Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Optimasi Instagram untuk Media Promosi Bisnis Online

Mar 19, 2021




Tahun 2019, tetiba saya keidean bikin online shop (lagi). Berbekal "pingin aja", akhirnya saya mulai membuka toko online. Produk yang dijual adalah produk yang memang sekiranya akan saya pakai. Motifnya sederhana. Kalau tidak laku, bisa saya pakai sendiri. Platform sosial media yang saat itu saya pilih adalah Instagram. Tidak ada alasan khusus, saya pikir akan lebih mudah untuk jualan di platform yang saya sudah amat familiar dengannya.

Berjalannya toko online itu, apakah semua berjalan lantjar djaya abadi selamanya? Oya tentu tydak, Markonah!

Saya bingung habis-habisan. Toko online itu beda dengan toko offline. Kalau toko offline, kita bisa lari ke tempat yang sekiranya ramai pengunjung. Lalu, dagangan digelar. Selesai. Tapi, ternyata tidak demikian dengan toko online.

Kenapa? Orangnya nggak kelihatan. Tokonya juga nggak kelihatan.

Ini beda dengan ada toko baru di salah satu daerah. Orang bisa ngeh kalau posisi toko memang strategis. Tapi, kalau jualan online? Tahu dari mana kalau lokasi kita strategis atau tidak? Tahu dari mana ada orang yang kepo atau tidak? Semuanya GHAIB.

Berbekal ilmu yang amat sangat minimalis saat itu, saya coba ini itu. Hasilnya? Sudah pasti boncos sana sini juga. 


Nggak mau terjerumus ke dalam lubang semakin dalam. Akhirnya, saya memutuskan untuk mundur dulu dari perhelatan akbar itu dan mulai belajar. Kebetulan, waktu itu saya baru saja melahirkan. Jadi, sedikitnya waktu itu saya pakai untuk belajar dan mengatur strategi sampai saya tahu harus apa dan bagaimana.

Dan, kali ini, saya akan share secuil ilmu yang sudah saya pelajari dan praktikan selama menjalani lika-liku jualan produk dan jasa di Instagram. 

Harus Banget Jualan di Instagram?

jualan di instagram


Bukan hanya sekarang sih, tapi sejak kemunculannya, Instagram memang sudah dijadikan salah satu media promosi online. Nah, pertanyaannya, harus banget jualan di Instagram? Kalau nggak jualan di sini memangnya kenapa? Kalau saya mencukupkan diri dengan jualan di Whatsapp aja gimana? Atau, pakai Facebook aja gimana?

Sebelum saya jawab segala pertanyaan itu, mari kita tengok data berikut ini.

Pengguna Instagram di Indonesia
sumber: NapoleonCat.com


Dari data di atas, kita bisa sama-sama tahu bahwa pengguna Instagram di Indonesia per Februari 2021 sebesar 82 juta pengguna. Kebanyakan adalah perempuan dengan range usia 18-24 tahun. Kemudian, range usia terbanyak kedua adalah usia 25-34 tahun. Harus tidaknya kita menggunakan platform ini, tentu harus disesuaikan dengan target market yang kita sasar. Siapa mereka? Ada di range usia mana? Ibu-ibu atau bapak-bapak?

"Target marketku semua orang, Lel. Berarti bisa dong pakai Instagram?"

Bisa. Bisa. Tapi, kalau kamu mentargetkan semua orang, kamu akan kehilangan banyak orang. Kenapa? targetnya aja bias. Gimana kita bisa atur strategi untuk mendekati mereka. Pendekatan ke mahasiswi sama ibu-ibu itu bedaa lho. Pendekatan ke bapak-bapak sama ibu-ibu pun juga demikian. Lalu, kamu masih mau bikin target market semua orang? Gimana caranya?

Oke, kembali ke topik.

Kalau target market kita memang masuk dalam kelompok pengguna terbanyak di Instagram, mari kita lanjutkan bergelut di Instagram. Tapi, kalau bukan. Silakan cari yang lain.

Angka 36,5% dan 31,7% dari 82 juta itu besar sekali. Kalau dari angka yang ada, kita bisa menguasai 1% saja dari pengguna dengan range tersebut, bayangkan berapa banyak keuntungan yang akan kita dapatkan? Sekali lagi, kalau bisa. Misal, tidak sampai 1%, 0,1% pun juga banyak. Artinya, banyak traffic yang akan datang kalau kita tahu caranya.

