Sejak ada
akun Jouska yang hobi banget mengedukasi orang tentang melek finansial, kata
investasi jadi sesuatu yang mulai diperhitungkan oleh banyak orang. Pengaturan
finansial ternyata nggak cuma pinter cari duit dan tahu gimana mengelola duit
itu dalam sebulan, tapi punya target jangka panjang terkait finansialnya.
Investasi ini bentuknya banyak. Ada yang beli saham ada yang beli tanah, ada
yang beli rumah, ada yang larinya ke SBN, dan ada juga yang beli emas. Point
terakhir ini nih yang mau saya kupas lebih dalam.
Sebetulnya,
saya bukan pakar finansial sih. Jadi, ini lebih semacam rangkuman dari cari
tahu sana-sini yang pingin saya bagikan ke kalian. Plus, hasil ngobrol bareng
temen-temen follower instagram saya.
Harga Emas yang Naik-naik ke Puncak Gunung
Gara-gara
ikut BOW bareng Teh Indari Mastuti, jadi suka kepoin status WA temen-temen.
Nggak kepo sih, tapi ini bagian dari tugas yang harus diselesaikan. Nah, dari
salah satu status WA temen, saya jadi tahu kalau harga emas saat ini tuh
lumayan tinggi. Besoknya, dia update harga lagi. Naik lagi saudara-saudara.
Besoknya lagi, dia update lagi kalau harganya naik lagi.
Dalam kurun
waktu 3 hari, saya udah dapat harga emas yang terus menanjak dari status WA orang.
Terus buka IG story. Ada temen yang update harga emas juga. Itu karna dia
excited banget dengan harga emas yang naik itu.
Saya cerita
penemuan menarik ini ke suami.
"Mas,
tahu nggak kalau harga emas tuh belakangan ini naik terus?"
"Iya,
tahu. Kenapa emang?"
"Nggak
apa-apa. Jadi pingin jual emas."
"Buat
apa?"
"Buat
beli lagi."
"Lah,
ngapain. Simpan dulu aja. Nanti kalau ada duit baru beli lagi."
Apa hanya
saya yang ngedadak pingin jual emas saat itu juga? Ternyata tidak saudara-saudara.
Ada juga teman saya yang kepingin begitu juga. Tapi ya balik lagi, setelah
dijual terus buat apa? Toh, emas yang kami miliki masih sedikit. Nggak bisa
buat beli properti dulu.
Harga Beli v.s Harga Jual Kembali
Semalam,
suami saya inspeksi emas mahar yang dulu beliau kasih ke saya. Apakah saya
simpan dengan benar atau tidak? Pasalnya, sudah ada cincin kawin yang harganya
lumayan, terus raib gara-gara nyemplung ke tempat cuci piring. Saya ceritakan
di mana saya simpan emas itu.
Lalu, obrolan
berlanjut ke investasi emas. Suami saya bilang, kalau ada uang sebaiknya
ditabungkan emas saja. Ini untuk jaga-jaga kalau misal nanti ada krisis
ekonomi, kami sudah siap tabungan yang bisa dipakai.
Saya sih
a-o-a-o aja kalau diceramahin soal investasi begini. Beneran awam banget soal
investasi. Tapi segala hal yang dibilang pak suami ini, kalau dipikir-pikir iya
juga sih.
Gara-gara
itu, saya jadi kepo beneran harga emas terkini. Saya coba cek ke website resmi
emas ANTAM. Per tanggal 24 Agustus, harga beli emas Rp765.000,- per gram. Harga
ini sudah mengalami kenaikan sebesar Rp14.000,- dari harga sebelumnya.
"Wah,
tinggi juga ya."
Tapi apakah
harga yang tinggi ini sebanding dengan harga jual kembalinya?
Saya kepoin
lagi tuh websitenya. Ternyata oh ternyata, tidak setinggi harga belinya. Harga
jual kembalinya cuma Rp650.000,- per gram.
Bagaimana
saudara-saudara? Saya waktu lihat harga ini kok agak nyesek ya. Selisihnya
lumayan jauh lho.
Untung Nggak Sih?
Selisih
harga beli dan harga jual kembali ini yang bikin saya mikir, apa iya investasi
emas itu menguntungkan. Kalau dilihat dalam satu kurun waktu yang sama, sudah
pasti rugi.
Saya coba
nih, iseng-iseng tanya ke follower saya di instagram. Jawabannya menarik lho.
Buat mereka yang pernah investasi emas, ternyata ada keuntungan yang mereka
dapatkan setelah nabung emas dalam kurun waktu yanh cukup lama. Katanya juga,
keuntungan ini bisa mulai tampak setelah kita saving selama 5 tahun.
Please,
jangan tanya gimana hitungannya. Karna saya nggak paham juga. Ini masih based
on katanya-katanya.
Tapi ya
gara-gara katanya itu tadi, saya jadi pingin coba bandingkan harga emas yang
saya punya selama setahun ini. Saya cek harga belinya dulu berapa lalu harga
jual kembalinya berapa. Berikut ini perhitungannya.
Eh iya,
untung. Tapi keciiiiiil sekali.
Nggak paham
juga apakah ini bisa dikatakan sebagai keuntungan juga. Mmmm... Kalau ada pakar
finance yang baca, boleh banget lho share di sini juga.
Emang Simpan Emas Itu Investasi?
