Kemarin pas lagi kencan sama cucian, saya nonton film Korea yang judulnya "Part-Time Spy". Film itu cerita tentang seorang pekerja paruh waktu yang pingin banget jadi Pegawai Negeri. Tiap tahun doi ikutan test, tapi nggak pernah lolos. Jadi selama itu juga, dia kerja paruh waktu aneka rupa. Hingga akhirnya, dia lolos 2 tahun magang jadi Pegawai Negeri. Statusnya magang.
Setelah 2 tahun, ternyata sama si bos kontraknya nggak dilanjutin. Si bos nggak cocok dengan performa doi. Singkat cerita, pas doi lagi mau mohon ke si bos lagi untuk dikasih kesempatan kedua, dia tahu kalau bosnya abis kena jebakan batman, yaitu phone phishing. Si bos cari-cari orang buat bantuin lepas dari kasus itu. Tapi nggak nemu juga.
"Saya bisa bantu!"
Itu tawaran yang dikasih untuk bos supaya dia balik kerja lagi. Syaratnya jelas. Dia akan diangkat jadi pegawai tetap kalau misi yang dia lakukan berhasil.
Apa sih tugasnya? Jadi mata-mata di agensi phone phishing itu. Ending ceritanya, dia berhasil menjalani misi si bos, even akhirnya tetep nggak jadi pegawai negeri.
Dari film ini, saya jadi agak melek tentang phone phishing. Ternyata, cara kerjanya tuh sehoror itu.
Apa sih Phone Phishing itu?
Saya yakin kalian sebetulnua udah ngeh banget dengan penipuan semacam ini. Cuma ya belum familiar aja sama istilahnya.
Contoh Kasus Phone Phishing
Kasus pertama datang dari temen kost yang waktu itu ditelpon orang yang ngaku sebagai kakak sepupunya. Katanya, dia kecelakaan dan lagi butuh biaya untuk perawatan di UGD. Ada saudara yang kena musibah, panik dong dia. Nggak sadar banget dia ke ATM dan transfer duit dengan nominal yang disebutin pelaku tadi.
Apakah pelaku berhenti sampai di situ? Ternyata enggak. Dia minta terus-terusan lho. Macem dikuras pelan-pelan gitu isi ATM-nya. Temen saya tadi sadar ketika ada temen sekamarnya nanya, "kamu yakin itu bukan penipuan?"
Itu langsung auto sadar. Oh iya, banyak hal yang nggak masuk akal yang disampaikan pelaku. Dia juga nggak mau disamperin rumah sakit juga. Tapi sadarnya telat. Duitnya udah abis 1,5 juta. Bayangin, anak kost kehilangan duit 1,5 juta. Nyesek banget, kan? Itu duit tabungan dan jatah dia sebulan. Kasihan.
Kasus kedua datang dari temen kerja yang anaknya baru aja masuk SD. Jadi, pas lagi ngajar tiba-tiba dia dapat telepon dari Wali Kelas anaknya di SD. Katanya sih, anaknya abis main sama temennya dan nggak sengaja terluka cukup parah sampai harus ada penanganan medis. Di telepon yang pertama, pelaku sama sekali nggak minta duit cuma ngasih kabar anaknya aja. Kondisi anaknya kayak gimana dia jabarin semua. Panik dong temen saya. Udah lemes banget doi ngedenger berita itu.
Dia langsung batalin kelas dan telepon suaminya. Kebetulan suami istri sekantor, jadi gampang. Dia jabarin kronologi yang dia denger. Minta suaminya antar dia ke rumah sakit. Tapi suaminya nolak.
"Ma, tenang dulu. Kita ke SD aja dulu lihat kondisi Zaldi (nama anaknya) di sekolah."
"Ke sekolah gimana? Anak kita itu lagi di rumah sakit, Yah. Kalau ada apa-apa gimana?"
"Mama tenang dulu. Belum tentu begitu. Bisa aja itu telepon penipuan."
