Dari buku tulis catatan, lalu naik level ke diary. Ini isinya full curhatan anak SD yang ingin dewasa. Ingin didengarkan oleh ibunya. Ingin dianggap betul-betul seperti anak sendiri. Dan beberapa cerita tentang cinta monyet yang kalau diingat-ingat sebetulnya saya nggak suka-suka banget sama si itu. Tapi karena yang lain pada suka sama lawan jenis, kan aneh kalau nggak suka siapa-siapa.
Aktivitas menulis diary ini berlanjut hingga saya SMA. Diary saya waktu SMA tentu saja lebih keren dari jaman SD dulu. Sudah full color. Bahkan beberapa tulisan menggunakan huruf hiragana. Maksud hati supaya kalau ditemukan oleh orang rumah, mereka nggak paham dengan apa yang saya tulis.
Saya baru kenal blog setelah saya kuliah. Sebetulnya, dari SMA juga sudah tahu. Tapi dulu waktu SMA betul-betul gaptek internet parah. Setelah kuliah sih baru agak ngeh sedikit-sedikit. Toh, saya juga punya laptop sendiri yang bisa saya gunakan untuk explore banyak hal, termasuk blogging.
Dulu, saya blogging ya untuk curhat aja. Nggak kepikiran tuh yang namanya naikin traffic blog, ikutan komunitas, atau blogwalking. Saya cuma butuh nulis apa yang ada di kepala saya. Pusing rasanya kalau semua hal yang berputar di kepala itu tidak dituliskan. Awalnya memang benar-benar untuk curhat, lama-lama saya mulai berbagi sesuatu yang lain lewat blog saya. Dari sini, saya mulai punya pembaca. Masih teman-teman sendiri sih. Tapi saya senang ketika ada orang lain yang mau berkunjung ke blog saya.
Kurang lebih waktu semster 5, saya mulai kenal tumblr. Platform menulis lain yang waktu itu masih belum terlalu booming dan belum diblokir Kominfo. Pikir saya, lumayan nih buat naruh curhatan-curhatan saya. Hehehe..
Ya gitu, dulu saya memang menulis untuk self healing. Saya dulu sering sekali sakit yang kalau ke dokter nggak nemu penyakitnya apa. Saya pernah dibawa ke psikolog untuk mengobati sakit saya ini. Tapi ya gitu. Nihil. Kata ibu, saya harus rajin sholat malam dan mengaji, tapi ternyata pun sama saja. Tenang sih. Tapi yaa gitu deh. Something wrong with me. And I don't know why.
Saya lupa bagaimana ceritanya, tapi waktu S2 tumblr saya mulai terisi hal-hal lain di luar curhat. Saya mulai memfollow akun-akun yang layak baca. Saya mulai bergabung dengan komunitas tumblogger. Kita Jatim namanya. Pembaca saya yang dulunya cuma itu-itu saja, mulai naik. Makin lama, saya makin serius untuk menulis.
Nama Lecturer's Diary juga awalnya muncul karena saya mulai tertarik membagikan segala hal seputar kegiatan saya di kampus. Bagaimana tingkah mahasiswa saya. Kegalauan yang mereka alami dan solusi yang saya coba tawarkan. Ditambah curcol ala-ala dosen muda yang diberikan seabrek pekerjaan yang tak jarang bikin napas kembang kempis.
Semakin serius menulis, tulisan saya pun semakin matang. Alurnya mulai teratur. Tidak seperti dulu yang suka lompat ngalur ngidul. Kalau dibilang pro ya belum sih. Tapi itu jauuh lebih baik dari pertama kali saya menulis.
Followers saya semakin banyak. Banyak orang yang mulai berkonsultasi dengan saya terkait topik-topik tertentu. Nama saya pun dijadikan rujukan untuk pembahasan tertentu dan ketika orang ingin membagikan suatu informasi. Dari akun yang isinya curhat, akhirnya berubah menjadi akun yang bisa membawa manfaat.
Saya senang tapi juga takut. Seiring bertumbuhnya pemahaman yang saya dapatkan, saya sering kali menyadari bahwa ada beberapa pemahaman yang terlajur dibagikan dan ternyata itu keliru. Horornya, tulisan semacam ini entah kenapa kok laris manis sekali. Saya baru sadar bahwa menulis itu ternyata buka hanya sekedar berbagi sesuatu. Tapi ada tanggung jawab moral yang pun ada di sana.
