Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Membiasakan Anak Tidur di Awal Waktu Tanpa Drama

Sep 28, 2020

sleep training



Soal waktu tidur bayi, ini sudah menjadi perhatian saya jauh sebelum saya hamil. Mengingat, saya menikah ketika banyak teman saya punya anak. Alhamdulillah, karena hal ini juga, saya jadi dikasih banyak sekali bocoran tentang hal apa saja yang nanti akan saya hadapi ketika jadi ibu. Salah satu hal yang sering membuat para ibu pusing adalah jam tidur anak. Seolah setelah jadi ibu, begadang itu adalah hal yang lumrah.

Dari Instastory teman, saya sering melihat anaknya pukul 11 malam belum tidur dan masih super aktif. Kalau jam tidur siangnya kacau, malamnya juga jauh lebih kacau lagi.  Kondisi yang lebih parah akan terjadi di 3 bulan pertama jadi ibu. Sudah pasti banyak kebangunnya untuk menyusui anak. Jujur saja, ini agak mengerikan buat saya. Berat sekali kalau ini yang terjadi.

Suatu hari, teman saya cerita begini, "aku tuh nggak pernah kesulitan buat menidurkan Ale dari dia bayi. Waktunya tidur ya tidur. Pernah sih, paling cuma semingguan aja nggak sampai 3 bulan kaya orang-orang. Aku cuma bilang ke Ale kalau ini sudah malam, kalau dia nggak mau tidur, Ibu yang tidur. Jadi dia mau ngapain aja terserah dia, aku tinggal tidur aja."

Well, mungkin kesannya, ini ibu macam apa sih kok meninggalkan anaknya tidur. Tapi saya percaya nggak mungkin 100% ditinggalkan. Paling ya cuma pura-pura tidur saja. Meskipun, mungkin ada waktunya ketiduran juga. Wkwkwkwk..

Lepas dari pro kontra yang ada, saya jadi terinspirasi dengan teman saya ini. Saya punya cita-cita kalau nanti punya anak sebisa mungkin tidak mengalami drama sulit menidurkan anak. Padahal, waktu itu hilal jodoh literally belum kelihatan. Kalau jodohnya aja belum ada, apalagi kemungkinan punya anaknya. Ya makin jauh. Tapi, nggak masalah. Punya cita-cita dulu aja.

Sleep Training, Mulai dari Mana?


Kalau ditanya mulai dari mana, sudah pasti mulai dari cari ilmunya dulu. Buat saya pribadi, ini semacam keharusan untuk memulai apapun. Jadi ibu itu banyak sekali ladang ibadahnya. Melahirkan itu ibadah, menyusui ibadah, merawat anak ibadah, menidurkan bayi pun ibadah. Masya Allah banget nih. Alangkah sayang kalau ibadah-ibadah ini tidak dijemput dengan ilmu. 

Kenapa? Tanpa ilmu semua akan jadi terasa berat. Kenikmatan menjalani semua ibadah ini juga jadi berkurang. Alih-alih bersyukur karena sudah dikasih kesempatan ini itu, malah kesal terus-terusan dengan keadaan. 

Urusan menidurkan bayi pun demikian. Sebelum punya bayi, sebisa mungkin tahu dulu apa yang harus dilakukan. Masalah teori yang berbeda dengan kondisi di lapangan, ini dipikir nanti. Setidaknya, dengan banyak belajar, kita jadi punya banyak sekali opsi untuk dicoba ketika kondisi tak sejalan dengan teori yang ada.

Oke, sekarang dari mana saya belajar soal menidurkan bayi. Ini juga hal yang patut saya syukuri. Semacam dituntun gitu sama Allah. Saya ketemu sama sosok yang begitu menginspirasi saya. Nama Mbak Resti. Saya banyak sekali belajar pengasuhan dari beliau.

Mbak Resti ini musyrifah saya. Dulu, saya halaqah tiap habis subuh di rumahnya. Meski halaqahnya pagi sekali, biasanya anaknya, Sofia, sudah bangun sebelum saya dan teman saya datang. Bukan bangun yang rewel, tapi sudah beraktivitas seperti biasa. Main layaknya anak kecil yang lain.

