Pagi tadi
saya dibuat mewek dadakan karna mendengarkan video singkat closing
statement-nya Bunda Elly Risman di ILC. Topik ILC malam itu membahas tentang
pro kontra hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual pada anak.
Bagi kita
yang nggak pernah sama sekali menjadi korban kekerasan seksual atau bahkan
menjadi keluarga korban mungkin nggak akan pernah tahu bagaimana rasanya ada di
posisi mereka. Sesakit apa luka yang ditorehkan dan sedalam apa trauma yang
ditimbulkan. Kita nggak akan pernah bisa merasakan itu.
Kita mungkin
bisa bersimpati dengan mereka, tapi berapa lama sih? Sedangkan mereka yang
menjadi korban, sejak peristiwa itu terjadi, menurut Bunda Elly Risman, dalam
seluruh fase hidupnya akan dibayang-bayangi kenangan mengerikan itu.
Delay Traumatic pada Korban Anak-anak
Saya pernah
dapat cerita dari suami tentang rekan kerjanya yang katanya pernah menjadi
korban kekerasan seksual. Dia selalu kesulitan untuk menjalin hubungan dengan
laki-laki apalagi sampai terpikir menikah. Bayangan-bayangan menyakitkan itu
selalu muncul setiap kali dia mulai suka dengan lawan jenis. Penilaian diri
bahwa dia perempuan yang kotor dan telah ternoda juga selalu muncul menghantui
dirinya.
Apa yang
terjadi pada teman suami saya ini, ternyata sesuai dengan penelitian yang ada.
Sekali lagi Bunda Elly Risman menyampaikan fakta yang ada terkait korban
kekerasan seksual pada anak.
"Anak-anak
ketika menjadi korban kekerasan seksual ini, bisa cepat sekali lupa. Tapi nanti,
setelah dia tumbuh dewasa dan mulai suka dengan lawan jenis, trauma ini akan
bangkit."
Mirisnya
lagi, meski pelaku kejahatan sudah dihukum penjara dan bebas, trauma yang
dialami oleh korban akan terus melekat. Kebayang nggak sih gimana tersiksanya hidup
semacam itu? Kalau nggak kuat, sangat amat memungkinkan korban mengalami
depresi akut yang mendorongnya untuk bunuh diri.
Keadilan bagi Korban
Luka batin
yang dialami oleh korban kekerasan seksual itu nggak main-main. Sebetulnya luka
ini juga bisa nular ke keluarganya ketika mereka tahu anak mereka menjadi
korban. Orang tua mana yang hatinya nggak potek-potek ketika tahu anaknya
dibegitukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab?
Dengan luka
yang begitu dalam untuk korban dan orang tuanya, rasanya tidak adil jika
hukuman yang diberikan tidak mampu memberikan rasa jera kepada pelaku.
Pertanyaan selanjutnya yang kemudian muncul adalah hukuman apa yang pantas bagi
pelaku? Apa iya kebiri adalah solusi bagi permasalahan ini?
Kalau kita
bicara tentang hukum, rasanya sulit jika dikembalikan kepada manusia. Apalagi
untuk urusan sebesar ini. Jadinya ya semacam di ILC malam itu. Ada yang usul di
kebiri, ada juga yang kontra. Semuanya beradu argumen dengan kapasitas keahlian
masing-masing. Nggak akan selesai.
Coba deh
dikembalikan lagi ke Alquran. Boleh nggak sih pelaku pemerkosaan pada anak ini
dihukum kebiri? Benar atau nggak sih?
Ternyata
tidak!
Pandangan Islam Terhadap Hukuman Kebiri bagi Pedofilia
Kebiri
adalah satu metode yang digunakan untuk menghilangkan hasrat seksual laki-laki
pada perempuan. Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan metode
fisik dan hormonal. Metode fisik dilakukan dengan memotong alat kelamin
laki-laki. Sedangkan metode hormonal dilakukan dengan menginjeksi obat yang
dapat menekan hormon testosteron. Cara lain metode hormonal, yaitu dengan
menginjeksikan hormon estrogen sehingga ia memiliki ciri-ciri perempuan.
Baik dengan
metode fisik maupun hormonal, Islam mengharamkan adanya hukuman kebiri ini.
