Assalamu'alaikum!
Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.Aug 31, 2020
Arti Followers di Instagram bagi Seorang Blogger
Ini wajar-wajar saja. Blogger yang punya akun Instagram 10K akan punya previlege untuk bisa share link artikel mereka di Instagram Story. Saya pribadi sudah lama menginginkannya. Beberapa upaya juga sudah saya lakukan. Mulai dari ikut follower loop, program optimasi instagram, hingga jadi sponsor giveaway. Semuanya pernah.
Dari sekian banyak yang pernah saya coba, ada hal menarik yang bisa saya simpulkan di sini. Apa itu? Kenaikan follower karena konten dan yang lain itu beda. Ketika follower saya naik secara organik, enggagement saya naik. Orang yang mau baca story saya meningkat. Jumlah like pun meningkat tanpa saya perlu capek-capek ikut program optimasi Instagram.
Apa rasanya? Bagi saya yang memang suka menjadi pehatian khalayak ramai, ini menyenangkan. Ada kepuasan batin tersendiri.
"Wah, ternyata tulisan gue banyak yang baca."
"Wah, ternyata banyak yang suka konten gue."
Semacam itu yang ada di pikiran saya. Ini sebabnya, saya lumayan sedih kalau follower saya bertambah tapi ternyata pembaca konten-konten di Instagram saya masih segitu-gitu saja. Itu saya. Orang lain bisa jadi berbeda.
Kenaikan follower secara tidak organik tentu saja bisa memberikan impact di kemudian hari. Mereka yang memang tidak follow kita karena suka dengan konten kita, suatu hari pasti akan melakukan unfollow. Apalagi kalau konten yang kita tayangkan ternyata bikin mereka sakit mata. Unfollow itu wajar.
Bagaimana rasanya ketika di unfollow? Tentu saja sedih. Menaikkan follower di Instagram itu tidak mudah. Sudah begitu, ada yang unfollow pula. Itu lumayan mengiris kalbu.
Apakah kemudian saya cari orangnya dan ikut unfollow yang bersangkutan? Tidak. Sekarang saya sudah uninstall aplikasi untuk memantau jumlah follower. Buat saya, itu melelahkan. Waktu saya jadi terbuang di sini.
Tentu, tidak bagi sebagian orang. Saya pernah mendapat DM dari orang yang dulunya saya follow. Saya sendiri tidak ingat kenapa saya dulu follow dia. Kontennya bahkan tidak pernah muncul di home saya. Inti pesannya kurang lebih begini.
"Mbak, unfollow saya, ya? Saya unfollow ya."
Di lain waktu, saya ikut lagi program loop. Saya follow beberapa orang yang pun ikut program tersebut. Lalu, orang tadi DM saya lagi.
"Mbak, saya follow lagi ya. Lain kali jangan diulangi unfollownya."
Jujur, saya tidak paham dengan ini. Buat saya, follower itu memang penting. Tapi, apalah arti follower puluhan ribu kalau ternyata engagement rate-nya rendah sekali. Ini nyata lho. Ada beberapa blogger yang memang sudah punya follower lebih dari 10K, tapi yang like postingannya tidak lebih dari 20. Kalau pun ada banyak, itu karena dia rajin ikut instagram walking (saling berkunjung ke akun orang lain dan memberikan like dan comment).
Dari mana saya tahu? Well, saya ini punya online shop juga. Saya lumayan sering ikut program optimasi instagram. Jadi, saya tahu mana komentar yang memang tulus dari hati karena ingin berkomentar dan mana yang terpaksa karena telanjur isi list. Itu kelihatan lho bedanya.
Kenapa kok engagement rate-nya rendah? Balik lagi, semua ada di konten. Pengguna instagram itu menggunakan sosial medianya untuk dua hal. Kalau bukan hiburan ya edukasi.
Konten hiburan biasanya akan dinilai dari seberapa baik visual yang disajikan. Realitanya, tidak semua begitu. Ada yang kualitas fotonya tidak terlalu baik. Sudah begitu, masih ditambah dengan template instagram yang biasa dipakai oleh olshop. Hasilnya? Sorry to say, blabur.
Saya tahu tujuannya. Ada beberapa selebgram yang memang menggunakan template instagram untuk merapikan feednya. Tapi, mereka punya tim. Foto yang tayang itu hasil jepretan fotografer yang memang sudah berpengalaman. Background foto juga tidak tabrak lari dengan template. Jadi, hasil akhirnya ya oke-oke saja.