Beliau cerita kenapa anaknya bisa bangun dan main-main sepagi itu. Ternyata, ini tak lain dan tak bukan karena waktu tidurnya yang teratur. Sofia biasa tidur jam 8 malam. Semalam-malamnya pukul 9 malam. Mendekati jam tidur, Mbak Resti dan suami kondisikan rumah dalam kondisi gelap dan tidak ada aktivitas yang menggunakan listrik. Suami masih mau kerja? Tunggu anak dulu.

Alhamdulillah, dengan cara ini, jam tidur Sofia bisa ditaklukkan. Meski, ceritanya jadi lain lagi ketika dia mulai disapih. Jam tidur sempat berubah. Jadi pembiasaan tidur harus mulai lagi dari awal dengan kondisi yang baru.

Cara Mbak Resti ini cukup masuk akal mengingat hal ini juga dilakukan oleh ibu saya dulu. Waktu kecil, rumah kami akan digelapkan ketika sudah jam 9 malam. Anak-anak harus sudah masuk kamar jam 9 malam. Mau ngantuk atau tidak, jam 9 sudah di kamar dan mulai dikondisikan tidur. Biasanya saya dan adik tidak butuh waktu lama setelah doa tidur dibacakan.

Jadi, cara ini yang saya tiru.


perfect sleep arna skula



Selain pengalaman orang lain, saya juga membaca buku yang berjudul Perfect Sleep karangan Arna Skula. Buku ini saya beli di BBW Jakarta 2019. Dari buku ini, saya banyak belajar tentang waktu biologis bayi. Berapa lama dia butuh tidur, kapan saja dia tidur dan terjaga, dan apa saja yang mempengaruhi pola tidur bayi. Satu hal yang saya highlight ketika belajar tentang sleep training ke anak.

Tidak ada pakem khusus untuk menidurkan anak. Ini semua kembali ke pilihan masing-masing keluarga. Apakah bayi ingin diajarkan tidur terpisah atau tidak, cara menidurkan seperti apa, ini dikembalikan ke masing-masing. Apapun pilihan yang dibuat, kuncinya adalah konsisten menjalani pilihan tersebut.

Pola Tidur yang Diharapkan

Ini semacam tujuan yang harus ada sebelum para orangtua menyusun strategi sleep training. Beda tujuan, tentunya beda juga caranya. Kalau saya dan suami targetnya hanya agar anak-anak kami tidur di awal waktu. Sebelum jam 9 malam sudah tidur. Lebih cepat akan lebih baik. Jadi, kami punya waktu istirahat yang cukup dan bisa melakukan hal lain di malam hari. Pillow talk, misalnya.

Apakah bayi kami harus tidur sendiri? Tidak. 

Ini mungkin berbeda dengan bayi-bayi di luar yang biasanya sudah tidur sendiri di bawah usia 1 tahun. Beberapa ibu di Indonesia juga ada yang melakukan ini. Tapi, kalau saya dan suami memilih untuk tidak melakukannya. Karena targernya hanya ini, tentu saja secara praktik akan lebih minim drama dibanding ibu-ibu yang mengharapkan anaknya sudah bisa tidur sendiri di usia yang bahkan kurang dari 1 tahun.

Kenapa bayi harus tidur lebih awal? 

Ini tidak jauh dari pembiasaan agar dia bangun lebih awal juga. Tiap muslim nantinya butuh untuk bangun pagi untuk melaksanakan sholat subuh. Kalau mereka tidak biasa untuk bangun pagi, pasti berat sekali menjalankannya. Selain itu, bayi juga butuh waktu tidur yang lama untuk masa pertumbuhannya. Untuk bisa memenuhi keduanya, bangun subuh dan waktu tidur yang cukup, bayi harus tidur di awal waktu.

sleep training


Proses Sleep Training


Belajar sudah, target yang diharapkan sudah ada, anak pun sudah launching. It's show time.

