Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Seluk Beluk Kelas Online, Mulai dari Persiapan sampai Tips Menghadapi Peserta

Aug 3, 2020

Kelas online

Setelah sekian lama, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka kelas online lagi. Apalagi kalau bukan tentang blog. Kali ini, saya bekerja sama dengan Revowriter.

Jujur, waktu hamil Ghazy, saya sempat terpikir untuk mengurangi semua aktivitas online saya. Menjalani bisnis online shop dengan selow. Blogging juga seminggu sekali saja, tapi kontennya diperkuat. Kalaupun mau open class online, mungkin nanti kalau Ghazy sudah umur 1 tahun. 

Tapi kemarin itu tiba-tiba dapat tawaran dan saya langsung iyakan. Setelah bilang iya baru ingat kalau ada Ghazy. Baru deh menyesal kenapa jawabnya nggak pakai mikir.

Saya diskusi dulu dengan suami. Minta izin dan dukungan beliau. Tentu saja, supaya apa yang saya jalani bisa jadi berkah dan diberi kemudahan untuk menjalaninya. Alhamdulillah, restu sudah didapat. Bismillah, saya melaju.

Merencanakan Kelas Online

Kelas online

Ini bukan kali pertama saya membuat kelas online. Sebelumnya, saya juga sering mengikuti aneka rupa kelas online. Ada yang punya aturan sistematis dan memudahkan. Ada juga yang kalau kelewat hadir, ya udah ikhlasin aja kalau enggan untuk manjat chat.

Saya menyadari bahwa orang-orang yang memilih ikut kelas online, biasanya adalah orang-orang yang super sibuk. Apalagi kalau kelas ini ditujukan untuk ibu-ibu. Apakah ada waktu leyeh-leyeh Anda? Sulit sekali, bukan?

Karena itu, saya coba meramu seperangkat aturan yang sekiranya bisa mempermudah proses transfer ilmu ini. Namanya kelas online, mau digas pol kayak apa ya tetap akan ada kekurangannya. Tapi, setidaknya dengan aneka rupa persiapan, kita bisa meminimalisir hal ini.

Apa saja persiapan yang saya lakukan? Check this out!

1. Amati, Tiru, dan Modifikasi Aturan Kelas dari Kelas Online Lain

Karena kelas ini adalah kelas blog saya yang kedua, sebetulnya tidak terlalu sulit untuk meramu materi. Saya ambil beberapa materi dari kelas sebelumnya, kemudian saya modifikasi lagi. Saya sesuaikan dengan objek peserta.

Saya juga belajar dari kelas online yang lain. Terutama, terkait rules yang akan diterapkan pada kelas saya nanti. Mana yang sekiranya bisa membuat peserta serius mengikuti materi? Mana yang sekiranya memudahkan peserta? Dan, masih banyak lagi.

Saya sadar bahwa kelas online tidak akan pernah bisa menggantikan posisi kelas offline. Apa yang saya rancang untuk kelas, bisa jadi akan ada beberapa orang yang tetap saja kesulitan. Tak masalah, setidaknya saya telah berupaya untuk mencari cara memudahkan mereka.

2. Membuat Slide Materi

Kelas blog kali ini memang sama-sama dasarnya. Tapi, bukan berarti materi yang diberikan sama persis ya. Tidak.

Materi yang saya berikan sudah saya upgrade dan sesuaikan dengan perkembangan platform. Saya juga sudah menjalani banyak hal baru dari kelas sebelumnya. Jadi, di sinilah saya bagikan semua yang saya tahu.

Di kelas blog kali ini, saya membuat materi bukan hanya berupa slide, audio dan text saja. Kali ini saya tambahkan video tutorial untuk memudahkan para peserta memahami langkah demi langkahnya. Video ini juga saya buat karena kemungkinan hilangnya kecil, kecuali peserta menghapus seluruh pesan.

Kenapa? Video saya unggah ke Channel Youtube saya. 

"Orang lain bisa lihat dong?"