Realitanya, mereka yang menggunakan template ini fotonya tidak begitu. Konsep foto dan template sering kali berjalan tidak beriringan. Jadinya aneh. Maaf.
Kalau tidak bisa menghibur, setidaknya sajikan konten yang bisa mengedukasi. Setidaknya itu. Sayangnya, sebagian orang lebih banyak fokus menghasilkan uang dulu dari pada menghasilkan konten yang memang dicari orang.
Salah? Tidak juga. Saya tidak tahu menahu bagaimana kondisi ekonomi mereka yang membuat mereka demikian.
Saya percaya seiring berjalannya waktu, ketika melirik engagement ratenya sengesot itu, pasti lama-lama akan mulai berpikir bagaimana caranya memperbaki semua itu. Yakin.
Sudah ya, ini cuma konten cuap-cuap tentang opini pribadi. Jangan diambil hati kalau terbaca.

Aug 17, 2020
Sukses Berikan ASI Bernutrisi untuk Bayi Tumbuh Sehat dan Cemerlang
Mengupayakan ASI Tidak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Dukungan Lingkungan dan Orang Terdekat Berarti Bagi Ibu Menyusui
Di sisi lain, ibu juga masih merasa sakit pasca bersalin dan menghadapi drama-drama menyusui. Misalnya, ASI yang sulit untuk keluar di awal menyusui, puting lecet. Setelah ASI keluar pun, masalah juga tidak seketika berhenti. Ada juga ibu-ibu yang mengalami kelebihan ASI hingga payudaranya bengkak.
Ini belum bagaimana repotnya mengasuh bayi yang baru lahir. Mereka biasanya akan mudah rewel karena sedang belajar beradaptasi dengan lingkungan barunya. Alhasil, ibu juga yang harus sering-sering begadang untuk menenangkan dan menyusui. Ini sudah pasti melelahkan. Saat malam, ibu kesulitan untuk tidur. Pagi pun ada banyak kesibukan lain yang menanti. Waktu istirahat jadi terkuras banyak.
Kalau ibu menyusui tidak mendapatkan dukungan yang baik dari lingkungan maupun orang terdekat, maka dia akan rentan sekali stress. Karena stress, hormon Oksitosin menurun, akhirnya produksi ASI pun ikut turun. Produksi ASI turun, ibu makin stress lagi.
Ini kenapa dukungan lingkungan dan orang-orang terdekat itu begitu penting bagi ibu. Apa saja sih dukungan yang bisa diberikan ke ibu menyusui? Check this out!
1. Edukasi
2. Rawat Gabung Pasca Bersalin
3. Bantuan Menyelesaikan Pekerjaan Rumah Tangga
4. Bantuan Mengasuh Bayi
Selain bantuan untuk mengerjakan tugas domestik, bantuan untuk mengasuh bayi juga diperlukan. Setidaknya dengan cara ini, ibu jadi bisa bernapas sejenak dari kehebohan mengasuh bayi yang baru lahir. Ibu jadi bisa istirahat atau melakukan hal lain untuk terus menjaga kewarasan.5. Pijat Oksitosin
Menyusui itu melelahkan. Apalagi kalau bayinya tidak mau ditaruh. Seharian menggendong bayi itu amat sangat memungkinkan. Pijat oksitosin dari suami akan membantu ibu untuk relaksasi dari rutinitas menyusui. Pijatan ini bukan hanya membantu ibu untuk lebih relax, lho. Pijat oksitosin juga akan membantu produksi ASI lebih banyak lagi.6. Pelukan Hangat dan Semangat
Meski sudah mendapatkan edukasi tentang merawat bayi dan bantuan dalam mengasuh maupun menyelesaikan tugas domestik. Ada saja hal yang cukup menguras fisik dan pikiran ibu menyusui. Pelukan hangat dan juga semangat dari orang terdekat akan amat sangat membantu. Ini semacam recharge energi dari segala macam kelelahan yang melanda ibu baru.7. Kemudahan Akses untuk Menyusui di Luar Rumah
ASI itu akan keluar sesuai dengan kebutuhan. Kalau ASI dikeluarkan secara rutin, jumlahnya bisa terus meningkat. Sebaliknya, bila tidak dilakukan, lambat laun produksi ASI pun menurun. Ini sebabnya, ibu menyusui juga perku mendapatkan kemudahan akses menyusui di mana saja. Baik itu di dalam rumah maupun di luar rumah.Tips Sukses memberikan ASI Bernutrisi untuk Buah Hati
