini main apa, besok main apa. Tapi, setelah ikut kelas homeschooling usia dini, semua itu saya tepiskan. Sekarang, saya lebih banyak mengamati anak saya. Mengikuti apa sih yang dia mau mainkan.

Iya, anak saya sekarang memang masih 5 bulan. Tapi bukan berarti dia tidak bisa memilih mau berkegiatan apa. Kalau mau diamati betul-betul, dia sendiri lho yang menggiring saya untuk main permainan tertentu. Ini yang membuat saya amaze sendiri. Kok bisa ya?

Sekarang, anak saya mulai asyik dengan dunianya. Kurang lebih separuh dari aktivitas mainnya mulai dihabiskan sendiri. Artinya, kalau dia lagi pingin main sendiri, saya bakal dicuekin banget. Sekeras apapun mencoba menarik perhatiannya. Makanya, kalau pas lagi mau main bareng, saya manfaatkan semaksimal mungkin.

Semakin besar, saya yakin si bocil akan lebih sibuk dengan dunianya sendiri. Saya jadi semakin tersisih. Meskiiiii... Dengan begini saya jadi lebih punya waktu untuk diri sendiri. Jadi, mumpung pusat perhatiannya sebagian besar masih saya, mari kita maksimalkan.

2. Nonton film, drama atau reality show

Nonton film

Sebagian besar waktu saya memang lebih banyak main sama bocah. Nonton film, drama, atau reality show tertentu ya waktu sendiri. Waktu masak misalnya. Atau setrika baju.

Saya bukan orang yang menikmati aktivitas beberes. Jadi, selama bisa disambi nonton ya pasti akan saya sambi. Ini cukup ampuh menahan saya untuk stay pada pekerjaan saya hingga selesai.

3. Coba resep baru

Nulis ini rasanya kayak orang yang hobi masak aja. Padahal ya enggak juga. Frekuensi masak saya tetap sama kok. Nggak terlalu sering ke dapur juga untuk menyalakan kompor.

Belakangan, saya suka explore resep baru. Mulai buka buku resep dan coba-coba. Saya coba masak menggunakan bahan-bahan yang hampir tidak pernah saya pakai, bahkan ada yang benar-benar baru. Ini semacam eksperimen gitu. Dari sini, saya jadi punya khasanah rasa baru. Duileee bahasanya, udah macem koki aja. Wkwkwk...

Sering buat cemilan nggak sih? Nggak terlalu sih. Saya lebih suka beli. Paling kalau hujan dan pingin yang anget-anget, saya mulai bikin gorengan.

Selain itu semua, saya juga nggak ketinggalan coba resep minuman yang hits banget, dalgona coffee. Saya baru tahu kalau ada fakta unik di balik namanya ini. Tapi saya nggak bisa minum kopi. Jadi, saya ganti dengan coklat bubuk. Saya pakai kekuatan tangan untuk menghasilkan foam coklat yang sempurna.

Hasilnya? Alih-alih jadi dalgona, malah jadi dalgombes. Failed sodara-sodara. Mau cobain lagi kok enggan. Capek banget ngocok foamnya kalau tanpa mixer. Ampun deh.

4. Bersih-bersih rumah

Saya nggak terlalu suka aktivitas ini sebetulnya. Tapi, kalau rumah rusuh juga nggak nyaman sendiri. Kalau memang punya banyak waktu, saya biasa bersihkan seluruh rumah sendiri. Kalau tidak, paling hanya ruangan yang sering digunakan saja yang saya bersihkan.

Iya, saya tahu. Ini musim korona dan mestinya standar kebersihan rumah naik. Saya cuma nggak sanggup aja bebersih rumah dari depan sampai belakang sering-sering. Betul, rumah saya bersih. Tapi sayanya yang stress. Hal terpenting untuk kondisi saat ini, rumah nggak kotor banget dan saya bisa tetap happy.

5. Ikut kelas online

Kelas online

Nonton film memang seru dan bisa jadi sarana refreshing. Tapi, kalau kamu seperti saya yang butuh banget interaksi dengan manusia, bisa lho mulai ikut kelas-kelas online. Selain bisa digunakan untuk upgrade skill kita, ini juga bisa digunakan untuk menambah relasi.