Doi masih ngeyel kalau itu bukan penipuan. Satpam yang denger sampai ikut-ikutan bela suaminya. Minta temen saya tadi cek ke sekolah anaknya dulu. Setelah diyakinkan banyak orang, dia mau nurut, even masih takut setengah mati. Sampai di sekolah, dia langsung lari masuk ke kelas anaknya dan lihat anaknya baik-baik aja.
Itu padahal aturan sekolah nggak ngebolehin orang tua masuk ke area sekolah. Tapi saking paniknya dan mungkin satpam sekolah juga lihat itu, jadi ya terjadilah. Hahaha..
Anaknya cuma bilang begini, "Mama ngapain ke sini?"
Langsung dipeluk anaknya. Disayang-sayang. Bersyukur sekali dia anaknya nggak kenapa-kenapa. Ya cuma luka kecil pas kemarin main sama temennya terus kena gunting.
Usut punya usut, pelaku tahu data korban dari data TK tempat anaknya sekolah dulu. Katanya, banyak orang tua murid juga yang kena voice phishing begitu. Alhamdulillah-nya, mereka ngeh kalau itu penipuan. Jadi, nggak ada yang sampai jadi korban.
Kasus ketiga ini agak lain. Bukan voice phishing tapi sms phishing. Jadi, ceritanya ada ibu-ibu yang lagi butuh dana besar karena suaminya sakit. Kebetulan banget dia dapat sms dari yang ngaku Koperasi Simpang Pinjam. Intinya sih, ada tawaran untuk kredit. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku kalau ibu tadi mau pinjam duit. Singkat cerita, si ibu transfer 10 juta ke koperasi abal-abal tadi. Setelah transfer, pinjaman nggak kunjung cair. Padahal dia lagi butuh banget.
Akhirnya, dia datengi koperasi itu. Nama ibu nggak kedaftar dong. Dan transaksi yang disebutkan ibu tadi juga nggak ada. Kata pihak koperasi, si ibu kena tipu.
Ibu tadi ternyata bukan korban pertama yang kena kasus begitu. Nama koperasi ini sebenarnya ada dan real. Jadi pelaku sengaja pakai nama koperasi yang sudah jalan dan dipercaya orang. Jadi, secara tidak langsung koperasi ini juga turut dirugikan. Mereka sih lagi usut kasus itu ke kepolisian juga. Bantuan yang bisa mereka kasih ke korban ya cuma itu aja. Soal duit yang hilang, jelas mereka angkat tangan.
Kasihan ya?
Kasus phone phishing semacam ini betul-betul terjadi di sekitar kita. Barangkali kita juga pernah dapet telepon atau sms semacam ini. Tapi ya karena saking seringnya dapet, kita udah ngeh banget kalau itu penipuan. Sayangnya, nggak semua orang sadar kalau itu nipu. Ada aja orang-orang yang kena jebakan batman. Biasanya sih orang-orang yang sudah agak tua yang kena. Kasihan. :(
Cara Kerja Pelaku Phone Phishing
Kemarin saya abis belajar dikit-dikit tentang hipnonis. Bagaimana sih caranya sugesti itu masuk ke target? Ternyata pikiran alam bawah sadarnya harus dibuka dulu. Cara membukanya ada banyak cara. Bisa dilakukan ketika target lagi ngantuk, emosi yang berlebihan, atau sedang benar-benar fokus.
Para pelaku phone phishing bisa menghipnotis korban dari jarak jauh dengan mengendalikan emosi korban. Emosinya dibikin berkecamuk dulu. Entah itu kaget, sedih, atau bahagia. Dari situ, mereka mulai masukkan sugesti-sugesti ke korban yang menggiring korban untuk ngasih duitnya ke pelaku secara suka rela.
Bisa nggak sih kita menghindari yang semacam ini? Agak susah ketika dari awal kita udah ada perubahan emosi secara drastis. Misal, di telpon kalau kita menang undian sekian ratus juta. Seneng kan, nah ini mulai kebuka tuh pintunya. Tapi kalau kita biasa aja ya fine-fine aja sih.