1. Mohon Kemudahan pada Allah
2. Atur Posisi dengan Benar
3. Perhatikan Waktu Menyusui
4. Kelola Pikiran dan Perasaan dengan Baik
5. Jalin Komunikasi dengan Bayi dan Support System
6. Istirahat yang Cukup
Sudah wajar kalau baru punya bayi itu begadang hampir setiap malam. Oleh karena itu, manfaatkan waktu tidur bayi untuk istirahat juga. Memang, kita akan sulit untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Tapi, setidaknya dengan istirahat yang sedikit-sedikit ini bisa membantu kita untuk bisa tetap waras.7. Perhatikan Asupan Nutrisi Ibu
Blackmores Pregnancy and Breast-Feeding Gold, Suplemen dengan Nutrisi Esensial untuk Ibu Menyusui
Dukungan Kalbe Blackmores Nutrition dalam World Breastfeeding Week
Kesimpulan

Aug 10, 2020
Ini Dia Cara Aman Mencegah Gigitan Nyamuk pada Bayi
1. Gunakan kelambu
2. Oleskan minyak Eucalyptus
3. Pakaikan baju panjang saat malam hari
4. Nyalakan Mosquito Killer saat malam hari
6. Bersihkan wadah penampungan air seminggu sekali
7. Tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
Penutup

Aug 6, 2020
Tips Sukses Menyusui Minim Drama Ala Lelly
Happy Word Breastfeeding Week!
Super excited dengan pekan menyusui. Kalau sebelumnya cuma bisa nontonin orang-orang yang merayakannya, kali ini akhirnya saya benar-benar bisa ikut andil di dalamnya. Pekan ASI tahun ini agak spesial juga karena bersamaan dengan adanya pandemik. Jadi, kali ini para ibu diminta untuk terus semangat menyusui mengingat banyaknya manfaat menyusui ini. Apa sih tema yang diangkat WHO tahun ini, bagaimana sejarah pekan ASI, hingga manfaat serta mitos menyusui dibahas secara detail oleh teman saya, Mbak Risma. Mampir ya ke blognya untuk tahu lebih detail tentang pekan menyusui ini.
Hampir 9 bulan menjadi ibu, saya telah melalui banyak drama dalam menyusui. Saya tahu bahwa drama-drama itu tidak serta merta menjadikan saya expert. Tapi, setidaknya saya punya sesuatu untuk dibagikan kepada para ibu yang lain, agar mereka pun semangat melewati bebagai rintangan saat menyusui.
Kali ini, saya akan berbagi tips-tips sukses menyusui ala saya yang minim drama. Gimana sih caranya bisa terus gagah berani dan percaya diri untuk bisa menyusui? Semuanya akan saya bagikan di sini. Check this out!
1. Belajar, Belajar, Belajar!
Ilmu dulu baru amal. Ini prinsip yang selalu saya pegang dalam menjalani apapun itu. Ketika saya hendak menikah, mempersiapkan kehamilan, hingga mengasuh dan mendidik anak semuanya akan dimulai dengan proses belajar. Ilmu yang saya dapatkan ini yang menjadikan saya siap untuk menjadi ibu menyusui.
Ketika saya mulai dengan belajar dulu, saya telah berupaya meminimalisir drama trial error ke anak. Sungguh trial error itu menyebalkan. Kita seolah dituntut untuk tahu lebih cepat oleh anak kita. Sementara itu, waktu yang bisa kita gunakan untuk duduk manis belajar begitu terbatas. Kita sudah amat repot dengan kehadiran buah hati. Ini saja sudah butuh penyesuaian sendiri. Sudah jelas makin stress kalau kita tidak tahu ilmunya.
Buat saya, berilmu itu penting. Hal ini yang mendorong saya untuk lebih percaya diri dan tenang ketika buah hati hadir dalam dekapan saya. Kalau kamu adalah ibu yang sudah punya anak lebih dari satu, pasti lebih tenang dan percaya diri ketika akan menyusui. Kenapa? Dulu sudah pernah.