Saya mulai sleep training sejak Ghazy bayi. Sebetulnya, ini tidak disengaja. Waktu Ghazy lahir, saya tidak merencanakan untuk langsung memulai sleep training ini. Boro-boro mau sleep training, menggerakkan badan saja susah. Tapi memang sejak Ghazy lahir, saya seolah dibimbing untuk melakukan sesuatu ke Ghazy.

Sleep training Ghazy dimulai di usianya yang baru 2 hari. Waktu itu Ghazy tidur seharian saat pagi hari dan terjaga semelek-meleknya di malam hari. Jam 8 malam semakin segar. Saya coba tidurkan, tidak berhasil. Ibu saya tidurkan, tidak berhasil juga. Ghazy bukan hanya terjaga tapi juga rewel semalaman. Masya Allah.

Saya coba susui Ghazy, dia tidak mau. Mungkin bukan tidak mau, tapi merasa tidak nyaman. Waktu itu bingung bukan main. Apa sih yang Ghazy minta?

Saya coba tenangkan diri lalu teringat kalau suami punya aplikasi untuk memahami tangisan bayi. Dari aplikasi otu, kami tahu kalau Ghazy lapar. Saya coba susui Ghazy. Berhasil tenang, tapi dia tidak kunjung tidur. Alih-alih tidur, dia malah asyik lihat lampu-lampu di kamar rumah sakit. Dari sini, saya seolah mendapatkan pencerahan. Saya ingat apa yang dilakukan ibu saya dan Mbak Resti. Ini beberapaa hal yang saya lakukan ketika membentuk pola tidur Ghazy

1. Mematikan lampu kamar

Waktu sedang ikhtiar untuk promil, saya coba banyak belajar tentang apa saja yang bisa memperbaiki metabolisme tubuh. Salah satunya adalah mengatur pola tidur yang benar. Pola tidur yang benar ini bukan hanya tentang berapa lama saja, tapi juga kapan. Supaya bisa tidur cepat, salah satu ikhtiarnya adalah menjauhkan semua benda yang bisa menyebabkan sleep delay.

Apa saja itu? Lampu, layar gadget, ini makin besar layarnya, makin lama waktu tidur yang tertunda. Kalau misal kita tertidur dalam kondisi sedang nonton TV atau main gadget, itu karena tubuh kita sudah amat kelelahan dan ini justru tidak baik. Dari sini juga, saya mengupayakan untuk mematikan lampu dan menjauhkan segala aktivitas yang membutuhkan gadget.

Dulu, waktu pertama kali memulai ini betul-betul tidak disengaja. Ini karena Ghazy yang sulit tidur dan lebih asyik melihat lampu saat malam hari. Saya pikir, kalau semua distraksi bisa dialihkan, pasti Ghazy bisa tidur lebih cepat. Apakah kenyataannya demikian? Tentu saja tidak. Butuh waktu untuk bisa menidurkan Ghazy. Tapi dengan kondisi gelap, semuanya jadi lebih mudah. Selain hal yang mendistraksi Ghazy dihilangkan, faktor yang membuat sleep delay juga dijauhkan.

Waktu saya operasi mastitis, Ghazy sempat saya titipkan ke ibu saya. Malamnya, saya dapat laporan kalau Ghazy belum juga tidur. Alih-alih makin ngantuk, anaknya justru makin segar di malam hari. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 10 lewat.

Saya sampaikan kalau seharusnya jam 7 malam, rumah sudah harus digelapkan supaya Ghazy bisa cepat tidur. Akhirnya, ibu saya coba untuk mematikan lampu dan membawa Ghazy ke kamar yang paling gelap. Ternyata, tidak berhasil juga. 

Iya, memang butuh waktu. Tidak bisa hanya gelap saja, butuh cara lainnya juga.

2. Mengajarkan bayi konsep siang dan malam

Di awal kehidupannya, bayi sama sekali tidak paham dengan konsep siang dan malam. Ini juga yang menjadi penyebab kacaunya jam tidur bayi. Mereka belum tahu kapan harus main dan istirahat. Jadi, kalau mau bayi tidur lama di malam hari, dia harus diajarkan konsep ini.

Bagaimana caranya?