Dalam hal ini, para ulama sama-sama sepakat dan tidak ada perbedaan di dalam
pengambilan hukum ini. Dalil yang menunjukkan haramnya kebiri adalah
hadits-hadits shahih. Salah satunya adalah riwayat dari Ibnu Mas'ud.
Dia berkata,
"dahulu kami pernah berperang bersama Nabi SAW sedang kami tidak bersama
istri-istri. Lalu kami berkata (kepada Nabi SAW), 'Bolehkah kami melakukan
pengebirian?' Maka Nabi SAW melarang yang demikian itu."
(HR Bukhari Nomor
4615, Muslim Nomor 1404, Ahmad Nomor 3650, Ibnu Hibban Nomor 4141)
Kebiri
dengan metode hormonal juga diharamkan karena metode ini justru akan membuat
laki-laki memiliki ciri-ciri fisik perempuan, misalnya tumbuh payudara. Metode
ini jelas diharamkan karena Allah melarang laki-laki menyerupai perempuan.
”Rasulullah SAW telah melaknat laki-laki yang
menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai laki-laki.”
(HR Bukhari,
no 5546)
Hukuman bagi Pedofilia dalam Sudut Pandang Islam
Hukuman
kebiri memang dilarang dalam Islam. Tapi bukan berarti tidak ada solusi yang
Islam berikan untuk menyelesaikan persoalan semacam ini. Syariat Islam telah
menetapkan hukumam untuk pelaku pedofilia sesuai rincian fakta perbuatannya.
Pertama,
jika yang dilakukan pelaku pedofilia adalah perbuatan zina, hukumannya adalah
hukuman untuk pezina, yaotu diraja, jika sudah menikah atau dicambuk seratus
kali jika belum menikah.
Kedua, jika
yang dilakukan pelaku pedofilia ini adalah perbuatan liwath (homoseksual), maka
hukumannya adalah hukuman mati, bukan yang lain.
Ketiga, jika
yang dilakukan pelaku pedofilia adalah pelecehan seksual, hukumannya adalah
hukuman ta'zir. Alquran memang tidak menjelaskan secara detail terkait hal ini
dan keputusan hukuman pada perkara ini akan dikembalikan kepada kebijakan
hakim.
Jadi, jelas
ya. Apapun kasusnya kebiri jelas tidak boleh dilaksanakan. Sebagai gantinya,
Alquran telah menjelaskan hukuman yang harus dijalankan oleh pelaku sesuai
denga fakta yang dia lakukan.
Wallahu a'lam bishawab
Beragam Kasus Kekerasan Seksual, Kenapa Bisa Terjadi?
Dari sekian
banyak kasus kekerasan seksual, baik itu kepada anak maupun bukan, tentu tidak
akan terjadi secara tiba-tiba. Kita sama-sama tahu bahwa dorongan seksual tidak
akan mungkin hadir tanpa ada pemicu. Kalau kita cermati dengan seksama, beragam
kasus yang terjadi ternyata bermula dari pornografi.
Kenapa ada
anak yang bisa memperkosa temannya? Ternyata karena kecanduan pornografi.
Kenapa ada
orang dewasa yang memperkosa? Ternyata salah satu pemicunya adalah ini juga.
Apakah
pornografi hanya muncul dari video-video porno saja? Ternyata tidak. Kalau kita
mau cermati dengan seksama sekali lagi, pornografi ini ternyata juga muncul dalam berbagai
jenis game yang dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa. Amati saja
pakaiannya yang begitu tidak senonoh itu. Lalu, siapa yang menyaksikan semua itu?
Anak-anak kita juga atau bahkan pasangan-pasangan kita. Well, ini ada banget suami-suami yang kecanduan game.
Tidak
menutup kemungkinan bermula dari game online lalu beralih pada video porno.
Dari sini, muncul fantasi-fantasi liar. Alam bawah sadarnya mulai terbentuk. Jika gelombang gamanya yang terkena,
pelaku tidak hanya sekedar membayangkan tapi terdorong juga untuk melakukan hal
ini.