Menurut saya, bagian yang agak susah dihindari itu kalau ada orang yang telpon dan bilang anak kita kenapa-kenapa. Sebagai ibu, pasti deg duluan tuh, kecuali si anak emang lagi sama kita.
Phone phishing ini juga nggak cuma terjadi untuk kelas individu aja, tapi bisa nyasar ke perusahaan dengan target uang yang jauh lebih besar. Kalau ini ya, jelas data-data terkait perusahaan harus dia punya untuk menggiring korban (karyawan yang bertanggung jawab) mengeluarkan uang dengan mudah. Ini saya dapet dari film sih. Beneran sehoror itu permainan phone phishing ini.
Cara Menghindari Phone Phishing
1. Jangan mudah untuk menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal
Simpan nomor-nomor kontak saudara, guru-guru di sekolah anak, dan pihak-pihak yang kontaknya akan kita butuhkan di kemudian hari. Hal ini juga akan memudahkan kita untuk mengenali siapa yang menghubungi kita. Dari sini juga, kita bisa lebih mudah untuk mengidentifikasi nomor yang tidak dikenal.Kalau misal itu abang ojol yang sedang kita pesan, biasanya mereka akan menelpon tidak lama setelah pesanan kita dikonfirmasi, ya kan? Atau misal, dari pihak ekspedisi. Biasanya kalau kita sulit dihubungi, dia akan mengirimkan pesan singkat yang mengabarkan paket kita datang dan dititipkan ke siapa. Begitu.
2. Jangan mudah mengklik link yang dishare melalui sms maupun email
Sering kan dapat sms atau email spam yang isinya link. Hati-hati nih! Link itu bukan cuma link biasa yang menghubungkan kita dengan website tertentu saja. Tapi juga link yang memudahkan hacker untuk mengambil data pribadi dari PC atau telepon kita. Horor nggak sih?Selain link, jangan juga menghubungi kontak yang tertera pada sms atau email yang dikirimkan. Itu sama aja dengan membuka pintu voice phishing. Udah, biarin aja. Dibalas juga jangan.Beberapa pesan singkat bahkan bisa nyedot pulsa kita banyak sekali ketika kita membalas pesan tersebut.
Teknologinya udah makin canggih banget. Sayang ya, teknologi itu mereka pakai untuk melakukan tindak kriminal.
3. Hubungi kontak resmi perusahaan untuk konfirmasi kebenaran
Sering banget nih ada sms atau telepon yang mengatasnamakan perusahaan tertentu. Kabarnya sih, kita menang undian atau semacamnya. Eits, jangan senang dulu ya. Kalau kamu ragu, ada baiknya cek website resmi mereka. Kalau mereka punya event tertentu, pasti nama pemenang akan dishare melalui website resmi mereka. Atau, kita juga bisa menanyakan langsung ke perusahaan yang dimention oleh pelaku tadi. Betul nggak sih ada event ini, betul nggak sih kita menang. Gitu.Kesimpulan
Nah, kalau kamu punya cerita lain tentang phone phishing atau tips untuk menghindarinya, boleh dong share di kolom komentar.
Terkadang di WAG atau apapun ada link2 yang dishare teman, keluarga eeeh ternyata kita jangan asal sembarangan klik ya. Ngeri juga tau2 bahaya bisa mencuri data2 pribadi dll yang sifatnya privat. Berarti kita harus waspada terus dong ya jika ada nomor yang ga dikenal menghubungi. Tapi jangan sampai parno, siapa tau dapat rezeki juga dari nomor yg ga dikenal hihihihi :D
ReplyDeletetergantung linknya sih. kalau ke portal berita teroercaya, instagram, atau link lain yang kita udah familiar ya nggak masalah sih. tapi kalau nggak jelas sebaiknya jangan.
Delete