Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Review Three Days: Sisi Hitam Sistem Kapitalisme

Aug 5, 2019

Siapa yang Hari Minggu kemarin ngerasain mati lampu berjama'ah angkat tangan? Sayaaaaa...

Awalnya sih nggak nyadar kalau mati lampu. Kan siang-siang ya, kebutuhan sama penerangan dari listrik PLN juga masih nggak sebesar kalau malam. Baterai HP juga masih banyak. Dan fokusnya saat itu ke nyelesaian naskah sama urus tukang taman.

Baru sadar waktu buka kulkas. Lah, kok kulkasnya mati? Wkwkwkwk... Kemana aja, Bu?

Mati lampu kemarin lumayan lama sih. Untuk area Jabodetabek yang biasanya listriknya jos gandos, tiba-tiba lhap. Mati. Beberapa titik lumpuh. Tanpa sinyal, tanpa listrik. Buat yang pakai sumur bor, selamat, penderitaan bertambah. Tanpa air bersih.

Acara kepresidenan yang kemarin kabarnya dilangsungkan di Istana Bogor juga akhirnya berlangsung tanpa listrik. Jam 5 sore, para tetangga pada keluar, keliling dari satu warunf ke warung yang lain. Hanya untuk cari lilin. Beneran mendadak jadi langka tuh lilin. Cepet abisnya.

Alhamdulillah, di rumah ada stock persediaan lilin dan 2 lampu emergency yang minimal bisa menerangi WC sama kamar tidur.

Lamanya pemadaman ini, jadi keinget apa yang Pak Adi dulu pernah bilang di kuliah Optimasi Sistem Pembangkit Tenaga Listrik.

"Kalau ingin melumpuhkan suatu negara, lumpuhkan saja jaringan listriknya. Setelah itu pasti mereka nggak berdaya."

Karna ya memang betul. Kita sudah amat bergantung dengan listrik. Bahkan jaringan telepon, bisa tetap ON juga karena listrik. Dan kemarin banget, saya merasakan semua itu. Listrik nggak ada, sinyal pun nyut-nyutan.

Tapi ini belum lumpuh total sih. Belum kena e-bomb atau elektric bomb. Kalau ini yang dikeluarkan, seluruh perangkat elektronik akan lumpuh. Jadi, jangan harap bisa pakai HP untuk update status mati lampu. Nggak bakalan bisa, jam tangan aja mati kok.

Efek e-bomb ini pernah saya lihat di salah satu drama korea yang berjudul Three Days. Itu lho drama action yang diperankan oleh Yoochun. Ada yang udah pernah nonton? Ini drama lama kok. Release tahun 2014 kemarin. Coba deh tonton. Banyak insight yang akan kamu temukan dari drama ini.

sumber : Koogle TV

Sinopsis Three Days

Drama ini bercerita tentang seorang pengawal presiden bernama Han Tae Kyung (Yoochun) yang mengusut penyebab kematian ayahnya, seorang Mantan Menteri Keuangan. Ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Meski polisi menyatakan bahwa kecelakaan ini adalah kecelakaan biasa, Han Tae Kyung merasa ada banyak sekali kejanggalan yang terjadi di sana.

Usut punya usut, akhirnya Han Tae Kyung tahu kalau ayahnya meninggal ketika akan mengusut kasus yang berhubungan dengan dokumen penting di tahun 1998. Dokumen itu terkait dengan peristiwa Yangjiri yang menjadi kunci permainan para mafia yang memanfaatkan berbagai kekuasaan di Korea.

Bisa dibilang, ini kejahatan skala nasional yang melibatkan para pejabat tinggi negara, bahkan presiden. Jengjengjengjeeeeng...

sumber : dramabeans.com


Iya, presiden pun ikut terlibat di dalamnya.

Selain harus mengusut penyebab kematian ayahnya, Han Tae Kyung juga harus mengawal Presiden (Soo Hyun Jo) yang berkali-kali mengalami percobaan pembunuhan. Saat liburan di villa, di pasar, dan berbagai kesempatan lain. Berbagai cara dari penggunaan e-bomb sampai pemanfaatan kerusuhan di pasar pernah juga dialami. Tapi presiden selalu selamat. Of course, berkat pertolongan Han Tae Kyung.

Serangkaian rencana pembunuhan presiden ini sebetulnya ada kaitannya dengan pembunuhan ayah Han Tae Kyung. Jadi, ceritanya Pak Presiden ini udah mau tobat dan nggak mau lagi membohongi rakyatnya. Dia ingin mengungkap kejahatan nasional yang melibatkan pejabat-pejabat tinggi negara. Ya menteri, ya jenderal, jaksa, dan masih banyak lagi. Semua orang ini tunduk dalam kekuasaan satu orang, yaitu Kim Do Jin (Choi Won Yung).