Baca juga: Cerita Kelas Online dari Persiapan hingga Akhir Kelas

Beberapa kelas online sekarang memanfaatkan zoom untuk proses belajarnya. Memang, tidak bisa menggantikan tatap muka langsung. Tapi, dengan cara ini rasanya seperti menyeret kita untuk keluar dari rumah.

Selama masa karantina ini, saya ikut dua kelas online. Kedua kelas yang saya ikuti punya platform belajar yang berbeda. Ada yang menggunakan gambar dan teks di social messenger. Ada juga yang menggunakan video.

Sebetulnya, saya lebih nyaman dengan kelas yang menggunakan video atau punya podcast. Saya jadi bisa menyimak materi sambil memasak atau beberes rumah. Meski demikian, kelas yang menggunakan social messenger juga oke. Saya jadi punya kenalan baru di kelas ini. Kelemahannya, harus gercep supaya tidak manjat ratusan chat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin mengikuti kelas online. Pastikan kita memang punya waktu untuk menyimak materi. Kalau memang niat mencari ilmu, ya sisihkan waktu. Jangan ikut kalau memang cuma kepingin tapi tidak punya cukup waktu. Mubadzir aja jadinya.

Banyak orang yang beranggapan begini, "alah, kelas online aja lho. Nanti materinya juga bisa diakses lagi."

Padahal, belum tentu juga. Kalau HP pemateri atau penanggung jawab kelas full lalu gambar slide dihapus, bagaimana coba? Rugi kan sudah bayar. Materi tidak dapat, uang melayang.

6. Menulis

Menulis

Ini aktivitas yang paling saya sempat-sempatkan di tengah kesibukan sebagai ibu dan istri. Biasanya sih, saya mulai menulis kalau anak sudah tidur atau ketika semua orang belum bangun.

Jangan dibayangkan saya nulis di depan laptop dengan damai ya. Tidak sama sekali. Semua tulisan-tulisan saya di blog sejak melahirkan saya tulis di notes HP. Termasuk tulisan ini.

Baca juga:



Tentu saja untuk menulis satu artikel tidak bisa langsung jadi dalam satu malam. Saya biasa menghabiskan waktu 2-3 hari untuk mencicil tulisan saya. Bahkan bisa lebih dari itu kalau kondisi bocil lagi susah untuk dilepas.

Menulis buat saya tidak hanya untuk mengisi waktu luang saja, tapi juga untuk self healing. Kalau lagi galau banget, biasanya saya akan menulis. Ada hal-hal yang sulit untuk diungkapkan lewat kata-kata tapi bisa disalurkan melalui tulisan. Free writing aja. Setelah nulis, biasanya jadi lebih plong.

7. Ngobrol

Ngobrol

Perempuan akan selalu butuh wadah untuk menyalurkan 20.000 katanya per hari. Selain menulis, cara yang saya lakukan ya cerita apa saja ke suami. Saya dapat apa aja saya ceritain. Mungkin, karena ini juga suami jadi lebih mudah juga cerita apapun ke saya.

Obrolan kami macam-macam seperti pasangan lain. Mulai dari obrolan ringan, ngomongin anak, hingga perencanaan masa depan.

Sebelum pandemik ini, saya cuma dapat jatah ngobrol bareng sepuasnya waktu weekend saja. Itu kalau salah satu di antara kami tidak ada acara. Kalau ada, ya jatahnya akan berkurang lagi. Biasanya, kalau weekend masih juga sibuk dengan urusan masing-masing, begitu Senin datang rasanya hampa.

Kalau sekarang, 24/7 bisa-bisa aja kalau mau. Ketemu terus sih.

Penutup

Itu tadi 7 kegiatan yang biasa saya lakukan di rumah selama karantina sendiri ini. Tiap orang pasti punya cara masing-masing untuk mengusir bosan. Buat yang suka nyanyi, mungkin akan karaoke ala-ala di rumah sama keluarga. Buat yang suka baca buku, mungkin juga akan menyempatkan waktunya buat baca. Atau bahkan cuma tidur aja. Nggak masalah, masa pandemik gini bahkan tidur sudah bisa menyelamatkan dunia.