Mudah kok. Pertama buat kondisi yang berbeda antara siang dan malam. Misal, lampu ruman hanya menyala saat malam hari, mengenalkan gelap terang ke bayi. Kalau terang, artinya siang. Dia bisa bebas main di sini. Kalau gelap, artinya sudah malam dan waktunya semua orang istirahat.

"Sudah malam, ayo kita bobo," ini yang biasanya juga saya sampaikan ke Ghazy.

Ini perlu berulang kali dijelaskan. Sikap kita juga harus berbeda ketika siang dan malam. Kalau malam dan dia belum tidur, saya akan biarkan dia main sendiri. Saya tidak akan menemani dia. Ini berbeda kalau siang hari, kami biasanya akan bermain bersama. Saya tidak hanya menyampaikannya melalui kata-kata saja, tapi juga memberikan contoh ke Ghazy kalau malam adalah waktunya istirahat. Biasanya, sambil menyusui Ghazy, saya pejamkan mata saya. 

Adanya bed time routine juga membantu kita untuk mengenalkan waktu tidur ke bayi. Biasanya sebelum tidur, saya ajak Ghazy ke kamar mandi dulu untuk ganti popok dan sikat gigi. Kalau sudah, baca buku dulu sama-sama, baru matikan lampu dan siap-siap tidur. Dalam kondisi gelap ini, doa tidur mulai dibacakan. Ini sambil disusui ya. Kadang saya tepuk pelan dia, kadang dielus, kadang juga didiamkan saja. Pastinya, HP tidak dinyalakan saat sedang mengkondisikan Ghazy tidur.

Jadi, waktu Ghazy dititipkan ke ibu, saya juga bilang kalau yang lain harus pura-pura tidur juga supaya Ghazy mengerti ini sudah malam dan waktunya istirahat. Kalau cara ini masih juga belum berhasil, maka saya pakai cara terakhir. Jurus terampuh membuat Ghazy tidur.

3. Buat bayi memilih

Ini jurus andalan yang saya pakai kalau kedua cara di atas masih juga belum berhasil membuat Ghazy tidur. Saya buat Ghazy memilih antara tidur dengan saya atau main sendiri. Dia memang belum bisa menjawab, tapi baahasa tubuhnya bisa membuat pilihan. Kalau dia masih main, artinya dia mau main sendiri. Saya akan pura-pura tidur sampai Ghazy sadar kalau dia sendirian.

Tentu, untuk melakukan ini semua kondisi yang membahayakan bayi harus dijauhkan. Misal, bayi sudah mulai merangkak, sebelum ditinggal pura-pura tidur, kita harus memastikan bahwa bayi tidak akan jatuh. Pasang bedrail atau bantal di sekitar kasur untuk mengamankan situasi. Jadi, kalau kita tertidur saat sedang pura-pura, bayi tetap aman.

Biasanya tidak butuh waktu lama sama dia sadar kalau ditinggal tidur. Saya biasanya diamkan dulu selama beberapa menit. Saya biarkan dia menangis dan mencoba membangunkan saya. Kira-kira butuh waktu 1-2 menit untuk membuat efek jera ke bayi. Kalau dia sudah menyesal, biasanya saya akan bangun dan bertanya lagi, "sudah mainnya? Mau bobo sama Ummi?"

Setelah itu, baru saya kondisikan dia tidur. Saya susui dia sampai tertidur. Ini juga tidak butuh waktu lama, paling cum 15 menit saja. 

4. Jangan lupa untuk bersepakat

Proses sleep training akan sulit berhasil kalau ayah dan ibunya belum sepakat dengan cara dan kapan anak tidur. Misal, si ibu mengupayakan menidurkan bayi, sementara ayahnya masih asyik nonton TV. Ya sulit. Atau, ketika ingin pura-pura tidur, ibunya sudah pura-pura tidur, ayahnya masih menemani main, ya sulit juga.

Untuk cara pertama dan kedua, suami saya sudah amat familiar dengan ini. Tapi tidak dengan cara ketiga. Biasanya beliau pulang saat Ghazy sudah tidur, jadi tidak tahu proses apa yang dilalui untuk membuat Ghazy tidur. Pernah suatu kali, ketika saya minta suami untuk ikut pura-pura tidur, dia berbisik.

