Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Social Media Detox, Bisa Nggak Ya?

Apr 8, 2019



Siapa yang hari ini nggak punya akun sosial media sama sekali angkat tangan? Saya yakin orang yang baca artikel ini pasti punya. Paling yang nggak punya tuh, orang yang tinggal di pelosok banget di mana akses listrik dan internet susah. Kalau area ibukota atau kota-kota besar sih, kayaknya 100% punya. Nggak ada surveynya sih. Tapi ini keyakinan saya aja. Melihat segimana besar pengaruh sosial media di tengah masyarakat kita hari ini.

Simalakama Sosial Media



Well, kita nggak bisa pungkiri kalau hari ini kebutuhan akan sosial media itu betul-betul membabi buta. Dari sosial media, kita bisa stay connected with other people. Kenal atau nggak. Dari sosial media, kita bisa dapet informasi terkini apa saja. Bahkan, nggak perlu baca sepanjang artikel yang ada di koran. Dari sosial media juga, kita dapet hiburan. Paket komplit lah ya sosial media tuh.

Masalahnya sosial media itu lama-lama jadi semacam racun. Awalnya orang memang buka sosial media untuk terhubung dengan orang lain atau untuk mencari informasi. Tapi pada kenyataannya itu cuma beberapa menit saja selebihnya waktunya habis untuk Scroll, Scroll dan Scroll yang nggak penting.

Coba deh cek ke diri kita masing-masing berapa lama waktu yang udah kita habisin untuk main sosial media? Sejam, dua jam atau lebih dari itu? Parahnya kadang kita nggak sadar kalau kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk main sosial media aja. Tahu-tahu udah siang aja gitu dan kita belum ngapa-ngapain selain Scroll Instagram atau Facebook atau Twitter.  Ya nggak sih?

Sebuah Pengakuan



Oke saya mau mengakui sesuatu kalau saya juga termasuk orang-orang yang kecanduan sosial media. Waktu saya pernah habis hampir seharian hanya untuk main sosial media aja. Dalihnya sih buat nyari referensi bikin konten. Faktanya banyak scrolling akun-akun yang nggak penting.

Apa kabar suami? Kalau saya udah begini, udah jelas lah ya marah. Suami mana yang nggak kesel kalau lihat istrinya main HP terus?

Atau posisinya di balik deh suami yang main HP terus. Gimana coba perasaan kamu, kalau lihat suami terus-terusan main HP?  Kesel banget kan? Ya itu yang dirasain anak-anak kita dan suami kita saat lihat kita main HP terus.

Hikmah Hamil Muda



Lalu dunia berubah sejak saya tahu kalau saya hamil. Waktu online saya yang biasanya pagi untuk nyari konten, nulis, dan lain sebagainya tiba-tiba nggak bisa seperti itu lagi. Jangankan mau riset topik, mau nulis, mau editing, buka HP aja mual. Jadi, sebulan terakhir ini nulis konten di blog betul-betul menjadi perjuangan yang sangat amat berat buat saya. Enggak cuma berat untuk risetnya, tapi juga berat untuk memulai menulis. Ya gimana mau nulis kalau mabuk terus?

Meski begitu saya bersyukur banget. Bukan karena hamilnya aja. Tapi saya juga jadi agak jauh dari sosial media. Penyakit tukang Scroll juga jadi hilang. Alhamdulillah.

Ternyata Bisa



Dari sini, saya sadar sesuatu. Oh ternyata zaman sekarang tuh buat jauh dari HP itu ternyata masih bisa ya. Ternyata kalau saya nggak pegang HP seharian saya masih hidup loh. Ternyata juga kalau saya enggak pegang HP saya juga nggak berhenti untuk ketinggalan informasi.

Karena ketika saya mulai meninggalkan HP saya mulai mengambil kegiatan-kegiatan yang lain. Seperti banyak baca buku atau menulis rancangan tulisan di notes saya. Iya bulan ini nulis jadi sesuatu yang berjuangan banget. Tapi bulan ini juga saya jadi punya banyak sekali tabungan ide tulisan untuk ditulis.

Be Productive Without Social Media



Saya nggak bisa pungkiri bahwa saya butuh sosial media. Tapi mengurangi dan bahkan meminimalisir diri dari paparan sosial media juga saya butuhkan. Terlalu banyak main sosial media, beneran bikin kita jadi banyak menunda pekerjaan.

"Ntar dulu deh."

Iya apa iya?

Sometimes, kita perlu tuh singkirin sosial media. Kalau perlu pasang aplikasi untuk ngeblok semua app yang kita punya, biar kita bisa fokus dengan apa yang mau kita kerjakan. Mau nyuci, masak, nulis, bikin desain baru, atau bahkan main sama anak. Silakan.

Kasih waktu untuk beneran off dari instagram, twitter, facebook, bahkan whatsapp selama kurun waktu sekian jam. Rasain deh berapa banyak hal yang ternyata bisa kamu lakukan.

4 jam waktumu itu bisa banget buat bikin konten mulai dari nulis, editing, sama ke bagian mempermanis dengan tambahan gambar atau stiker. Banyak. Jauh lebih produktif kan dibanding cuma scrolling sosial media.

Kita Pasti Bisa



Ini memang tantangan untuk kaum milenial. Social media detox. Macem mission imposible gitu jauhin kaum milenial dari HP. Tapi dari mana kita tahu kita nggak bisa kalau kita nggak pernah bener-bener nyoba.

Mungkin sulit untuk lepas HP secara utuh. Tapi kita bisa mulai ngurangin waktunya. Kasih batasan ke diri sendiri screen time kita berapa jam. Kalau kita bisa ngajarin anak screen time, kenapa kita sendiri nggak bisa ngelakuin itu?

Yuk, kita coba sama-sama. Semua orang bisa jadi punya cara yang beda untuk ngurangi screen time. Tapi pasti bisa kok kalau kita mau berusaha. Semangat!


With love,


Comments