Nah, kalau kamu biasanya ngapain nih buat ngusir bosan? Cerita di kolom komentar ya.


Apr 13, 2020

Tips Jitu Menghilangkan Noda Cat pada Pakaian

Menghilangkan noda cat

Waktu SMA saya sering melibatkan menjadi partisipan lomba kelas, mulai dari lomba bazaar sampai menghias tempat sampah. Kebanyakan dari lomba itu menuntut saya untuk banyak bermain dengan cat. Alhasil, tidak jarang baju seragam saya pun terkena cipratan aneka rupa cat. Kalau sudah begini, sudah bisa dipastikan sesampai rumah, saya pasti diomeli agar segera menghilangkan noda cat itu. Ada yang berhasil, ada juga yang menyisakan bekas cat hingga saya lulus sekolah.

Perkara menghilangkan cat memang bukan hal yang mudah. Tapi menarik untuk diulik. Pasalnya, kalau kita lihat baju kerja tukang cat itu jarang sekali meninggalkan noda bekas cat. Iya sih, ini antara kemahiran memainkan cat dan mencuci noda bekas cat itu tadi.

Ini nih yang membuat saya ingin tahu lebih dalam. Tujusnnya jelas, supaya saya nanti nggak risau kalau Ghazy mulai main-main sama cat. Namanya juga bocah kan. Ini amat sangat memungkinkan mainnya meninggalkan noda bekas cat di mana-mana.

Ketahui Jenis Cat yang Digunakan

Sebelum berusaha keras memikirkan cara menghilangkan noda cat, ada baiknya untuk tahu jenis cat apa yang digunakan. Beda cat tentu berbeda pula cara membersihkannya. Ada yang mudah dibersihkan, ada juga yang butuh effort lebih.

Sejauh ini, jenis cat yang paling mudah dibersihkan adalah cat air. Cara membersihkannya semudah membersihkan kuas yang digunakan. Cukup dibersihkan dengan air.

Tapi persoalannya menjadi lain kalau cat yang kita gunakan adalah cat tembok, cat besi, cat minyak, atau cat akrilik. Apapun jenis catnya, kita tetap harus tahu ini jenis cat apa.

Kalau kalian tidak tahu jenis cat apa yang digunakan, coba cek kemasan untuk mengetahui bagaimana cara mencuci kuas. Kalau kuas cukup dicuci dengan air, maka cat yang digunakan menggunakan bahan dasar air. Tapi kalau yang lain, kemungkinan besar cat tersebut menggunakan bahan dasar minyak.

Cara Membersihkan Noda Cat

Setelah mengetahui jenis cat yang digunakan, baca petunjuk yang ada di kemasan cat mengenai cara membersihkan noda bekas cat. Tapi, bagaimana kalau sudah bolak balik kemasan cat dan nggak menemukan solusinya? Tenang, kalian bisa coba langkah-langkah berikut ini.

1. Bertindak cepat

Semakin cepat kita mencuci bekas noda cat, maka akan semakin mudah kita menghilangkannya. Jangan menunda untuk mencucinya kalua tidak ingin kesulitan dan akhirnya mengikhlaskan baju kesayangan punya pola baru yang artistic. LOL.

2. Gunakan pengencer cat

Letakkan baju di atas bidang datar yang sudah dialasi kain lap. Pastikan noda cat menghadap ke bawah. Tepuk-tepuk area yang terkena noda cat menggunakan lap yang telah dibasahi menggunakan pengencer cat. Gunakan pengencer cat yang direkomendasikan. Kita juga bisa menggunakan spiritus untuk menghilangkan noda ini. Tapi, jangan lupa untuk memeriksa label pakaian terlebih dahulu agar pakaian tidak rusak.

3. Kucek dengan Rinso dan rendam dengan air panas

Kucek bagian yang terkena noda dengan Rinso Deterjen Cair Anti Noda. Setelah itu, rendam pakaian ke dalam air panas dengan suhu yang diizinkan label perawatan pakaian. Rendam semalaman untuk hasil yang lebih baik.

4. Cuci seperti biasa

Setelah direndam, kucek kembali pakaian atau masukkan pakaian ke dalam mesin cuci. Cuci dengan suhu terpanas yang diizinkan oleh label pakaian.