Ketakutan ini tentu tidak menyurutkan saya untuk menulis. Saya justru semakin semangat untuk belajar dan berbagi ilmu dengan banyak orang. Sampai akhirnya muncul berita tentang pemblokiran tumblr oleh Kominfo. Katanya sih, karena ada banyak konten pornonya. Memang, banyak akun-akun porno yang menyerang akun tumblr yang mulai dilirik oleh banyak orang. Tapi sebetulnya, akun-akun yang bermanfaat pun juga banyak. Sebut saja Kurniawan Gunadi, Edgar Hamas, Choqi Israqi, Jagungrebus, dan masih banyak lagi.
Pemblokiran tumblr sempat membuat saya hilang arah. Blog saya yang lama sudah mulai berdebu. Bahkan layoutnya sempat berantakan karena pernah saya otak-atik dan saya tidak tahu bagaimana cara mengembalikannya. Hingga akhirnya saya memulai blog baru dengan isi yang baru, pemahaman yang baru, dan ilmu-ilmu baru yang saya coba tuliskan di blog ini.
Nama Lecturer's Diary masih saya pakai di sini sebagai branding. Harapan saya, tulisan saya bisa mengedukasi banyak orang, memotivasi banyak orang untuk melakukan hal yang baik. Saya juga berharap bahwa apa yang saya tulis di sini bisa punya value yang terus matang dan berdaging. Jadi, orang tidak hanya mampir ke blog saya untuk sekedar mengunjungi saja tapi penasaran dengan hal-hal baru apa yang ingin saya bagikan.
Melalui Lecturer's Diary, saya ingin tetap menjadi dosen virtual untuk banyak orang di kampus kehidupan ini. Saya ingin berbagi ilmu yang saya miliki dan saya dapatkan dari banyak sekali forum, bahkan dari sekedar obrolan ringan. Saya tidak ingin apa yang saya ketahui hanya berhenti di kepala saya, tapi pun bisa menjadi manfaat untuk banyak orang.
Baguuus tulisannya.. ini kalo ada tulisan terfavorite saya Vote mbaak.. hihi... Terima kasih sudah berbagi bersama kami , halaaaah.. hahaha.. namanya sesuai dengan kontennya ! Semangat
ReplyDeleteMakasih mbak. Saya terharu dikomen begini sama Mbak. Tulisannya padahal lebih kece badai. Ilustrasimu itu lho mbak. Duh cinta banget deh.
DeleteMenulis adalah tanggung jawab. Keren Mbak
ReplyDeletemba lelly semangat yah, pasti sulit mengulang nulis lagi...
ReplyDeleteYaaa lumayan mbak. Hahaha...
DeleteTapi saya suka kok sama yang baru ini. :)
Semangat menulis
ReplyDeleteDi dunia ini terlalu banyak hal yang bisa ditulis
Bener banget mbak. Sayang banget kalau nggak ditulis
Deletehalo mbak! tulisannya bagus sekali! ditunggu sharing berikutnya. salam kenal, bu dosen :)
ReplyDeleteTerima kasih mbak. Salam kenal juga :)
DeleteSemangat kak! :D rada berat juga yah soalnya nulis juga ada tanggung jawab moralnya, saya juga ngerasa gitu. tapi kamu bahkan malah tambah semangat, kalau saya malah nambah ciut malahan:')
ReplyDeleteiya, habisnya takut ditiru yang salah. semoga kalau opininya diperbarui orang jadi tahu kalau dulu saya pernah salah. semoga.
DeleteTetap semangat mbak.. Cayoooo... Salam kenal...
ReplyDeletemakasi mbak. salam kenal juga :)
Deletesumpaah....sebelum baca isinya, langsung tertarik sama cartoon jilbabnya apalagi bagian tulisan "Aku gag bisa diginiin" bikin ngakak...
ReplyDeleteDan aku gag bisa diginiin memang jadi banyak poin hingga jadi aku sukaknya diginiin...haseekk...^^
salam kenal mbak ^^
Hehehe... Makasi mbak. Salam kenal juga :)
DeleteSalut mb.. Di tengah kesibukan sebagai dosen masih menyempatkan diri untuk menulis.. Semoga tulisan-tulisannya membawa manfaat ya mb..
ReplyDeleteAamiin.... Terima kasih mbak :)
Delete