Tentu tidak. Video yang saya berikan adalah video dengan akses terbatas. Hanya mereka yang punya link video yang mampu membukanya. Jangankan orang lain, saya saja kesulitan untuk melihat lagi kalau tanpa link.

3. Menyusun Materi ke Grup Persiapan

Setelah slide dan video siap, saya mulai menyusun materi satu per satu ke grup persiapan. Satu slide saya unggah lalu saya jelaskan menggunakan audio atau text. Ketika melakukan hal ini, saya sering membayangkan sedang mengajar langsung dengan mereka. 

4. Cek Hasil

Adanya grup persiapan amat sangat memudahkan saya untuk mengecek kembali hasilnya. Setiap materi, biasanya saya cek terlebih dahulu sebelum saya lanjut ke materi berikutnya. Saya cek lagi apakah gambar bisa keluar. Apakah ada penjelasan yang saya rasa kurang jelas? 

Kalau semua materi oke, saya baru lanjutkan membuat materi selanjutnya. Karena proses ini, saya butuh waktu lama untuk membut materi.

5. Perbaiki Materi Bila Perlu

Kalau ada yang keliru atau kurang jelas bagaimana? Ya dibetulkan. Saya tidak jarang melakukan take audio atau video berulang kali. Memang sebuah effort yang besar. Tapi kalau cara ini bisa memudahkan orang lain dalam memahami mater, kenapa tidak?

Tipe-Tipe Peserta Kelas Online yang Kamu Perlu Tahu

Kelas online

Setelah persiapan selesai, waktunya kelas dimulai. Jujur, saya agak deg-degan untuk memulai kelas blog yang satu ini. Kelas ini adalah kelas pertama saya kolaborasi dengan komunitas lain. Khawatir ini itu sudah pasti ya. Makanya, saya siapkan semuanya sedetail mungkin.

Sayangnya, saya lupa kalau mental saya pun harus ditata untuk menemui manusia-manusia baru yang mungkin tingkahnya agak menggelitik di relung jiwa. Saya memang sering ikut kelas online, tapi sejujurnya saya tidak banyak memperhatikan orang lain. Di kelas blog saya yang pertama juga rata-rata dari lingkup pertemanan saya. Rata-rata seusia dan memang suka belajar online. 

Dalam kelas ini, saya menemukan beragam tipe manusia saat ikut kelas online. Saya tidak mengerti kenapa mereka bersifat seperti itu. Sejauh perhelatan dunia maya saya saat menjadi peserta kelas, belum ada lho yang seperti ini. Apakah karena saya lebih muda? Hmmm bisa jadi.

Well, ini dia tipe-tipe orang yang saya temui dalam kelas blog saya kemarin.

1. Antusias di Awal, Menyublim Kemudian

Manusia tipe pertama ini banyak sekali ditemui ya. Saya pribadi sering demikian. Alasannya bervariasi. Bisa karena waktu diskusi online yang bentrok dengan aktivitas saya yang lain. Atau, karena alasan lain.

Sebagai mentor, nggak masalah sih kalau nemu manusia tipe seperti ini. Bagaimana pun kita tidak bisa memaksa orang lain untk terus aktif dalam kelas. Saat kelas offline saja, ada lho peserta yang diam saja seperti ini. Lalu, kenapa kita mempermasalahkan si pendiam ini di kelas online.

Dulu, waktu kelas blog yang pertama, saya sedih dengan peserta tipe ini. Niat saya berbagi. Saya pasang tarif agar para peserta serius, tapi ternyata tidak semuanya serius.

2. Silent Reader Sedari Awal

Peserta tipe kedua juga banyak sekali ditemui di mana-mana. Apakah ini jadi masalah? Tidak. Asal tidak ada japri minta materi saja. 