Kalau sudah menikah, ada kemungkinan dia akan membandingkan apa yang dia lihat dan yang dia lakukan terhadap pasangannya. Kalau nggak sesuai espektasi, memungkinkan sekali untuk "jajan" di luar rumah. Kalau belum menikah, kemana segala penyaluran hasrat seksual itu muncul? Bagi yang tidak mampu mengendalikan, jadilah predator itu tadi.
Kalau sudah menikah, ada kemungkinan dia akan membandingkan apa yang dia lihat dan yang dia lakukan terhadap pasangannya. Kalau nggak sesuai espektasi, memungkinkan sekali untuk "jajan" di luar rumah. Kalau belum menikah, kemana segala penyaluran hasrat seksual itu muncul? Bagi yang tidak mampu mengendalikan, jadilah predator itu tadi.
Mari kita tarik mundur lagi ke belakang. Pornografi jelas tidak akan pernah ada
jika aturan bergaul dan berpakaian dikembalikan lagi kepada Islam. Bukankah
Islam mengatur bagaimana seorang laki-laki dan perempuan berpakaian? Boleh
tidak keduanya berpakaian yang mengumbar aurat mereka? Lalu, seperti apa
pakaian yang seharusnya dikenakan oleh keduanya?
Dalil-dalil
yang menjelaskan hal ini sudah ada dan amat sangat gamblang. Bagi laki-laki,
batas aurat adalah dari pusar hingga lutut. Sedangkan perempuan, seluruh
tubunya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Apakah hanya itu?
Nggak lho. Cara kita memandang lawan jenis ternyata juga diatur. Ada yang namamya menjaga pandangan.
"Maksudnya jadi nunduk mulu kalau lihat lawan jenis?"
Ya nggak gitu juga. Menjaga pandangan artinya menjaga dari apa yang tidak seharusnya dilihat. Apa itu? Aurat. Kalau ada lawan jenis yang auratnya diumbar, segera memalingkan diri. Bukannya malah nggak kedip dengan alasan kedipan pertama itu rejeki.
Aturan Islam
hadir bukan hanya sekedar memberikan batasan saja. Segalanya Allah buat justru
untuk melindungi manusia dari berbagai kerusakan yang ada. Alangkah indahnya ketika kita bisa hidup dalam penerapan Islam yang sempurna.
Sebuah Sikap untuk Generasi Penerus Bangsa
Video
closing statement yang disampaikan oleh Bunda Elly Risman, banyak membuat saya
terhenyak dengan segala hal yang terjadi. Ada tantangan yang begitu besar untuk
melindungi anak-anak saya dan generasi-generasi yang akan datang. Sebuah
pertanyaan besar tentang, mampukah mereka selamat dari berbagai ancaman yang
ada saat ini?
Dulu, orang
tua yang memiliki anak perempuan biasanya punya kekhawatiran lebih besar ketika
melepas anak mereka keluar rumah. Tapi hari ini, kondisinya sudah amat jauh berbeda.
Para predator bukan hanya memangsa anak-anak perempuan saja, bahkan laki-laki
pun iya.
Hal yang
membuat saya semakin terhenyak lagi adalah dari pernyataan terakhir yang
disampaikan oleh Bunda Elly Risman.
"Bencana terbesar yang kita alami saat ini adalah ketika kita tidak sadar terhadap bencana itu sendiri."
Ada pembawa
bencana yang saat ini dengan mudahnya kita genggam. Darinya anak kita
mendapatkan akses informasi, darinya pula anak kita mendapatkan
serangan-serangan hal-hal negatif. Kalaulah anak kita steril darinya di rumah,
bagaimana dengan lingkungan lain yang pun bersinggungan dengan anak?
Ini adalah
pekerjaan besar. Rasanya sulit untuk bekerja sendiri untuk mendidik anak-anak
kita, sementara pada akhirnya mereka harus berinteraksi pula dengan orang lain.
Bila kita ingin melindungi mereka, maka tidak cukup hanya kita sendiri. Kita
butuh peran masyarakat untuk menjaga anak-anak kita, Kita butuh peran negara
sebagai payung hukum untuk melindungi anak-anak kita juga. Tanpa keduanya,
pastilah amat sangat berat menjalankan tugas ini.