Alternatif Cara Menghilangkan Noda Cat

Selain keempat langkah di atas, kalian bisa mencoba cara lain untuk menghilangkan noda cat.


  1. Kikis noda cat dengan pisau tumpul agar tidak merusak pakaian
  2. Setelah noda cat terkikis, cuci pakaian menggunakan air dengan suhu yang dizinkan label pakaian
  3. Tepuk-tepuk larutan sabun dengan spons ke atas noda cat
  4. Bilas pada area yang terkena noda.
  5. Lakukan berulang hingga noda mulai memudar
  6. Cuci dengan cara biasa kalian lakukan, baik itu dengan tangan maupun mesin cuci
  7. Cek kembali noda tersebut, apakah sudah hilang atau belum. Jika noda masih ada, ulangi kembali langkah pencucian ini.


Kesimpulan

Berkreasi dengan cat memang kegiatan yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Pasalnya, ada bekas noda cat yang selalu menjadi PR setelah aktivitas ini. Kunci untuk menghilangkannya ada cuci secepat mungkin. Setelah itu, kalian bisa menggunakan cara pertama atau kedua.

Selamat mencoba.

Apr 6, 2020

Musyarakah, Solusi Islam untuk Membangun Bisnis

Musyarakah


Pandemik ternyata tidak hanya punya dampak ke kesehatan saja tapi juga ke ekonomi. Banyak pebisnis yang mengeluhkan omset mereka turun drastis karena efek Korona ini. Mau tidak mau, mereka harus mimikirkan langkah strategis agar dapur tetap mengepul. Apakah membuat bisnis baru? Atau mempertahankan yang ada dengan cara baru? Satu hal yang pasti, semua butuh modal usaha untuk terus berjalan. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan modal minimalis, ya musyarakah.


Apa Itu Musyarakah?

Musyarakah

Musyarakah berasal dari kata syaraka-yusyriku-syarkan-syarikatan-syirkatan yang artinya adalah kerja sama atau kelompok. Jadi, musyarakah ini merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Mudahnya, bergotong-royong membangun bisnis sama-sama.

Keuntungan dari bisnis yang dikelola akan ditanggung bersama. Begitu juga dengan kerugiannya. Semuanya akan merasakan bersama. Jadi susah senang ditanggung bersama gitu lah.

Praktik Musyarakah ini sendiri merujuk pada dalil-dalil Al Quran dan As Sunnah. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah.


...وَاِ نَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْخُلَـطَآءِ لَيَبْغِيْ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَقَلِيْلٌ مَّا هُمْ...

"... Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu..."
(QS. Sad 38: Ayat 24)


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَوْفُوْا بِا لْعُقُوْدِ

"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji..."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 1)

Dari dalil tersebut, jelas sekali bahwa untuk berserikat wajib untuk menjaga amanah satu sama lain.


Bagaimana Cara Melakukan Musyarakah?

Musyarakah

Cara melakukan musyarakah pada dasarnya cukup mudah. Asalkan rukun dan syarat dari akad ini terpenuhi, maka sah sudah praktik musyarakahnya.

Rukun Musyarakah

Ada 4 rukun yang harus dipenuhi untuk melakukan musyarakah, antara lain ijab kabul, pihak yang berakad, objek akad, dan nisbah bagi hasil.

1. Ijab qabul

Pada saat ijab qabul, penawaran dan permintaan harus secara langsung menunjukkan tujuan akad dan dibuat secara tertulis. Penerimaan dan penawaran harus dilakukan pada saat kontrak.

2. Ada pihak-pihak yang berakad 

Ini sudah pasti ya. Dalam hal ini, masing-masing pihak harus sudah punya gambaran masing terkait dana dan pekerjaan yang akan dilakukan. Agar bisnis tetap bisa berjalan normal, semua pihak boleh untuk mengatur aset bisnis yang dijalankan. Karena bisnis yang dijalankan adalah milik bersama, masing-masing pihak tidak diizinkan untuk mencairkan dana untuk kepentingannya sendiri.

3. Objek akad

Selain pihak-pihak yang berakad, hal lain yang perlu diperhatikan tentunya adalah objek akad. Di sini, objek akad bisa berupa modal atau kerja.