Jujur, saya males banget kalau ada peserta yang minta dikirimin materi. Saya bikinnya banyak. Itu juga ngirimnya nggak bisa makwer selesai. Satu per satu lho. Belum lagi tantangan mengkondisikan Ghazy. Wah, ini makin bikin nggondok sih. Andaikan mereka tahu seefort apa perjuangan mengirimkan materi itu.

3. Si Hobi Usul, Tapi Sering Menghilang

Jujur, baru kali ini saya nemu manusia semacam ini. Kelas online sudah dibuat dengan rule, lalu mereka datang dengan segala rupa usulan. Alasannya, ya tentu saja karena kesibukan mereka. Seolah-olah, saya harus mengikuti mereka.

"Mbak, bisa tidak kelasnya malam saja. Saya mau masak buat buka puasa." - Setelah ada kelas malam pun, dia tidak hadir.

"Mbak, bisa tidak kelasnya pakai telegram saja? HP saya berat kalau pakai WA." 

"Mbak, bisa tidak kelasnya seminggu sekali saja? Saya kesulitan mengikuti materi. Saya banyak kesibukan."

"Mbak, bisa tidak kelasnya diperpanjang. Kemarin, saya masih banyak amanah, jadi belum bisa fokus." - Emangnya kalau diperpanjang bisa jadi fokus? 

Wow, sungguh tipe peserta satu ini menyebalkan sekali. Saya tidak bisa memaksa orang lain untuk stay tune di kelas saya. Tapi, setidaknya bisakah untuk tidak memaksa orang lain mengikuti jadwalnya?

Wahai manusia, bukan cuma kamu yang sibuk. Saya juga sibuk. Punya bayi yang sedang aktif-aktifnya itu sulit sekali lho untuk buka kelas. Tapi, karena sudah ada akad, saya banyakin minta pertolongan Allah. Alhamdulillah, Allah mudahkan. Jadi, jangan dikira aktivitas saya cuma menunggu kapan kamu tidak sibuk ya. 

Saya banyak uring-uringan gara-gara nemu manusia semacam ini. Seolah kerja keras saya mempersiapkan segalanya tidak dihargai sama sekali. Berulang kali saya merengek minta ditenangkan suami. Begitu dipeluk, berderai sudah air mata ini saking kesalnya.

4. Si Rajin

Buat saya, peserta tipe ini yang menjadi pelipur lara ketika harus berhadapan dengan peserta tipe ketiga. Orang-orang ini yang meski sibuk tetap menyimak materi serta mengerjakan tugas-tugas dari saya.

Kalau mereka kesulitan, mereka tidak segan untuk bertanya. Meski sering rempong saat membimbing, tapi saya senang sekali. 

5. Pemburu Deadline

Ini sudah ada di mana-mana ya. Peserta pemburu deadline. Mereka biasa mengerjakan kalau sudah mepet akhir kelas.

Saya juga kalau jadi peserta suka begitu. Kalau bukan karena sibuk, ya karena lama mikir. Tapi lambat laun dikerjakan juga. Untuk orang-orang yang ambisius menyelesaikan, pasti akan memaksa dirinya sendiri sih.

Tips Menghadapi Peserta dalam Kelas Online

Kelas online

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, baru kali ini saya dapat peserta semacam ini. Dulu, waktu pegang kelas matrikulasi juga ada sih yang begini. Tapi, cuma satu aja. 

Sekarang? Ada lebih dari satu. Buat saya sih, mereka agak toxic. Ya itu tadi, vokal yang maunya menang sendiri. Mintanya dimengerti, tapi enggan mencoba mengerti. Kan ya ngeselin.

Nah, kalau kalian mau buat kelas online juga, ada beberapa tips yang bisa kalian ikuti untk menghadapi para peserta.

1. Minta kemudahan pada Allah

Ini wajib banget. Jangan sampai kelewat sih kalau yang ini. Keberhasilan saya melalui semua ini bukan karena saya begitu pandai mengatur waktu. Tapi ini betul-betul karena kemudahan dari Allah.