"Ghazy nangis tuh," ini maksudnya supaya saya segera menenangkan dia.

"Tunggu dulu."

Setelah hitungan selesai, Ghazy saya tidurkan, baru suami saya paham apa maksud saya. 

"Ooo jadi gini caranya nidurin Ghazy?"

5. Penuhi kebutuhan main dan makan bayi

Ini salah satu yang saya pelajari juga dari buku Perfect Sleep. Bayi akan mudah ditidurkan kalau makanannya sudah terpenuhi. Dalam kondisi kenyang, tentu akan lebih mudah untuk tidur. Setelah Ghazy MPASI, ini memang jadi tantangan tersendiri. Kalau Ghazy makan lahap hari itu, biasanya malamnya dia akan tidur lebih mudah.

Tapi, bukan cuma makan saja ternyata. Saya mengamati bahwa anak seusia Ghazy itu punya energi yang besar sekali. Kalau energi ini tidak disalurkan, maka dia akan sulit untuk tidur di malam hari. Misal, waktu pagi sampai sore Ghazy tidak banyak beraktivitas, malamnya pasti sulit ditidurkan. Alih-alih tidur, dia akan justru keliling kasur terus menerus.

Untuk antisipasi hal ini, biasanya saya akan memberikan kesempatan untuk main sebelum akhirnya cara pertama sampai ketiga saya terapkan ke Ghazy. 

"Ummi kasih waktu sampai HP Ummi bunyi ya. Setelah itu, kita tidur."

Batas waktunya adalah sampai HP berbunyi. Ini karena Ghazy belum paham konsep waktu juga. Jadi batasan dia boleh main juga harus menggunakan cara yang dia pahami.


sleep training
Kalau  tidur kamarnya bisa segelap ini


Tentang Pola Tidur Ghazy


Setelah ikhtiar yang saya lakukan di atas, alhamdulillah saya jarang sekali bermasalah dengan waktu tidur Ghazy. Semalam-malamnya, Ghazy tidur pukul 21.30. Waktu masih baru lahir dia juga tidur jam segitu. Masih suka bangun untuk mencari ASI tapi tidak sampai rewel. Asal kebutuhan ASI-nya terpenuhi masalah selesai.

Semakin besar, waktu terbangunnya di malam hari semakin berkurang. Di usia Ghazy yang 10 bulan ini, biasanya jam 20.00 dia sudah minta tidur. Jam 21.00 dan 22.00 masih suka terbangun untuk minta ASI. Selebihnya, dia akan tidur sampai subuh. Kisaran jam 3 atau 4 pagi, dia bangun lagi untuk minta ASI. Subuh juga bangun, meski tidak lama. Biasanya setelah sholat, dia sudah merengek untuk minta ASI lalu tertidur lagi. Jam 6 atau 6.30, Ghazy bangun lagi untuk main dan sarapan.

Iya, semudah itu mengkondisikan Ghazy.

Pola tidur seperti ini mungkin akan berubah lagi ketika Ghazy akan sapih nanti. Mungkin. Bisa juga tidak kalau sapihnya pelan-pelan. Nanti, kalau Ghazy sudah melalui proses sapih, saya akan cerita lagi.

Kesimpulan

Ada banyak sekali cara yang bisa kita pilih untuk membentuk pola tidur anak. Ini kembali ke masing-masing orangtua. Tapi, kalau kalian ingin menidurkan bayi dengan mudah dan minim drama, cara saya bisa juga dicoba. Siapa tahu berhasil.

Kalau kalian punya cara lain yang sama efektifnya, share di kolom komentar ya.

Comments

  1. Sepertinya tanteku harus baca tulisanmu deh mbak. Soalnya anak dia umur 2 tahunan pola tidurnya masya allah. Baru mau tidur jam 1 dini hari. Bangun tidur jam 9 pagi. Betapa capeknya nungguin anak mainan sampai jam 1 dini hari :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. wadidaw, kalau baru tidur jam 1 aku angkat tangan sih ini. Ghazy pernah kaya gini waktu lagi sakit. Itu aja udah nyiksa banget. Kalau tiap hari, nggak tahu deh aku sanggup apa nggak.

