Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Kala Cinta Menyapa

Aug 23, 2018

Bicara tentang cinta, tentu semua orang pernah merasakannya. Cinta ini adalah perasaan universal yang bisa dirasakan oleh setiap manusia.Peruntukannya bermacam-macam, bisa ke Allah, orang tua, saudara, anak, atau ke si dia. Pilihan terakhir ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan. Bagaimana bila saya jatuh cinta? Dosakah saya ketika saya mencintai seseorang yang bukan mahram dengan saya?


Semoga tulisan ini bisa membantu menghapus kegundahan yang meradang ketika hati ini sedang berbunga-bunga. Pada dasarnya, jatuh cinta bukanlah sesuatu yang terlarang dalam Islam. Perasaan itu muncul secara alami dalam diri manusia. Allah bahkan menegaskan kepada kita dalam firman-Nya.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَ‍َٔابِ  

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). 

 - QS. Ali Imran : 14 -



Melalui ayat ini, Allah menyatakan bahwa dimasukkan dalam diri manusia kecintaan kepada kehidupan dunia. Hal yang menarik yang disampaikan oleh ayat ini, kesenangan yang pertama kali disebutkan adalah cinta kepada wanita. Tentu saja hal yang sebaliknya berlaku bagi wanita yang menyukai pria. Barulah Allah menyebutkan kesenangan-kesenangan lain, yaitu cinta kepada anak-anak, harta, baik itu emas maupun perak, kendaraan, binatang-binatang ternak, serta sawah ladang.

Bila Allah menghendaki kita demikian, maka wajar jika kita bisa merasakan jatuh cinta. Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus kita lakukan ketika kita jatuh cinta? Bagaimana cara menyikapinya? 

Hubungi Allah

Lak-laki atau perempuan yang hadir dalam hidup kita adalah takdir yang Allah berikan kepada kita. Kita tak pernah bisa memilih siapa saja mereka. Simpatik kepada salah satunya karena akhlaknya, ibadahnya, tutur katanya, maupun pemikirannya pun adalah takdir yang telah Allah tetapkan bagi kita. Tak ada yang salah dengan itu. Tapi sikap kita selanjutnya yang harus kita pikirkan, agar setiap aktivitas kita bisa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Ketika kita jatuh cinta, maka hal pertama yang perlu kita lakukan adalah hubungi Allah. Bukan yang lain. Bukan orang tua kita, teman kita, apalagi orang yang sedang kita suka.

Masalah cinta adalah perkara yang besar. Hal ini yang nantinya akan menentukan langkah kita selanjutnya, masa depan kita, kehidupan berumah tangga kita. Bahkan tak hanya itu saja, tapi bagaimana anak-anak dan keturunan kita nanti, dimulai dari sini. Maka, untuk perkara yang sebesar ini alangkah lancangnya kita bila memutuskan segala sesuatunya tanpa melibatkan Allah.


وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡ‍ٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡ‍ٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ  

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. 
- QS. Al Baqarah : 216 -


Ketika kita jatuh cinta, pada dasarnya kita tak sepenuhnya tahu apakah laki-laki/perempuan yang kita cintai ini adalah yang terbaik bagi kehidupan kita. Bisa jadi, dia yang kita anggap baik ini justru menjadi racun dalam kehidupan kita. Tak ada yang mengetahui, kecuali Allah. Maka, tindakan yang paling tepat saat kita jatuh cinta adalah hubungi Allah, berdoa kepada-Nya, mohonkanlah petunjuk kepada-Nya. Karena hanya Allah-lah yang paling mengetahui siapa sosok yang palung baik dan pantas untuk mendampingi kita di masa yang akan datang.

Allah berfirman dalam surat Al An’am ayat 59,


۞وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ  

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). 

- QS. Al An’am : 59 -



Tak ada satu perkara pun yang luput dari pengetahuan Allah. Ilmu Allah Maha Meliputi segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang ada di masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Alangkah sombongnya kita, ketika kita jatuh cinta, kita tak melibatkan Allah dalam urusan ini. 


Kita perlu ingat bahwa ketika kita jatuh cinta segala hal yang ada pada diri kita menjadi tidak normal. Para ulama menyatakan ketika kita membenci seseorang, maka segala hal yang dilakukan oleh orang itu akan nampak salah dimata kita. Dia senyum atau tidak, semua akan tampak salah. Dia berbuat baik atau tidak, pun demikian. Sebaliknya, ketika kita mencintai seseorang, maka mata akan menafsirkan segala kebaikan ada padanya. Semua yang kita lihat akan nampak baik-baik saja. Tentu saja ini amat berbahaya jika kita mengambil keputusan hanya dari justifikasi kita saja.

Ini yang sering kali dilupakan oleh orang-orang yang sedang jatuh cinta. Mereka mengandalkan diri mereka sendiri. Mereka membuat keputusan tanpa melibatkan Allah. Akhirnya, hubungan yang mereka jalani kandas di tengah jalan.

Ada kisah menarik yang dapat kita jadikan ibrah dalam mengambil keputusan.