Apabila objek akad berupa modal, ini bisa berupa uang tunai atau aset. Kalau modal berupa aset, maka harus disepakati terlebih dahulu berapa nilai aset tersebut oleh masing-masing pihak. Modal yang disepakati ini tidak boleh diberikan atau dipinjamkan kepada orang lain.

Apabila objek akad berupa pekerjaan, maka pelaksamaan musyarakah dalam bentuk pekerjaan. Porsi kerja tidak harus sama. Salah satu pihak boleh melakukan pekerjaan lebih banyak dari pihak yang lain untuk mendapatkan keuntungan tambahan untuk dirinya.

Dalam pelaksanaan musyarakah, kedudukan masing-masing pihak harus dijelaskan dalam kontrak.

4. Nisbah bagi hasil

Setiap orang yang ingin melakukan kerjasama tentu ingin mendapatkan keuntungan. Akan tetapi, cara memperoleh keuntungannya harus adil dan tidak saling menzalimi. Apabila dalam usaha itu mendapatkan untung, maka keuntungan akan dibagi. Begitu pula bila mendapatkan kerugian, maka besarnya kerugian akan ditanggung bersama. Berapa persen pembagian untung dan rugi ini didasarkan pada persen modal yang diberikan oleh masing-masing pihak.

Syarat Musyarakah

Selain rukun, syarat atas musyarakah juga harus dipenuhi. Pertama, persentase pembagian keuntungan hendaknya diketahui saat akad berlangsung. Kedua, keuntungan ditentukan melalui persentase, bukan jumlah pasti.


Berbisnis dengan Musyarakah

Musyarakah

Di awal, saya katakan bahwa musyarakah bisa menjadi solusi agar dapur tetap mengepul. Pada kenyataannya, ketika kita hendak membangun bisnis, modal pasti dibutuhkan di sini. Sayangnya, pada masa-masa sukit seperti ini, tidak semua orang mampu mengeluarkan banyak uang untuk memodali suatu usaha.

Hal ini bisa disiasati dengan adanya musyarakah. Kita bisa menggabungkan modal yang kita miliki saat ini dengan pihak lain untuk membangun bisnis baru atau ekspansi bisnis. Bila kita tidak memiliki modal sama sekali, kita juga masih bisa menjual tenaga kita untuk melakukan akad ini.

Menariknya, susah senang akan ditanggung bersama. Ini yang membuat satu sama lain juga turut bertanggung jawab atas bagian masing-masing.

Lalu, bagaimana bila kita ingin mengajukan pembiayaan ke bank dengan akad musyarakah?

Caranya mudah. Nasabah tinggal mengajukan pembiayaan pada bank dengan akad musyarakah untuk mendapat tambahan modal usaha. Antara nasabah dan bank nantinya akan saling berkontribusi dalam usaha ini. Kedua belah nantinya akan bekerjasama untuk mengelola usaha tersebut dan membagi keuntungan sesuai porsi. Jika ternyata bisnis tersebut rugi, maka kerugian akan ditanggung bersama.

Kesimpulan

Setelah mengetahui apa itu musyarakah hingga bagaimana praktik pelaksanaan dari akad ini, tentu kita bisa yakin untuk mengambilnya sebagai salah satu solusi syar'i untuk membangun atau mengembangkan bisnis. Pihak yang bisa diajak kerjasama juga banyak. Bisa melibatkan bank atau bisa juga hanya memanfaatkan relasi untuk bekerjs bersama.

Menghadirkan Kebun Binatang dari dalam Rumah dengan Google Search

3d animal google

Sudah 2 minggu lebih setelah titah Pak Presiden untuk bekerja dan belajar dari rumah saja. Tidak hanya itu saja, kita juga harus membatasi interaksi sosial secara nyata. Bahasa kerennya physical distancing.

Sehari dua hari, rasanya baik-baik saja. Senang sekali suami ada di rumah. Tapi lama kelamaan wooow. Perlu adaptasi lagi dengan formasi komplit di weekday. Setelah bisa adaptasi, ternyata saya juga harus menghadapi satu kenyataan baru, bosan.