Ini juga yang bikin pengungkapan kasus jadi susah. Nggak ada orang yang bisa dipercaya secara utuh. Orang yang kelihatannya baik, ternyata dia juga salah satu anteknya. Bahkan, dia yang berusaha membunuh presiden sendiri.

Rumit. Iyalah, namanya juga drama. Wkwkwk..

Kalau mau tahu endingnya gimana, tonton aja dramanya. Ada 16 episode yang harus kamu ikuti untuk tahu siapa dalangnya dan bagaimana cara kerja dalang ini.

E-Bomb, Teknologi Mutakhir untuk Melumpuhkan Wilayah

sumber : AsianWiki


Ini adalah teknologi yang digunakan para penjahat dalam upaya pembunuhan presiden. Dia lumpuhkan seluruh jaringan elektrik dengan menggunakan e-bomb. Jadi, ini nggak cuma bikin mati lampu aja, sinyal, dan seluruh perangkat elektronik lumpuh seketika.

Susah banget kan, ya? Udah listrik mati, komunikasi juga mati. Bahkan, lihat jam aja nggak bisa karena ini juga dilumpuhkan. Mau secanggih apapun teknologi yang kita miliki. Lumpuh. Beneran lumpuh. Nggak bisa dipakai.

Oya, jangan harap bisa kabur naik mobil juga ya. Segala jenis alat transportasi juga nggak bisa digunakan. Lampu lalu lintas mati. Pokoknya, seluruh sinyal elektrik mati total. Amazing banget memang dampak yang ditimbulkan. Bisa bikin suatu wilayah lumpuh total hanya dengan nyerang sinyal elektriknya. Warbyasah.

Konon, katanya teknologi ini yang nantinya akan digunakan di Perang Dunia 3 sebagai senjata rahasia untuk melumpuhkan musuh. Misal ini terjadi, siap-siap aja nanti kita melawan musuh pakai perangkat perang jadul seperti kuda, panah, pedang, tombak, dan semacamnya.

Presiden Boneka



Drama ini membeberkan sesuatu yang menarik. Ada orang yang jauh lebih lebih berkuasa dari pemerintah. Orang-orang yang bisa mengendalikan kebijakan pemerintah, bahkan hukum yang ada. Mereka adalah para pemilik modal.

Pemilik modal bisa melakukan segala cara untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Membunuh, memanipulasi, dan aneka rupa contoh yang lain bisa dilakukan.

Dalam drama ini, Pak Presiden yang terpilih merupakan presiden yang memang dipasang oleh gengnya Kim Do Jin untuk mempermudah urusan Kim Do Jin. Pakpres sendiri yang mendeklarasikan dirinya rela jadi anjing peliharaannya.

Tapi, seiring berjalannya waktu, Pakpres mulai sadar. Apa yang selama ini dia lakukan itu keliru besar. That's why dia mencoba untuk mengungkap seluruh kejahatan yang dilakukan oleh Kim Do Jin yang sudah merugikan rakyat Korea Selatan. Artinya, sebetulnya dia juga sudah siap menyerahkan diri atas keterlibatannya dalam kejahatan itu.

Setelah nonton film ini, terus nonton film dokumenter Sexy Killer jadi merasa kalau di negara kita pun terjadi hal yang serupa. Ada dalang yang mengendalikan segalanya. Bahkan, bisa jadi jabatan nomor 1 di negeri ini pun juga dikendalikan.

Permainan-permainan kotor semacam ini sudah terjadi amat lama. Saya tidak katakan bahwa seluruh presiden Indonesia terlibat. Tapi bisa jadi ada yang begitu. Bisa jadi juga tidak.

Sebagai bukti, kasus Antasati Azhar, Ketua KPK pertama, yang kalau mau ditelusuri sebetulnya banyak jebakan batman-nya. Memang, beliau bersalah. Tapi kok ya pas gitu. Begitu KPK terbentuk, bekerja, terus ada kasus itu. Mau dibilang kebetulan kok ya gimana gitu.