Gimana Caranya Jualan di Instagram?

jualan di instagram


Kalau kamu baca sampai sini, saya yakin kamu memang punya target market yang sesuai untuk jualan di Instagram. Atau, kamu memang akan menargetkan orang-orang yang main Instagram. Di dalam kepalamu mungkin mulai bergelayut tentang gimana sih caranya jualan di Instagram itu? Udah posting tiap hari kok income segitu-gitu aja?

Ini termasuk pertanyaan yang amat sering ditanyakan dalam forum-forum yang bahas per-Instagram-an. 

Sebetulnya, cara jualan di Instagram itu sama kaya jualan offline. Ada orangnya, ada yang ditawarkan. Jadi duit deh. Kalau di Instagram, orang ini bisa dilihat dari traffic di akun kita. Selain traffic, tentu harus ada produk yang ditawarkan. Entah itu barang atau jasa.

Intinya sih, nggak akan ada penjualan kalau nggak ada sumber traffic (pengunjung). Tapi, kalau ada traffic nggak ada penawaran, ya nggak bakal jadi duit juga. Jadi, keduanya, antara traffic dan penawaran ini harus ada.

Sumber traffic di akun Instagram kita datang dari feed. Kenapa feed? Kenapa bukan story?

Ini karena konten di feed Instagram kita bisa diakses oleh siapa saja. Entah, dia follow kita atau tidak. Dia juga akan tetap terpampang nyata lebih dari 24 jam di profil Instagram kita, kecuali konten tersebut ditake-down oleh Instagram atau kita sendiri. Jadi, segala sesuatu yang ada di feed kita, baik itu foto, video, flyer promosi, bahkan sampai IGTV, semuanya memungkinkan untuk mendatangkan traffic ke akun Instagram kita.

Sedangkan apa yang tayang di story, ini untuk berinteraksi lebih dengan follower. Ngobrol lebih jauh. Memperkenalkan diri lebih banyak. Ini untuk memantain agar para follower ini tidak datang dan pergi dengan begitu cepat.

Traffic di feed post bisa datang bukan hanya dari beranda para follower kita, tapi juga dari hashtag, explore, dan lain-lain. Kalau konten post feed yang kita buat bisa klik ke pembaca, ada kemungkinan mereka akan berkunjung ke profil kita. Dari profil itu, mereka akan cek bio kita, highlight kita, story-story kita, bahkan sampai DM kita, inilah ruang yang bisa kita manfaatkan untuk memberikan penawaran ke mereka. Dari penawaran, kalau memang Allah ridhoi dan itu rejeki kita, ya ngalir juga duitnya.

Mengenal Algoritma Instagram

algoritma instagram


Kalau kita mau mendapatkan banyak traffic dari Instagram, mau tidak mau kita harus mengenal lebih dekat tentang bagaimana algoritma sosial media ini bekerja. Kita sama-sama tahu bahwa algoritma Instagram tidak lagi sama. Kalau dulu dia menampilkan postingan berdasarkan waktu saja, sekarang sudah tidak lagi. Bukan hanya waktu yang menjadi tolok ukur sebuah konten tampil ke beranda follower kita, tapi juga relevansi konten dengan audience.

Dari mana Instagram tahu suatu konten relevan dengan kita atau tidak? Ini dari seberapa banyak interaksi yang kita lakukan dengan konten tersebut. Makin sering berinteraksi, maka konten-konten tersebut akan makin sering kita lihat. Artinya, kalau kita mau menaklukkan algoritma ini, kita perlu melakukan hal-hal berikut:
  1. Buat konten yang relevan dengan target market
  2. Tambahkan hashtag yang relevan dengan konten kita
  3. Post di waktu yang tepat
  4. Balas komentar yang masuk
  5. Coba berinteraksi dengan audience akun sejenis untuk mengundang perhatian mereka
  6. Lakukan secara konsisten



Biasanya, kalau bahas soal algoritma Instagram, akan muncul pertanyaan seperti ini, "algoritma istagram berubah ya?"