Ada yang
bilang bahwa emas ini sebetulnya bukan investasi. Dia hanya menjaga nilai
kekayaan yang kita miliki. Fluktuasi nilai yang dimiliki emas memang jauh lebih
stabil jika dibandingkan dengan mata uang mana pun. Jadi, kalau misal nih
misal, one day terjadi krisis moneter lagi. Tabungan emas ini betul-betul bisa
jadi andalan ketika semua nilai mata uang jatuh. Tinggal dijual lagi aja.
Tapi, bilang
emas sebagai investasi juga nggak salah. Emas memang nggak cocok untuk
investasi jangka pendek. Seperti, simulasi yang sudah saya contohkan barusan,
kalau perhitungannya hanya beberapa bulan saja, keuntungan untung saving emas
emang nggak kelihatan. Bahkan, bisa rugi.
Emas tuh
cocoknya untuk jadi investasi jangka panjang. Untuk tabungan sekolah anak
mungkin, dana pensiun, atau kebutuhan-kebutuhan lain di masa depan.
Seberapa
panjang? 5-10 tahunan lah ya paling tidak. Kalau baru seumur jagung udah
kebelet jual emas lagi, ya rugi memang.
Cara Termudah untuk Menabung
Mau disebut
investasi atau bukan, buat saya pribadi emas merupakan cara termudah untuk
menabung. Kita nggak butuh dana besar untuk bisa beli emas. Kalau nggak bisa
beli yang 1 gram, bisa kok beli yang 0,5 gram. Harganya beda tipis lah sama
gamis.
Logikanya,
kalau buat beli gamis aja bisa. Mestinya beli emas juga bisa dong.
Ini beda
ceritanya ketika kita investasi dalam bentuk lain. Rumah atau tanah misalnya.
Harganya mahal dan tidak semua orang bisa membelinya. Kalau pun dipaksakan
beli, lewat KPR misalnya, sudah kelihatan jeratan ribanya. Ngeri juga, kan?
Mau deposito
ke bank juga sama ngerinya. Pertama, karena apa yang kita simpan adalah uang.
Baik dalam bentuk rupiah maupun dolar. Sekuat apapun nilai tukarnya, kena
invlasi ya bisa jatuh. Beda dengan emas yang lebih tahan terhadap hal itu.
Kedua, bunga yang dikasih dalam simpanan deposito itu riba. Ngeri dah kalau
punya simpenan semacam ini. Pasti ada aja yang ruwet dalam hidup kita.
Emas Itu Barang Ribawi
Saving emas
memang mudah dan bisa jadi cara kita untuk menghindarkan diri dari riba.
Asalkan cara belinya benar. Saat beli emas, kita juga perlu hati-hati nih
karena emas merupakan salah satu barang ribawi. Transaksi jual belinya harus
ada tatap muka secara langsung antara penjual dan pembeli. Pembeliannya juga
harus tunai, nggak boleh dicicil.
Kalau beli
emas online gimana? Ya sudah jelas nggak bolehnya. Saran saya sih, kalau mau
beli emas ke ANTAM aja langsung. Kalau di kotamu nggak ada ANTAM, bisa beli di
toko emas. Nggak semua toko emas menjual sih, tapi ada beberapa yang bersedia
untuk memesankan emas ANTAM ini. Coba aja hubungi dulu.
Harga di
toko emas dan ANTAM apakah sama? O ya tentu tidak. Namanya juga jualan, pasti
mereka akan mengambil keuntungan dong.
Selain
online tadi, kalian juga perlu hati-hati nih sama investasi emas yang
ditawarkan oleh lembaga-lembaga tertentu. Saya pernah nguping temen saya yang
ditawarin beginian. Jadi, mereka nawarin investasi emas dengan nominal
tertentu. Tapi, kita, sebagai investornya, nggak dikasih lihat wujudnya dan
nggak ikutan nyimpen barangnya. Nah, model-model begini juga nggak bener nih.
Seamanah apapun orang yang menjalankan ini, jelas ini sudah menyalahi syariat.
Ya balik
lagi, beli emas harus lihat barangnya langsung bahkan pegang. Kalau cuma based
on katanya-katanya, ini nggak boleh ya.
Kesimpulan
Jadi, kalau
ditanya apakah investasi emas itu menguntungkan atau tidak, jawabannya bisa
relatif. Tergantung dari jangka waktu investasi kita. Nominal emas yang
disimpan tentu juga akan mempengaruhi.
Ini lebih ke
investasi jangka panjang. Beberapa sumber malah menjelaskan kalau emas itu
hanya untuk menjaga nilai saja. Well, mau sebut investasi atau bukan, suka-suka
sih kalau saya. Lebih ke kita punya investasi atau tidak hari ini.
Jadi, kamu
sudah punya investasi apa?
with love,
Saya termasuk yang suka menabung pakai emas mbak lell... Tapi memang dia untuk jangka waktu menengah sampai panjang sih. Kalau buru-buru dijual, tentu keuntungannya enggak seberapa. Tapi ada beberapa teman yang senang "ternak" emas. Jadi dia beli, diendapkan beberapa lama, terus dia gadai untuk beli emas lagi. Tapi saya pribadi kurang paham, sacara syariat islam, hal seperti ini halal atau sama dengan gambling. Makanya saya enggak pernah coba. Paling simpen emas untuk kebutuhan pendidikan anak nanti kalau sudah pada sekolah, karena enggak terlalu terdampak inflasi. :)
ReplyDeleteWeh, ada yang begitu ya. Setahu saya gadai itu boleh dalam Islam, tapi ya tetap harus memenuhi syarat tertentu sih. Waktunya jelas, akadnya jelas juga.
DeleteKebanyakan orang memang nabung emas untuk dana pendidikan anak. karena ya itu tadi, kuat sama inflasi.