Fulan adalah laki-laki sholih yang menikah dengan Fulanah. Dalam kacamata Fulan, Fulanah adalah wanita sholihah yang layak menjadi pendamping hidup serta ibu bagi anak-anaknya nanti. Setelah pernikahan mereka, Fulanah sama sekali tidak mau disentuh oleh Fulan. Ada rasa bersalah yang begitu besar menggelayuti dirinya. Keesokan harinya, sambal menangis tersedu-sedu, Fulanah mengakui bahwa dirinya telah berbadan dua. Usia kandungannya telah masuk ke usia 4 bulan. Betapa kagetnya Fulan mengetahui hal ini. Selama ini memang tak nampak bahwa Fulanah hamil karena pakaian syar’i yang biasa dia kenakan. Gamis serta kerudung yang lebar itu mampu menutupi kehamilan dirinya.

Kita tentu menginginkan hubungan yang panjang saat kita mencintai seseorang. Hubungan itu tentu tak hanya berakhir di dunia saja, tapi pun akan berlanjut hingga akhirat nanti. Buat apa kita jatuh cinta, bila kemudian kita dikhianati. Buat apa kita jatuh cinta, kemudian memilih menikah dengannya, bila akhirnya bercerai dengannya. Ada banyak hal yang akan kita sesali jika hal itu terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu, libatkan Allah dalam perkara ini. 


Ketika kita jatuh cinta, tanyakan pada Allah dalam sepertiga malam kita. Jangan lupa istikharah dan perkuat kembali hubungan kita dengan Allah. Benarkah dia yang terbaik untuk kita?

Kendalikan Perasaan

Langkah selanjutnya yang perlu kita tempuh adalah mengendalikan perasaan. Jangan sampai kadar cinta kita melebihi kadar cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya. Setampan/secantik apapun dia, sebijak apapun dia, kita tetap harus lebih mengutamakan Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah kunci utama yang harus kita pegang bila kita menginginkan kebahagiaan serta keberkahan dalam hubungan yang dijalani.

Terkait hal ini, Allah telah memperingatkan kita melalui firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 24.


قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ  

Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. 
- QS. At Taubah : 24 -



Ayat ini menjadi pengingat bagi kita semua, jangan sampai kecintaan kepada dunia melebihi cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika itu kita lakukan, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya.

Pada dasarnya, jika kita mampu mengendalikan perasaan kita, kita akan mampu untuk berpikir secara objektif. Kita tidak dibutakan oleh perasaan kita, hingga keliru dalam memutuskan. Kita pun mampu untuk membaca kekurangan yang ada pada diri pasangan. Hal ini tentu akan sulit dilakukan ketika kita sedang jatuh cinta.

Ada banyak hal yang tentu saja perlu kita perhatikan bila kita ingin menjalani hubungan yang serius. Banyak hal dari diri pasangan yang perlu digali. Bukan untuk mencari kesempurnaan, tapi untuk menentukan langkah prefentif untuk menghadapi kekurangan tersebut. Ilmu apa yang sekiranya perlu kita siapkan selanjutnya untuk merawat cinta yang telah bersemi itu. Apa saja yang perlu dibangun agar hubungan itu dapat terus menerus diberkahi oleh Allah dan menjadi salah satu wasilah kita untuk masuk ke surga-Nya. 

Gunakan Syariat sebagai Payung Hukum

Tak ada yang salah dalam jatuh cinta, asal mampu disikapi dengan cara yang benar sesuai Al Quran dan As Sunnah. Semua langkah yang akan kita tempuh selanjutnya harus dipastikan bahwa semuanya berlandaskan syariat Islam.

Coba tanyakan pada diri kita, mau dibawa kemana hubungan ini? Apa yang kita harapkan dari dia? 


Bila kita mengharapkan hubungan itu dapat menuntun kita menuju surga, bila kita mengharapkan dia menjadi pasangan sejati kita, maka pastikan kembali. Jangan sampai ada yang salah dari setiap proses yang dilalui. Tentu saja standar yang kita pakai sebagai seorang muslim adalah syariat Islam, bukan yang lain. Bila langkah yang kita ambil keliru, maka akan sulit untuk memperbaikinya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ  

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. 
QS. Al Anfal : 24 -


Allah telah memberikan seperangkat solusi yang dapat kita ambil ketika kita sedang jatuh cinta. Maka, pastikan solusi tersebut kita ambil dalam setiap langkah yang kita pilih. Jangan sampai kita meninggalkan aturan ini hanya karena terlena oleh euphoria sesaat dan nafsu kita. Jangan sampai juga kita terbawa dengan apa yang ada pada masyarakat hari ini, padahal kita tidak tahu bagaimana dalil hukumnya.

Ketika kita jatuh cinta pun, Allah telah memberikan solusi kepada kita bagaimana cara menyikapinya, yaitu dengan menikah. Bukan dengan berpacaran, adik-kakak-an, TTM-an, HTS-an, atau yang lain. Menikah tak hanya ditujukan untuk menyalurkan hati yang tengah bergejolak saja, menyalurkan naluri seksual yang ada pada masing-masibg manusia, pun memiliki tujuan yang lebih besar lagi, yaitu melestarikan keturunan. Diriwayatkan dari Ibn Mas’ud RA, ia menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda:

“Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya.”
 - Muttafaq ‘Alayhi -


Dari hadist ini telah jelas bagaimana kita harus bersikap ketika kita sedang jatuh cinta. Bila kau mampu, maka menikahlah. Bila tak mampu, maka berpuasalah. Mengenai kemampuan ini, kita sendiri yang dapat mengukur diri kita. Apakah kita sudah mampu menjalani segala konsekuensi yang ada setelah menikah nanti. Bila tidak, maka kita bisa memilih opsi yang lain, yaitu dengan cara berpuasa, menahan diri dari segala hawa nafsu.

Comments