Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Improving Our Communication Skills

Nov 15, 2018



Berkomunikasi dengan orang lain adalah satu hal yang tidak bisa terpisahkan dalam hidup kita. Ya kali kita mau hidup di dalam gua dan tidak berinteraksi sama sekali dengan manusia. It’s impossible. Komunikasi yang kita lakukan sepanjang waktu adalah satu hal yang penting dalam hidup kita. Bagaimana cara kita berinteraksi dengan seseorang. Bagaimana kira bicara dengan mereka. Semua ini akan terkait dengan bagaimana kita membuat mereka merasakan dan juga mengetahui apa sih yang sedang mereka pikirkan tentang kita.

I’m a lecturer. Semua orang juga tahu kalau pekerjaan saya butuh communication skills yang baik, agar saya bukan hanya bisa menyampaikan materi dengan baik, tapi juga mengerti sampai mana sih pemahaman mahasiswa saya ini. Tapi siapa yang menyangka kalau saya dulu saya pernah kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Saya menjadi orang yang amat pendiam karena saya tidak tahu harus bagaimana ketika bertemu dengan orang lain. Mau tanya apa gitu bingung. Bahkan, parahnya saya merasa tidak butuh untuk berkomunikasi dengan mereka.

“Nggak apa-apa kok, even gue diem aja dan sibuk dengan dunia gue sendiri.”

Tentu saja itu keliru. One day, saya dihadapkan pada situasi yang mampu merubah diri saya yang awalnya pendiam menjadi hmmm... yaa gitu lah ya.. Hehehehe..



Tahun 2009, saya diterima di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Sendiri. Teman-teman saya SMA tidak ada sama sekali yang kuliah di sini. Rata-rata kuliahnya ya di Malang saja. Lingkungan yang baru menuntut saya untuk berinteraksi dengan orang lain agar saya bisa bertahan hidup di sana. Kalau saya diam saja, bisa nggak makan. Tahu warung nasi di mana aja enggak, kalau saya nggak ngobrol, bisa kelaparan dong. Ya kali ngandelin santunan dari tetangga kost.

Dari terpaksa, akhirnya muncul rasa percaya diri. Waktu kuliah saya mulai sering tampil di depan public sebagai pembicara di kegiatan kemahasiswaan. Pernah juga jadi MC. Lalu, jadi dosen yang kerjanya cuap-cuap mulu. Kali ini saya akan berbagi tips yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam interaksi sosial dengan cara yang paling mudah dan efektif. Bahkan, kita bisa membangun koneksi yang berharga dengan orang lain.

1. Tell Me More



Untuk orang-orang yang punya kesulitan berkomunikasi dalam interaksi sosial, pasti merasakan bahwa hal yang paling sulit adalah menyampaikan apa yang ingin disampaikan. Bingung gitu mau mulai dari mana. Kadang, berusaha melucu atau menarik perhatian dulu agar orang mau tertarik dengan apa yang ingin kita sampaikan. Padahal ya, sebetulnya tuh nggak gitu.

Kalau memang kita kesulitan untuk menyampaikan sesuatu, ya udah, nggak usah ngomong. Iya, diem aja dulu. Alih-alih ngomong, mencoba mencari perhatian dengan melucu, coba deh alihkan dengan mendengarkan. Coba tanyai lawan bicara kita tentang diri mereka. Dorong mereka untuk terus ngomong dengan menanyakan beberapa hal ke mereka. Dari sini, kamu akan lihat bahwa ternyata agar orang tertarik kepada kita ternyata kitanya dulu yang harus menunjukkan ketertarikan kita padanya. Dan untuk bisa tertarik ini, kita perlu mendengarkan lebih dulu, tidak memotong pembicaraan, nggak liatin HP ketika lagi ngobrol sama orang, atau melihat ke arah lain ketika lawan bicara kita lagi cerita.

Kita tahu kan gimana nyebelinnya ketika kita lagi cerita ke seseorang, terus dia nyambi main HP. Rasanya itu macem diduakan gitu. Tapi, ada hal yang jauh lebih ngeselin dari itu. Pas lagi curhat, minta solusi terus yang diajakin curhat matanya ke mana-mana. Seakan cerita kita itu cuma angin lalu. Pernah begini, nggak? Saya pernah.