      Delete
  2. Alhamdulillah, mba. Aku juga gak kesulitan dengan jam tidur anak karena jam 9 pasti dia tidur. Cuman kadang ada betenya kalau lagi nulis tapi si anak nyuruh tidur. Awalnya si pura-pura tidir, eh malah kebablasan 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini aku juga gitu sih. alhamdulillah masih kebangun. jadi masih bisa nulis di jam cinderella. wkwkwk

      Delete
  3. aku punya cerita lain sleep training nih, anakku yg pertama habis magrib maksimal abis isya jg udah dikondisikan tidur sm sprti mbak lely, tidurnya lebih awal, maksimal jam stgh 9 udh tidur. Nah yg spesial anak kedua,krn ada kakaknya ya ikutan aga malem tidurnya bisa stgh 10 tidurnya. Namun, anak kedua lebih mudah nidurinnya cukup nyusu tiduran sementara dulu si sulung hrs ditimang-timang, hehe.

    ReplyDelete
  4. Hai Ghazy, gemesin nih. Terimakasih sharingnya kak. Aku juga gitu, kumatikan semua lampu dan semua seisi rumah pura-pura tidur dulu baru nanti bangun lagi setelah anak tidur. Syangnya, umminya mau nulis setelah anak bbok. eee terkadang ikut bablas tidur juga. Hihihi

    ReplyDelete
  5. saya juga dulu gitu, mbak sama anak-anak. Saya bilang, udha jamnya tidur, kalau nggak tidur, ibu yang tidur. Anak-anak pun akhirnya tahu jam tidurnya kapan.

    ReplyDelete
  6. Ya Allah mbak, makasih banget nulis artikel ini. Jadi pengingat untuk saya buat nerapin sleep training

    ReplyDelete
  7. Bermanfaat banget ini artikelnya mba. 18 tahun silam ketika saya punya bayi sempat mengalami sebentar bayi melek malam hari, tetapi akhirnya bisa ditaklukkan dan tidur sama-sama di malam hari

    ReplyDelete
  8. Nice info. Aku sekarang gara-gara gak sekolah di sekolah, jam tidur anak berantakkan. Harus lebih tegas lagi ini. Matikan lampu jam 9 malam.

    ReplyDelete
  9. Anak yang kelamaan tidur siang memang bikin susah tidur malamnya, tapi kalau kita sudah membuat pola tidur yang jelas dan teratur bikin anak juga nyaman dan nggak rewel jadinya. Pola tidur orang tua juga jadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah anakkuh tidur nggak ada yang pake drama mbak, karena aku nyanyiin dan kuusap-usap alisnya bikin ngantuk cepat tidur, atau ketika dia leyer-leyer aku hipno bilang dia Sholeh tidur gampang

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah kedau anak saya tidurnya on time dan sangat rutin. Kebiasaan ini memang sudah kami bentuk sejak bayi. Sehingga jaman dulu minim drama begadang. Kalau untuk menemani, sampai sekrang masih minta ditemani sambil bercerita atau membaca buku. Tapi setelah selesai ya bisa ditinggal. Kalau bobok siang udah lepas. Asal ngantuk ya mereka cuci tangan kaki, ganti baju, masuk kamar aja. Emang kalau tidurnya teratur gini enak. Anak juga gak gampang rewel karena capek.

    ReplyDelete
  12. Ah membaca tulisannya mba Laily tuh semacam jadi healing. Semoga aku bisa segera menjadi ibu ya hehe, jadi udah pengen nggendong bayi 🥰

    ReplyDelete
  13. aku pengen mulai nulis biar yang ngendap di kepala bermanfaat tapi bingun mulai dari mana, pilihan pertama ku jatuh ke BLOG mba Lelly dan alhamdulillah tidak salah pilih, dapet banyak insight dari blog Ummu Ghazi ini. Saya juga udah setahunan lebih follow mba Lelly. Terimakasih ilmu - ilmu, insight dan kisah inspiratifnya Ummi.

    ReplyDelete