Pertanyaan
selanjutnya adalah bagaimana caranya? Setiap orang punya cara masing-masing yang bisa dilakukan sesuai dengan kapasitasnya. Kalau mampu bersuara di depan publik, suarakan. Kalau mampu menuliskan, tuliskan. Kalau masih juga tak mampu melakukan keduanya, bantu untuk membagikannya.
Semakin banyak orang yang sadar, maka penjagaan diri dari masyarakat pun akan terbentuk. Tidak menutup kemungkinan pula, kebijakan pemerintah pun juga bisa digeser ke arah yang jauh lebih baik. Bukankah pemerintah ada untuk rakyat?
Semakin banyak orang yang sadar, maka penjagaan diri dari masyarakat pun akan terbentuk. Tidak menutup kemungkinan pula, kebijakan pemerintah pun juga bisa digeser ke arah yang jauh lebih baik. Bukankah pemerintah ada untuk rakyat?
Aih Aih dirimu keren banget sih mba. Sukak.
ReplyDeletelaa hawla walaa quwwata illa billah.
Delete"Anak-anak ketika menjadi korban kekerasan seksual ini, bisa cepat sekali lupa. Tapi nanti, setelah dia tumbuh dewasa dan mulai suka dengan lawan jenis, trauma ini akan bangkit."
ReplyDeleteSangat setuju dengan ini
makasi mbak sudah mampir
DeleteSalah satu yang sering saya kepoin ya dirimu mba hehehehe. Cetar selalu ya mba
ReplyDeleteah, mbak bisa aja
DeleteMasalahnya hukum cambuk untuk pezina dlm islam msh diperdebatkan juga krn kita blm ada khalifah yang satu dlm memimpin.
ReplyDelete*Peluk erat anak2 semoga dijauhkan dari kekerasan seksual.
iya mbak, sayangnya begitu memang. sedangkan penerapan hukum nggak bisa dilakukan oleh masyarakat, harus negara.
Deleteaamiin ya rabbal alamiin.
Aku bacanya meringis2 gimana gitu ngebayangin anak yang digituin. Ya allah semoga diajuhkan dari hal2 buruk.seperti itu ya. Suamiku juga dikurangin kebiasaan main gamenya. Amiin. Kalo nasehatin malah dinasehatin balik,katanya kalo aku bercadar baru deh,stop main game hadeuh....
ReplyDeleteiya mbak, jangan sampailah ya anak kita jadi korban, mau laki-laki atau perempuan, pokoknya jangan sampai.
DeleteSemoga anak anak selalu dijauhkan dari kejahatan kejahatan semacam ini ya Mba. Terlepas dari larangan agama, kalau pendapatku pribadi sih hukum kebiri sah sah saja dilakukan. Karena bagaimanapun ketidakadilan ya dibalas dengan ketidakadilan. Kecuali kalau si korban memang bisa mengikhlaskan. Tapi kembali lagi, masing masing orang memilki pandangan yang berbeda dan saya tetap menjadi pribadi yang berpegang pada pandangan sendiri dan menghargai pandangan orang lain. Salam
ReplyDeletemana ada coba keluarga yang bisa mengikhlaskan setelah diperlakukan semacam itu? hmmm... rasanya sulit ya.
Deletekalau saya bayangin sih gitu.
Padahal, dalam Islam semua sudah dijelaskan aturan-aturannya. Sayangnya, manusia senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan beranggapan kalau akal pikirannya lebih lebih baik dari hukum Allah. Ya, semoga keluarga kita dijauhkan dari hal-hal mengerikan seperti ini.Aamiin.
ReplyDeletebetul, kalau kembali ke ajaran agama kan lebih enak.
Deleteaamiin ya rabbal alamiin
Miriiis ... saya pernah tau anak korban sexual abused dan itu bikin hati saya meleleh. Nice share, Mbak
ReplyDeleteIya mbak aku jga pernah nonton penuturan Elly Risman ttg ini betapa mengerikannya dampak kekerasan seksual pada anak. Dan baru baru ini juga terjadi lagi di daerah Citra Gran Cibubur. Naudzubillahimindzalik!