Baca juga: Corona Virus dan Kita Hari Ini

Ada yang sama dengan saya? Mulai bosan di rumah aja. Saya tahu, rasanya tidak pantas mengatakan demikian sementara banyak orang sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya di luar sana. Tapi apa mau dikata. Huhuhu.. Ya memang beginilah keadaannya.

Ide Main Selama di Rumah

Sejujurnya, saya mulai mati gaya ada di rumah terus. Biasanya keluar ke sana ke mari. Sekarang di rumah saja itu sesuatu sekali.

Banyak hal memang yang bisa dilakukan di rumah. Tapi kalau itu-itu saja, ya bosan juga.

Mau nonton film atau drama korea, nggak tahu mau nonton yang mana. Mau masak-masak, malas cuci piringnya. Mau workout, bayi minta ini itu. Hmmm...

Hingga akhirnya saya nemu permainan baru via Google Search. Taraaa... Google sekarang punya augmented reality aneka macam hewan. Dengan adanya ini, saya dan keluarga bisa menghadirkan kebun binatang di dalam rumah melalui layar HP.


Kenal Lebih Dekat dengan Augmented Reality

Ngomong-ngomong soal augmented reality, ada yang sudah pernah dengar? Augmented reality biasa disebut dengan AR. Masih saudaraan sama VR atau virtual reality, meski beda.

Apa itu Augmented Reality?

Augmented Reality atau yang biasa disebut AR merupakan teknologi yang memperluas dunia nyata dengan cara menambahkan lapisan informasi digital ke dalamnya. Ini berbeda dengan Virtual Reality (VR). AR tidak menciptakan lingkungan buatan untuk menggantikan yang asli. Dia muncul dengan tampilan langsung dari lingkungsn yang ada.

Tidak hanya itu saja, AR juga menampilkan grafik dengan disertai audio juga. Ini yang membuat gambar yang diproyeksikan melalui AR ini betul-betul tampak seperti nyata.

Contoh implementasi AR ini banyak sekali. Kita pun sebetulnya sering menggunakannya. Hanya saja, mungkin kita tidak tahu namanya. Contoh, permainan Pokemon Go dan beberapa filter di Instagram. Ini semua merupakan contoh penggunaan AR.

Bagaimana Augmented Reality Bekerja?

Kita mungkin biasa menggunakan AR menggunakan ponsel. Nyatanya, AR tidak hanya ditampilkan melalui ponsel saja. Kita bisa menggunakan perangkat-perangkat lain, seperti kacamata, layar, dan sebagainya.

Agar perangkat ini bisa berfungsi dengan baik, sejumlah data dalam bentuk gambar, animasi, dan model 3D perlu digunakan. Jadi, orang bisa melihat hasilnya dalam cahaya alami dan buatan.

Gambar yang dihasilkan oleh AR bisa tampak seperti nyata karena menggunakan teknologi SLAM (Simultaneous Localization and Mapping). Teknologi ini membutuhkan kamera dan sensor untuk mengumpulkan data untuk dikirim dan diproses.

Pada gadget, kameranya sudah memiliki kemampuan untuk memeriksa lingkungan. Dengan data tersebut, dia akan mampu menemukan barang fisik dan menghasilkan model 3D.

Setelah data didapatkan, dia akan diolah secara komputerisasi untuk kemudian diproyeksikan kembali. Karena itulah, kita bisa seolah-olah menghadirkan bentuk fisik objek 3D ke kehidupan nyata.

Cara Menghadirkan Kebun Binatang di Rumah

Nah, itu tadi sekilas tentang AR. Lalu, bagaimana cara mainnya? Perlu download aplikasi tertentu tidak?

Sabar sabar..

Tutorial 3D animal google

Cara memanggil hewan-hewan ini ke rumah sebetulnya cukup mudah kok. Kita tinggal buka Google Search aja. Ini bisa lewat chrome, aplikasi Google, atau browser apapun di HP. Selanjutnya, kita bisa ketik di kolom pencarian nama hewan yang ingin dilihat. Misal, pinguin.

Nanti akan muncul kotak dengan judul meet a life-size. Di situ, ada tombol view in 3D. Klik aja tombol itu. Nanti kita bisa melihat pinguin dalam tampilan 3D dan suaranya.


Next step, klik View in Your Space untuk memanggil pinguin ke dalam rumah kita.