Instagram memang akan selalu mengupdate fitur-fitur yang dimilikinya demi kenyamanan pengguna. Perubahan fitur ini tentu akan mempengaruhi bagaimana algoritma Instagram itu sendiri bekerja. Tapi, garis besar yang digunakan masih tetap sama. Instagram masih meranking konten berdasarkan relevansinya dengan audience.

Nah, kenapa kok rasanya berubah terus? Ini karena Instagram menggunakan machine learning yang mempelajari habit pengguna di Instagram itu sendiri. Dulu, kita post konten A, mudah sekali masuk top hashtag. Sekarang, kok tidak lagi ya? Bisa jadi, ini karena audience kita mulai bosan dengan apa yang kita berikan. Akhirnya, interaksi di akun kita menurun. Kalau menurun, Instagram akan mengindikasi konten kita sudah tidak relevan dengan meraka.

Jadi, kalau kita ingin bisa terus eksis di Instagram, kita tidak hanya harus konsisten posting konten yang berkualitas dan relevan dengan target market kita saja. Kita pun harus melakukan inovasi agar mereka tidak bosan dengan konten-konten yang kita sajikan. Selain itu, kolaborasi dengan akun lain juga akan membuat akun Instagram kita mendapat pengunjung di luar lingkaran yang saat ini kita miliki.

Konten untuk Media Promosi

konten


Pernah dengar istilah "content is the king"? Istilah ini tetap berlaku untuk semua konten di dunia maya. Pada akhirnya, sumber utama yang menjadi daya tarik ya isi konten itu sendiri. That's why, jangan main-main dalam merencanakan sebuah konten.

Kalau kamu memang serius untuk menjadikan Instagram sebagai media promosi, maka setidaknya kamu harus mau meluangkan waktu untuk belajar desain, teknik fotografi, videografi, dll. Tidak harus mahir dulu untuk posting sebuah konten. Tahu sedikit-sedikit pun tak masalah. Kalau nunggu jago dulu, nanti nggak posting-posting. Lakukan saja sembari belajar. Nanti lama-lama juga jadi mahir sendiri.

Selain tahu sedikit tentang ilmu untuk menunjang pembuatan konten itu sendiri, kamu juga harus tahu konten apa saja sih yang menarik audience. Ini penting untuk kamu ketahui karena dari sinilah sumber trafficmu datang.

Coba dekati target market dari konten-konten yang memang membuat mereka tertarik. Kalau diamati lagi, ternyata jenis konten yang membuat orang tertarik itu ada dua jenis. Kalau nggak edukatif, ya entertaining. Jadi, kalau kamu tidak bisa menghibur, setidaknya berilah sesuatu yang bermanfaat untuk target marketmu. Atau, sebaliknya. Jangan hanya kasih promooooo aja. 

Udah, jangan tanya kenapa. Coba deh posisiin diri sebagai orang yang lihat promo. Suka? Kalau suka, mungkin kita nggak bakal nungguin 5 detik buat skip ads. Kita akan dengan antusias menyaksikan setiap iklan yang muncul. Iya apa iya?

Iya, orang memang nggak suka dipromoin. Tapi, mereka akan beli setelah berkali-kali lihat. So, pastikan mereka kepo dengan konten yang kita hasilkan. Biar mereka datang ke profil kita. Lalu, menyaksikan promo-promo yang hadir di sela-sela konten yang kita punya. Gimana caranya? Lakuka remarketing melalui bio, story, IGTV, IG Live, dan fitur lain selain feed.

Penutup

Optimasi Instagram pada dasarnya adalah cara kita untuk mengoptimasi akun kita agar mendapatkan traffic yang lebih besar. Dari traffic yang besar, peluang orang yang beli juga jadi jauh lebih besar. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Selain melakukan cara yang organik (tidak berbayar) seperti yang saya sebut di atas, tidak masalah melalukan cara yang berbayar untuk mendapatkan jangkauan yang lebih luas dan tertarget.





Comments

  1. Saya ingiiiinn sekali berjualan di Instagram. Atuh tapi sayanya ngga jago dagang.
    Kudu cari motivasi lebih banyak lagi nih xD.
    Trims uda sharing mbak Lelly ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mulai aja dulu. Semua orang memulai dari tidak bisa untuk jadi expert. Kalau mulai aja belum, gimana bisa jadi expert?

      Delete