Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Cerita Kehamilan 32 Minggu, Jantung Mendadak Berdebar dan Sesak Nafas Part 2

Sep 15, 2019


Ini lanjutan cerita kemarin tentang drama deg-degan dan sesak nafas.

Setelah minum 2 tablet dari Bu Bidan dan masih ngerasain sesek, langsung kontak rumah sakit untuk tanya ini saya harus apa. Kontrol dengan dr. Farah masih hari Senin sedangkan kondisi saya saat itu tidak membaik. Satu hal yang masih saya yakini, janin saya baik-baik saja. Kondisi saya saja yang agak horor saat itu.

Setelah hubungi rumah sakit dikasih opsi untuk periksa ke Obgyn lain atau masuk ke IGD. Saya pilih ke IGD karena katanya semuanya akan dikonsultasikan dengan dokter saya.

Di IGD saya diobservasi. Keluhan-keluhan saya dicatat semua. Berat badan, tensi, dan temperatur saya dicatat. Dokter jaga juga mulai melakukan observasi seperti cek paru-paru saya. Saya tahu kalau ini bukan karena asma, jadi sekalipun diperiksa dengan stetoskop, dokter tidak akan mendengar suara ngik-ngik dari paru-paru saya.

Benar saja. Everything is okay. Jadi dokter nih bingung juga kok semuanya baik-baik saja.

"Saya sarankan Ibu untuk periksa di Obgyn aja ya, bagaimana?"

Akhirnya, dari IGD masuk ke Obgyn. Perawat IGD yang bantu saya untuk urus antriannya. Alhamdulillah, nggak lama antri udah dipanggil ke ruang dokter.

Saya ketemu dengan dr. Alfathdry. Salah satu founder dari RSIA bunda Suryatni. Saya ceritakan keluhan-keluhan saya. Beliau cuma tanya begini, "sudah ke kardiologi?"



Makin shock ditanya begitu. Harus ya ke kardio?

Setelah bertanya demikian, dr. Al memeriksa kandungan saya. So far, so good. Nggak ada masalah di janin. Berat oke. Posisi janin oke juga. Kepala sudah ada di bawah. Everything is good. Sempat dikasih intip juga wajahnya. Ini beda lagi mukanya dari pertama kali saya lihat dulu. Katanya sih memang begitu, wajah bayi akan berubah-ubah terus. Kadang mirip ibunya, kadang mirip ayahnya. Satu yang nggak mungkin, mirip tetangga. Wkwkwk..

Dokter meminta saya untuk konsultasi ke kardiologi. Siang itu juga saya pindah rumah sakit lain untuk ketemu dokter jantung. Seperti biasa, tekanan darah saya dicek. Setelah itu, saya diminta untuk cek EKG dulu. Baru nunggu lagi untuk antri kontrol dengan dokter.

Hehehe... Saya lupa nama dokter jantung yang memeriksa saya. Intinya, setelah menjalani pemeriksaan, beliau bilang kalau saya baik-baik saja.

Lega sekali. Udah ngeri kalau kena PPCM atau semacamnya.

"Ini cuma karena pengaruh kehamilan Ibu saja. Makin besar kerja jantung makin berat. Banyak-banyak istirahat dan hindari stress berlebih."



Itu saja pesan beliau.

Perjalanan panjang yang lumayan horor ditutup dengan pernyataan dokter yang semua baik-baik saja. Alhamdulillah...

Comments