Pernah nggak sih kita merasa marah besar saat kita dibohongi? Mudah tersinggung saat orang lain mengkritik. Mudah sekali memutus hubungan pertemanan atau romantis karena takut tersakiti.
Tahu nggak sih kalau reaksi kita terhadap orang lain berakar dari apa yang kita lihat, dengar, dan alami waktu kecil? Reaksi ini muncul dari inner child yang ada dalam diri kita. Menariknya, kita semua punya inner child yang membuat kita bereaksi kuat pada sesuatu tanpa mengerti kenapa.
Apa itu Inner Child?
Inner child adalah sisi dalam diri kita yang bisa bereaksi dan terasa seperti anak kecil.
Kita ambil contoh kasus yang bisa membangkitkan inner child. Ada seorang anak perempuan yang sewaktu kecil sering sekali melihat ayahnya berselingkuh dengan perempuan lain. Sementara itu, ibunya selalu saja berpesan agar dia menjadi perempuan mandiri, apapun yang terjadi.i
Anak perempuan ini kemudian tumbuh dewasa. Dia berhasil menjadi sosok yang bekerja keras, berkarier, dan mandiri. Namun di sisi yang lain, dia juga tumbuh menjadi sosok yang takut sakit hati. Sulit untuk percaya orang lain, terutama laki-laki.
Dampak Trauma Masa Kecil
Trauma masa kecil tidak jarang mendistorsi sudut pandang kita dalam melihat realita dalam kehidupan ketika dewasa. Mempengaruhi cara kita melihat dan berinteraksi dengan diri sendiri dan orang lain serta mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan dalam hidup.
Trauma masa kecil ini ternyata juga bisa muncul ketika melihat orang tua depresi, bertengkar hebat, perang dingin, hingga berlaku kejam. Trauma ini juga bisa muncul ketika anak tidak mendapat perhatian, penghiburan, dan cinta dari orang tua yang seharusnya menjadi ruang pertama dia merasa aman. Akhirnya, ketika dewasa, dia sering diliputi rasa takut dan khawatir.
Lepas dari dampak yang muncul, kita juga perlu sadari bahwa orang tua juga dulu adalah anak-anak yang mungkin mengalami trauma dari orang tuanya. Karena tidak tahu bagaimana cara mengelolanya, secara tidak sadar, mereka menumpahkan semuanya pada anak-anak mereka.
Cara Menyembuhkan Luka Masa Kecil
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana cara memutus rantai penderitaan ini? Bagaimana cara menyembuhkan inner child yang ada sehingga kita bisa menjadi orang dewasa yang tenang jiwanya?
1. Jalin komunikasi
Kita bisa memulihkan hubungan dengan inner child kita. Jalin komunikasi dengannya. Setiap hari, kita bisa sisihkan waktu 5-10 menit untuk melakukan komunikasi dengan inner child kita. Hal ini bisa dilakukan dengan cara meditasi, maupun menulis surat untuknya.
Sambil memandang foto masa kecil kita, katakan kalimat menenangkan ini:
Anak dalam diriku yang terluka,
Aku di sini, siap mendengarkanmu.
Ceritakan semua deritamu.
Aku di sini, siap mendengarkanmu.
Kau adalah inner child-ku.
Aku adalah kau.
Kini, kita sudah dewasa.
Tidak perlu takut lagi.
Kita aman dan bisa melindungi diri sendiri.
Ayo, ikut ke masa kini.
Jangan biarkan masa lalu memenjarakan kita.
Genggam tanganku.
Mari melangkah bersama.
Kita nikmati semua langkah kita, di masa kini.
Di sini, kita memeluk dan memberi rasa nyaman pada anak dalam diri kita. Bila perlu, menangis pun tidak apa. Ini bisa jadi awal rekonsiliasi dengan inner child kita.
2. Ajak dia menikmati kebahagiaan bersama
Ketika kita sedang bahagia, ajak inner child kita untuk menikmati kebahagiaan itu. Ketika kita sedang menikmati deburan ombak di pantai, matahari yang terbenam, ajak juga ia untuk menikmati semua itu. Kita bisa bayangkan sedang menggandeng tangan mereka dan menikmati keindahan alam tersebut. Indah kan?Hanya dengan mencintai dan menyembuhkan luka inner child ini, kita bisa mencintai diri kita sendiri dan orang lain dengan lebih tulus lagi.
Setuju Mba. Cinta, kasih sayang dan perhatian obat atas segala luka.
ReplyDeletesama minta pertolongan Allah juga sih. kalau bukan Allah yang tolong juga gabisa sembuh
Delete