Kalau nggak dijebak ya dibunuh. Coba deh tengok berapa banyak kasus kematian beberapa tokoh yang aneh. Tapi nggak terlalu diusut secara tuntas. Sama halnya dengan apa yanh digambarkan dalam film ini. Mantan pejabat negara yang terlibat upaya membongkar kebusukan Kim Do Jin meninggal. Pakpres juga nggak lepas dari serangkaian upaya rencana pembunuhan. Alhamdulillah, semuanya gagal. Pakpres tetap hidup sampai bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kawan Jadi Lawan, Lawan Jadi Kawan



Peribahasa ini juga digambarkan secara utuh dalam drama ini. Semacam nggak ada orang yang layak dipercaya 100%. Penghianatan demi penghianatan digambarkan dalam drama ini.

Kebayang nggak sih kalau orang yang paling dipercaya sama kita, ternyata orang itu juga yang jahat ke kita. Itu yang dialami sama Han Tae Kyung di drama ini. Bosnya, orang kepercayaan Han Tae Kyung. Orang yang ngajarin banyak hal baik ke dia. Orang yang fight ketika Han Tae Kyung terpuruk. Ternyata salah satu komplotan penjahat.

Sedih nggak sih kalau jadi Han Tae Kyung?

Saya sih iya. Sedih banget. Tapi ya apa mau dikata. Sistem yang bikin orang baik jadi jahat. Macem bosnya Han Tae Kyung ini yang akhirnya jadi komplotan karena ada sesuatu.

Nggak cuma si bos aja sih. Tapi ada banyak sekali yang begini modelnya. Orang-orang di Blue House yang mestinya sekubu dengan presiden ternyata ya nggak semua bisa dipercaya. Akhirnya, banyak banget informasi yang bocor ke pihak lawan.

Jangan ditanya lagi berapa banyak korban yang berjatuhan. Buanyak banget.


Haruskah Kita Bertahan dengan Sistem Ini?

Banyak hal mengerikan yang disodorkan dalam film ini. Segala macam permainan kotor para pemilik modal yang mengendalikan pemerintahan lewat antek-anteknya. Bagaimana suatu sistem bisa mengubah orang baik jadi buruk.

Satu pertanyaan kemudian muncul dalam benak ini, apa iya sistem semacam ini harus dilestarikan? Tidak adakah sistem yang bisa mengatur segala tatanan hidup manusia dengan lebih baik? Tidak adakah sistem yang sempurna?

Saya yakin sistem itu ada, selama kita mau mengembalikan kepada Sang Maha Pengatur alam semesta ini. Jika Dia yang menciptakan, tentu Dia juga yang paling tahu bagaimana cara mengatur segalanya.

Pertanyaannya, sudah tahukah kita dengan sistem itu? Sudahkah kita mengenalnya lebih dekat? Maukah kita diatur dengan sistem itu?

Silakan dijawab sendiri. :)


with love,

Comments

  1. Aku udah nonton mbaaa.. sampe suami ku aja yg biasa anti-drakor juga ikut khatam drama ini. Hihi.
    Seru banget! Dan seperti yang mba bilang, banyak insight baru yg bisa membuka wawasan kita.
    Membuat kita jadi mikir, jangan-jangan selama ini negara kita... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kaaan... bagus banget emang. seru pol.

      bisa jadi >.<
      wkwkwk

      Delete
  2. Kayanya seru ya ceritanya mau banget nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. tonton aja mbak. itu susah banget bedain mana lawan dan mana kawan.

      Delete
  3. Alhamdulillah saya di luar jawa aman soal listrik, tapi jaringan pengisian token sempat gangguan seharian kayaknya pengaruh mati lampu kali ya :)

    ngeri ya filemnya Mbak, kyaknya agak mirip2 yg terjadi di negara kita tercinta ini, ah sudahlah ngak berani lanjut takut terciduk hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkwk...
      ya kaaan... makanya saya tulis ini. terlalu mirip sih.

      Delete
  4. kayaknya menarik nih, filmnya. Langung meluncur nyari di google. terima kasih info filmnya

    ReplyDelete
  5. waaah harus nonton ini mbak, ada ga ya di netflix?

    ReplyDelete
  6. Hiiy, serem banget ya Mbak E-bomb itu. Semoga kita dijauhkan dari hal ini, tetap harus waspada dengan segala kemungkinan, huhuhuh

    ReplyDelete
  7. aku suka banget review film, malah sering penasaran sama endingnya, hahahaha

    kalo endingnya atau reviewnya cakep sesuai selera, biasanya saya cusss nonton

    ini juga bakalan bikin pengen nonton nih

    ReplyDelete
  8. Abis baca ini jadi pengen langsung download Mba Lelly. Jalan ceritanya menarik banget buat disimak, aku sukaaa...

    ReplyDelete
  9. Perlu masuk list tontonan berikutnya nih hehehehe. Terima kasih reviewnya ya mba

    ReplyDelete