Ritme Ghazy itu sejujurnya agak acak. Hari ini begini, besok begitu. Agak susah untuk menentkan waktu yang betul-betul free. Tapi selama 10 hari, Ghazy betul-betul mudah untuk diajak kerjasama. Mandi tanpa rewel. Jam 7 malam sudah minta bobo dan jarang terbangun. Waktunya pas banget saya bisa stand by menjawab aneka rupa pertanyaan dari peserta.

2. Berikan aturan yang jelas di awal kelas

Kapan waktu belajar, diskusi, apakah mereka bisa minta materi lagi, ini harus dijelaskan di awal. Kalau tidak, semuanya jadi suka-suka. Ada aturan itu memang bikin sesak. Tapi percayalah, tanpa aturan malah bikin banyak orang tidak nyaman. Kita berkendara aja ada aturannya, kan? So, it's okay bikin aturan untuk kelas online yang kita jalankan juga.

3. Tidak semua usulan peserta harus diikuti

Mungkin, ketika menjalankan kelas online, kita menemui peserta yang ingin ini itu. Simak dulu, apa yang mereka inginkan. Lalu, pertimbangkan kembali apakah bisa diikuti atau tidak.

Well, ingat ini. Kita tidak bisa menyenangkan semua pihak. Tidak semua usulan juga bisa diikuti. Kita punya aturan di awal yang mestinya kita jadikan acuan hingga akhir kelas. 

4. Cari cara agar peserta mudah memahami materi

Semudah-mudahnya kelas online, ya tetap ada kekurangannya. Transfer ilmu ya tidak akan seoptimal kalau kita tatap muka langsung. Tapi, kita bisa mencari cara agar materi yang kita sampaikan bisa mudah untuk dipahami oleh orang lain.

Di kelas blog, materi tersulit adalah ketika peserta diajak untuk mengganti template blog. Di mana saja, hal ini pasti terjadi, bingung mengkustomisasi template yang sudah dipilih. Tugas kita sebagai pemateri adalah memberi arahan sedetail mungkin yang bisa kita berikan.

Kalau perlu tambahan materi, tambahkan. Kalau perlu dituntun per case, lakukanlah. Bantu orang lain untuk mudah memahami materi. Insyaa Allah langkah kita juga akan semakin dimudahkan Allah.

5. Sabar

Banyak hal yang mungkin terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi. Ya nggak masalah. Sabar aja.

Sabar menghadapi peserta yang nano-nano. Sabar membimbing peserta. Pokoknya sabar. Semoga sabar kita bisa membawa keberkahan pada ilmu yang kita sampaikan. Aamiin.

Kesimpulan

Nah, itu tadi sekelumit kisah saat akan membuat kelas online. Dibilang sulit, ya nggak sulit-sulit amat. Dibilang mudah, juga tidak. Semuanya sedang-sedang saja. Di balik semua kesulitan, entah itu sinyal, kesibukan, dan lain-lain, masih banyak kemudahan-kemudahan yang bisa kita dapatkan.

Gimana? Apakah teman-teman tertarik membuat kelas online juga? Atau pernah jadi pemateri kelas online? Share pengalaman kalian di kolom komentar ya.

Comments

  1. wah ternyata mba mentor utk kelas online ya. Salam kenal ya mba.

    ReplyDelete
  2. Wahh, menarik sekali pengalamannya mbak. Kalau boleh tau, per kelas online ini ada berapa orang muridnya? Aneka rupa sifat begini? Hehehe...

    ReplyDelete
  3. Duh.. salut banget sama mbk lelly😍 yang sela-sela kesibukannya ngurus ghazy tapi masih bisa bikin kelas online juga. Ditambah para peserta yang nggak semuanya nyenengin. Harus ada kesabaran ekstra ya mbak, malah ada yang minta disesuaikan jadwalnya segala. Hadeh...
    Semangat terus deh buat mbak lelly, semoga tetep sehat ya😁

    ReplyDelete
  4. keren pencapaiannya, saya kok gini-gini saja ya he...

    ReplyDelete