Baca juga: Menjaga Semangat Belajar Meski Sudah Jadi Ibu
Belajar memang tidak menjadikan kita terlepas dari segal drama menyusui. Tidak begitu juga. Namanya juga hidup, pasti akan ada lika-likunya. Tapi, setidaknya dengan belajar mental kita jadi jauh lebih siap menghadapi drama-drama itu. Kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk kebaikan bayi dan diri kita sendiri.
2. Jalin Komunikasi Produktif dengan Pasangan
Suksesnya menyusui tidak akan pernah lepas dari peran suami sebagai support system. Dukungan suami itu beda dari yang lain. Bagaimana suami menguatkan kita itu beda banget dari yang lain.
Banyak ujian yang saya lalui saat menjadi ibu baru. Bagi saya, kehadiran suami dan peran beliaulah yang menguatkan saya dalam menjalani hari-hari. Tentu saja, ini tidak terjadi begitu saja. Saya perlu mengkomunikasikan semuanya jauh-jauh hari. Semuanya saya ceritakan ke suami. Proses belajar saya, apa kendala saya saat menyusui, apa yang mengganjal dalam diri saya, semuanya saya ceritakan.
Bagi saya, itu melegakan. Bagi suami, itu mempermudah dirinya untuk tahu harus memberikan bantuan apa ke istrinya. Mana yang harus dituruti segera, mana yang harus disadarkan, beliau lakukan. Tidak bisa dipungkiri juga, drama menyusui itu biasanya mendorong kita menjadi lebih impulsif untuk mencoba produk A-Z yang katanya ampuh. Padahal, belum tentu juga itu membantu.
3. Jalin Komunikasi dengan Bayi
Selain komunikasi ke pasangan, komunikasi dengan bayi juga harus dijalin. Terutama di awal-awal menyusui. Saya ingat betul waktu awal menyusui dulu. Saya tahu bagaimana pelekatan yang benar. Tapi, realitanya tidak semudah itu. Bibir bayi yang masih amat mungil ternyata menjadi tantangan tersendiri saat menyusui.
Ini yang dulu berulang kali saya katakan ke Ghazy saat dia baru lahir, "sabar ya, Nak. Kita sama-sama belajar ya. Bantu Ummi untuk bisa menyusui ya."
Kalimat itu saya ulang terus menerus ketika Ghazy akan menyusu ke saya. Saya terus katakan itu sembari membetulkan posisi. Saya cek berulang kali pelekatannya agar tidak bayi mudah untuk menghisap dan ASI menjadi lebih lancar lagi. Alhamdulillah, dalam waktu amat singkat Ghazy bisa melalui itu.
4. Jaga Pola Hidup Sehat
ASI itu makanan untuk bayi. Apa yang kita makan akan masuk juga ke perut bayi. Sudah pasti menjaga pola hidup sehat itu adalah keharusan. Jaga diri kita dari segala macam penyakit.
Bukan berarti ibu tidak boleh sakit. Tapi percayalah bahwa sakit ketika punya bayi itu amat sangat merepotkan. Jangan dikira kita bisa leluasa untuk istirahat. Tidak sama sekali. Lebih baik berusaha untuk terus sehat dari pada harus berusaha menyembuhkan diri.
Selain pola makan, kita juga perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Olahraga tipis-tipis juga harus dilakukan agar badan menjadi lebih bugar. Pola tidur kita memang akan amat sangat berantakan setelah melahirkan. Kita bisa mengkompensasi dengan menyempatkan diri untuk tidur ketika bayi sedang tidur juga.
5. Selektif dalam Melihat Akun Sosial Media
Tidak bisa dipungkiri bahwa sosial media sering membuat kita merasa insecure. Lihat orang lain anaknya gemol, cemas.
"Kok anak saya tidak segemol itu. ASI saya cukup nggak sih?"
Lihat ASIP sekulkas ibu-ibu yang lain, galau juga.
"Kok mereka bisa punya ASIP sebanyak itu?"
Baca juga: Social Media Detox, Bisa Nggak Ya?
Dulu, saya amat sangat membatasi sosial media. Saya tidak ingin pikiran saya terkontaminasi dengan hal-hal demikian. Saya harus menjaga diri saya untuk terus percaya diri dalam menyusui Ghazy.