Arahkan ke lantai, lalu tunggu beberapa detik sambil digerak-gerakkan.

Taraaa... Keluar pinguin.


Kita bisa menggerakkan objek untuk melihat leboh detail. Atau, kitanya yang menyesuaikan objek juga bisa. Tidak hanya itu, kita bisa berfoto bersama hewan juga. Beberapa jenis HP bahkan bisa memvideo hewan ini.

Hewan Apa Saja yang Bisa Ditampilkan?

Seru kan? Banyak hewan yang bisa kita lihat tampilan 3D-nya. Kalau HP kita mendukung, hewan tersebut juga bisa kita sumon masuk ke rumah.


Oya, ada yang teman-teman juga perlu tahu. Belum semua jenis hewan ya yang sudah dibuatkan 3D-nya baru beberapa aja. Hewan-hewan yang sudah bisa dilihat tampilan 3D-nya, antara lain:

  • Alligator
  • Angler fish
  • Ball python
  • Brown bear
  • Cat
  • Cheetah
  • Deer
  • Dog (Bulldog, Pomeranian, Labraor Retriever, Pug, Rottweiler)
  • Duck
  • Eagle
  • Emperor penguin
  • Giant panda
  • Goat
  • Hedgehog
  • Horse
  • Leopard
  • Lion
  • Macaw
  • Octopus
  • Racoon
  • Shark
  • Shetland pony
  • Snake
  • Tiger
  • Turtle
  • Wolf

Daftar ini memungkinkan bertambah ya. Barangkali ada hewan yang saya nggak tahu sudah ada 3D-nya. Mungkin juga ada perkembangan lagi dari Google. Jadi, coba-coba aja. Siapa tahu menemukan hewan yang lain.

Model 3D yang lain

Selain hewan-hewan, ternyata Google juga punya model 3D yang lain. Untuk membuat ini, Google bekerja sama dengan Visible Body, NASA, New Balance, Target, dan lain-lain untuk mencipatak model 3D dari beberapa objek.

Sejauh ini, yang sudah saya coba baru human skeleton dari Visible Body dan beberapa planet dari NASA.

Kalau kalian punya anak yang suka sekali dengan tata surya, bisa banget cobain model 3D dari planet-planet dan bulan-bulannya. Ini nggak kalah seru lho. Kita jadi seperti main ke planetarium meski sedang ada di rumah saja.

Apakah Bisa di Semua Jenis HP?

Sebagian besar perangkat Android dan iOS sudah bisa menunjang tampilan 3D di Google Search. Kita bisa melakukan zoom pada hewan dan memutar-mutar hewan untuk bisa melihat lebih detail bagian-bagian tubuh hewan tersebut. Bagaimana mereka bergerak dan suaranya pun bisa kita lihat dan dengar.

Akan tetapi, untuk bisa menghadirkan versi AR tidak semua perangkat bisa. Kalau setelah klik "View in 3D" ada tombol "View in Your Space", artinya kita bisa memainkan AR dari hewan-hewan ini. Kalau tidak, masih ada 2 kemungkinan. Pertama, perangkat yang tidak mendukung. Kedua, perlu troubleshoot dengan meng-install Google Play Service for AR.

Perangkat yang mendukung tampilan AR adalah Android smartphone atau tablet dengan Android 7.0 ke atas. Selain itu, AR juga bisa ditampilkan di iPhone atau iPad dengan iOS 11.0 ke atas.

Apa semua merk dan tipe HP dengan OS tersebut bisa? Ternyata tidak ya. Hanya merk dan tipe tertentu saja. Sudah banyak memang, meski belum menjangkau semuanya. Jadi, coba aja dulu. Siapa tahu HP kamu bisa.

Kesimpulan

Banyak kok aktivitas di rumah aja yang bisa mengubur rasa bosan kita. Salah satunya ya mainan ini. Lumayan lah jadi pelipur lara hati yang rindu kebun binatang. Apalagi banyak hewan-hewan yang bisa kita explore di sini. Makin seru main di rumah sama keluarga.

Yuk, cobain! Cerita di kolom komentar ya sudah coba hewan apa saja dan gimana reaksimu dan anak-anak waktu main ini.