Rasanya nggak nyaman, kan? Begitu juga ketika kita melakukan hal yang serupa ketika lagi ngobrol sama orang lain. Mereka juga akan merasa tidak nyaman ketika kita melakukan hal semacam itu tadi. Orang akan merasa nyaman berada dekat dengan kita ketika kita mau mengeluarkan sisi terdalam dari diri mereka, menggali apa sih yang bikin mereka tertarik. Nggak harus ke ranah yang sifatnya privat kok. Hal umum macem pekerjaan dia apa, hobinya dia apa, itu bisa kok jadi topik yang menyenangkan untuk dibicarakan.

2. Emosi



Tanpa kita sadari, kita punya kecenderungan untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan melalui bahasa tubuh. Kalau kita lagi grogi gitu, biasa orang akan membuat gerakan yang intinya sih menutup diri. Bisa dengan membungkukkan bahu, melipat tangan, atau menyilangkan kaki. Nggak cuma ketika lagi grogi si, kalau lagi malu juga bisa jadi seperti ini. Kita mungkin melakukan itu untuk menyembunyikan apa yang sedang kita rasakan ya. Tapi ternyata orang lain bisa lho merasakan rasa nggak nyaman kita ini.

"Tapi gue nggak gitu kok."

Iya, tapi gestur tubuh semacam ini bisa membuat orang berpikir hal-hal semacam itu. Coba kalau kita ganti sikap kita. Cara berdiri kita yang tegak, bahunya tidak dibungkukkan, ini akan terlihat berbeda. Dan ternyata, hal semacam ini pun bisa membantu kita untuk lebih percaya diri.

Tak cukup hanya itu saja, berikan ekspresi ketika kamu sedang berbicara dengan lawan bicaramu. Kalau baru ketemu gitu, cobalah untuk tersenyum lebar. Tunjukkan kalau kita memang tertarik ngobrol sama dia. And for your information, senyum itu ternyata nular lho. Hal lain yang bisa kita dapatkan dari tersenyum adalah rasa bahagia yang muncul ketika kita tersenyum. Even sebenarnya kita biasa aja gitu. Jadi, kalau kita mau menangkap perhatian orang lain saat sedang berkomunikasi. Ingatlah untuk memberikan emosi kita melalui gerak tubuh atau ekspresi wajah. 

3. Pujian yang Tulus



Semua orang pasti senang dihargai oleh orang lain. Kita sendiri cenderung menyukai orang-orang yang mau memberikan sedikit apresiasi kepada kita, kan? Dan ini penting sekali untuk kita lakukan ketika kita ingin memberikan umpan balik pada lawan bicara kita. Nggak ada salahnya lho kita memberikan pujian terlebih dahulu pada hasil karya orang lain sebelum memberikan masukan-masukan kepada mereka. Karena masukan yang baik sekali pun bisa saja dianggap sebagai kritik ketika disampaikan tidak pada saat yang tepat.


4. Semuanya Punya Nama



Saya sebetulnya bukan orang yang sulit untuk mengingat nama. Hanya saja, kalau saya berkenalan dengan sekelompok orang dalam satu waktu, dalam waktu sekejap saya bisa saja lupa dia siapa. Biasanya sih, saya pura-pura ingat namanya sambil mendengarkan orang yang bersangkutan dipanggil orang lain.

“Oooo jadi ini namanya Bunga.”

Saya yakin ada orang-orang seperti saya. Bahkan, mungkin ada yang lebih parah lagi. Lebih sulit mengingat nama orang lain. Butuh waktu 1 bulan berinteraksi dulu barulah ingat. Padahal, mengingat nama seseorang itu bisa menjadi salah satu cara kita untuk meningkatkan communication skill. Memanggil nama seseorang ternyata akan mempunyai dampak orang tersebut merasa dianggap keberadaannya.

Saya berikan satu contoh. Waktu S2, dosen pembimbing saya punya banyaaak sekali anak bimbing. Ada mahasiswa S1 sampai dengan S3. Kami biasanya berkumpul di lab pada hari tertentu untuk laporan progres penelitian yang telah kami susun. Saya sih sebetulnya nggak berharap banget beliau ingat nama saya atau bahkan ingat wajah saya. Tapi ada rasa senang ketika akhirnya beliau ingat siapa saya. Sereceh itu memang.