ReplyDeleteYa Allah... potek-potek hati ini kalau ada kasus serupa yang terjadi. semoga segera ditindak dengan cara yang paling adil
DeleteMantap tulisannya. Makasiy mba
ReplyDeletesama-sama mbak
DeleteSaya selalu merasa miris saat mendengar atau membaca tentang kekerasan seksual pada anak. Na'uzubillahiminzalik :(
ReplyDeleteKarena saya punya teman yg saat kecilnya mengalami pelecehan seksual. Memang traumanya sampai dewasa, hiks.
Benar-benar PR kita bersama. Hanya pada Allah kita mohon pertolongan.
kasihan ya kalau ada orang yang begitu itu. nggak tahu juga gimana caranya ngobatin itu.
DeleteStatement yang disampaikan Ibu Parenting, Ibu Elly Risman memang ngena banget Mba, korban tidak bisa melupakan apa yang terjadi seumur hidupnya bahkan bisa berdampak buruk dengan perilakunya. Astaghfirullah.. Semoga kita selalu mendapatkan perlindungan Allah SWT.
ReplyDeleteiyaaa... saya nangis dengerinnya. kasihan banget.
Deleteaamiin ya Allah
Miris kalau dengar atau baca berita kekerasan seksual anak terlebih pelakunya kerabat dekat bahkan bapak korban sendiri.
ReplyDeletePro kontra kebiri gak akan ada habisnya. Tapi untuk menegakkan hukum syariat islam di negara +62 cukup sulit.
iyaaa.. kasihan banget. mau cerita ke anggota keluarga yang lain juga susah. akhirnya mereka cuma bisa mendam itu. :(
Deletesesulit apapun kalau Allah sudah berkehendak pasti bisa sih mbak. tugas dari tiap individu adalah menyampaikan sebatas kapasitas masing-masing, kalau punya jabatan, bisa dimanfaatkan. kalau bisanya cuma menyampaikan opini, ya sampaikan. biarkan itu meluas. selebihnya, itu urusan Allah.
Suka miris dan marah banget kalau sudah baca berita ada tindak kekerasan seksual pada anak. Apa sudah sebegitu tidak punya hati ya merusak masa depan anak dengan keji. Naudzubillah. Semoga kasus kekeran seksual pada anak bisa menemukan solusi terbaik dan juga efek jera bagi pelaku atau yang berniat melakukan.
ReplyDeleteaamiin yaa rabbal alamiin
DeleteIni yg jadi pikiran saya sejak dulu, bahkan sebelum menikah. Bagaimana nasib generasi dan anak² kita kelak dengan mudahnya akses internet & pornografi. Di rumah kita bekali ilmu agama, tetapi kadang di luar terkena imbas lingkungan Hanya Allah sebaik-baik pelindung. Aamiin..
ReplyDeletesama mbak. saya juga sebelum nikah kepikiran begini. tapi ya masa anak mau dipasung di rumah aja. kan kasihan juga. akhirnya ya cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk anak-anak kita.
Deletekalau sikapku jelas no tolerance for bullying n no mercy for sexual harassment. Kalau hukum penjara sudah ngga cukup, mesti kebiri atau penggal leher.
ReplyDeletelangsung emosi ya mbak kalau begini. tapi emang bener, harus ditindak tanpa toleransi. penjara aja tuh nggak akan cukup.
DeleteSepakat saya..Semakin banyak orang yang sadar, maka penjagaan diri dari masyarakat pun akan terbentuk.
ReplyDeleteSemoga ada solusi terbaik untuk masalah ini.
Setuju, penjagaan dalam masyarakat memang harus terbentuk. Kita harus lebih melek dan open minded sehingga lebih berwawasan luas tentang hal ini
ReplyDeleteiya mbak, makasi sudah berkunjung
DeleteWaduh. Ngeri juga ya mbak. Akibat dari kejahatan seksual ini. Apalagi, di jaman sekarang yang semakin tak karuan.
ReplyDeleteMemang, orang tua harus pandai2 menjaga anak. Apalagi anak perempuan. Harus di bekali imannyang kuat supaya tidak salah dalam pergaulan.
kalau zaman sekarang sih anak perempuan atau laki-laki sama aja mbak. predatornya kan nggak cuma nyasar anak perempuan aja, tapi yang laki-laki pun iya. sengeri itu mbak
Delete