Alhamdulillah, cara ini berhasil. Saya bisa terhindar dari stress berlebih. Saya juga jadi lebih happy ketik menyusui. Ini penting sekali, kan? Happy itu bikin ASI banjir.
6. Stop Menghitung ASI
Salah satu konsep menyusui yang saya adopsi adalah jangan pernah menghitung ASI. Berikan saya ke bayi. Kita tidak perlu menakar jumlahnya. Apalagi jika tidak ada masalah pada kenaikan berat badan bayi.
Contoh menghitung itu yang bagaimana sih? Mempertanyakan apakah ASI kita cukup untuk bayi atau tidak. Mau cuma ngerembes, percaya diri aja dulu. ASI kita pasti cukup.
ASI yang keluar itu menyesuaikan kapasitas lambung bayi. Saat bayi baru lahir, kebutuhan ASI-nya masih amat sangat sedikit. Tidak perlu risau dengan hal ini. Lambat laun, kalau kita percaya diri, ASI akan bertambah sesuai dengan kebutuhan bayi.
7. Yakin pada Ar Razaq
Ini kunci utama yang tidak boleh ditinggalkan. Yakin bahwa rizki bayi sudah diatur oleh Allah. Bayi ini by default cum butuh ASI untuk kelangsungan hidupnya. Ini bukan kita yang mengatur mekanismenya, tapi Allah.
Kalau Allah sudah mengaturnya demikian, tentunya Allah pasti akan berikan melalui kita. Sekarang tinggal bagaimana kita menjaga keyakinan itu. Ibu saya pernah bilang begini, "jangan mudah menyerah untuk memberikan ASI. Dia pasti keluar karena Allah yang atur demikian."
Bukan berarti sufor itu tidak boleh. Tapi, selama tidak ada kondisi yang mendesak sekali, sebisa mungkin berikan ASI ke bayi. Lewat apapun itu. Ya diberikan langsung, ya lewat ASI perah.
Keyakinan kepada Allah tentang rizki ini membuat saya jadi jauh lebih tenang saat menyusui. Cara ini juga amat membantu saya untuk tidak berhitung tentang ASI yang saya miliki. Makin tenang, makin happy, makin lancar juga ASI kita.
Kesimpulan
Nah, itu tadi 7 tips sukses menyusui ala saya. Memang, perjalanan saya masih jauh. Tapi setelah melalui 6 bulan pertama, segalanya jadi jauh lebih mudah. Kalau di 6 bulan pertama kita bisa meminimalisir drama, in syaa Allah di bulan-bulan berikutnya pun kita semakin mudah dalam menyusui.
Kalau kamu adalah ibu bekerja, sebetulnya ketujuh poin ini masih harus ditambah lagi. Pahami hak-hak ibu menyusui di tempat kerja juga. Bagaimana pun juga kesuksesan seorang ibu menyusui anaknya tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri. Melainkan juga lingkungan sekitarnya. Nah, kalau pingin tahu lebih detail, coba baca tulisan Mbak Jihan tentang hak-hak ibu menyusui di tempat kerja.
Teruntuk para ibu menyusui di seluruh pelosok negeri, menyusui itu memang tidak mudah. Banyak hal yang telah ibu lalui. Ada sukanya, ada juga yang bikin galau. Lepas dari segala drama dan pilihan yang ibu ambil, kalian luar biasa. Semangat!

Aug 3, 2020
Seluk Beluk Kelas Online, Mulai dari Persiapan sampai Tips Menghadapi Peserta
Merencanakan Kelas Online
1. Amati, Tiru, dan Modifikasi Aturan Kelas dari Kelas Online Lain
2. Membuat Slide Materi
3. Menyusun Materi ke Grup Persiapan
4. Cek Hasil
5. Perbaiki Materi Bila Perlu
Tipe-Tipe Peserta Kelas Online yang Kamu Perlu Tahu
1. Antusias di Awal, Menyublim Kemudian
2. Silent Reader Sedari Awal
3. Si Hobi Usul, Tapi Sering Menghilang
4. Si Rajin
5. Pemburu Deadline
Tips Menghadapi Peserta dalam Kelas Online
1. Minta kemudahan pada Allah
2. Berikan aturan yang jelas di awal kelas
3. Tidak semua usulan peserta harus diikuti
4. Cari cara agar peserta mudah memahami materi
5. Sabar
Kesimpulan