“Oh, Pak Seno ingat namaku, ya?” 


Begitu. Selama ini mungkin beliau hanya ingat wajah saja atau penelitian saya saja. Hal yang serupa juga sama ketika dosen lain ingat nama saya. Tandanya ada satu hal yang berkesan dari beliau hingga saya mudah untuk diingat.

Sesederhana itu menghargai orang dengan mengingat namanya. Maka, nggak ada salahnya lho sekali atau dua kali dalam percakapan yang kita lakukan menyebut nama lawan bicara kita. Atau kalau kita sedang di hadapan audience, menyebut salah satu atau dua nama di antara mereka juga nggak ada salahnya. Hanya saja, sebaiknya tidak berlebihan. Enoying sih kalau terlalu banyak. Jatuhnya aneh, kan?


5. Seperti Ngengat yang Mendekati Cahaya



Orang yang percaya diri dan karismatik memang cenderung punya daya tarik tersendiri. Mereka akan cenderung dipandang positif, meskipun kalau kita mau lihat lebih dalam lagi yaaa nggak gitu-gitu amat. Kita bisa lihat sih, anak-anak muda yang punya bad habit, tapi mereka cukup percaya diri dengan itu, akhirnya yang ikutin mereka banyak. Kalau kita mau spread something good to other people kita juga harus bisa percaya diri dengan apa yang kita bawa dong.

“Tapi aku tuh enggak tahu apa yang bisa aku banggain gitu, Lel.”

You’re special.
Jadi, percayalah bahwa kamu punya sesuatu yang baik yang bisa kamu bagikan ke khalayak umum. Kalaulah kamu masih punya bad habit atau negative attitude, kamu masih bisa kok latihan untuk merubah itu semua. Kita bisa mengkondisikan pikiran kita meski kita nggak percaya kita mampu di awal.

Satu hal yang mungkin bisa membantu kamu untuk membangun rasa percaya diri adalah dengan membuat list. Cobalah tuliskan secara rinci apa saja sih yang menjadi kekuatanmu, apa saja pencapaian yang pernah kamu raih, atau ucapan terima kasih pada diri sendiri. Ketika kita mampu menghargai diri kita sendiri, mudah lho untuk membangun rasa percaya diri. memunculkan gairah untuk terus berkarya.


Jadi, gitu yaaa.... Rasa percaya diri dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain itu bisa kok diasah. Ini bisa kita lakukan dengan banyak sekali cara. Bisa melalui Bahasa tubuh kita, bagaimana kita mendengar, bagaimana kita mengkomunikasikan apa yang ingin kita sampaikan, dan masih banyak lagi. Ini sederhana sekali untuk dicoba. Tinggal mau latihan atau nggak. Karena semua itu bisa kalau biasa. Selamat mencoba. 😊

Comments

  1. Dulu aku juga begitu, pemalu banget. Kalau akan berbicara depan umum, keringatan. Alhamdulillah, dengan melakukan beberapa langkah sebagaimana di atas, sedikit demi sedikit masalah tersebut bisa diatasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. samaaa... jantung kayak mau copot gitu ya. wkwkwk..
      alhamdulillah ya bisa membaik :)

      Delete
  2. Ya ya ya setuju dengan bu dosen. Saya pun merasa seperti itu, beberapa bulan ini, saya merasa cukup percaya diri sehingga komunikasi cukup lancar. Saya ingin, teman bicara saya tidak kaku saat berbicara dengan saya sehingga biasanya saya yang akan memulainya. Good tips mbak...

    ReplyDelete
  3. Aku extrovert, suka nyambung meskipun baru kenal sama oramg baru. Bisa nyaman ngobrol meski baru pertama bertemu

    ReplyDelete
    Replies
    1. enak kalau gini. saya kalau ketemu orang baru nggak bisa banyak ngomong

      Delete
  4. Sepertinya masa-mas berubah type komunikasi saat kuliah dan bekerja. D2 fase itu berhasil merubah pola komunikasi saya yg tadinya kurang jelas berbicara, cenderung berputar-putar, hingga bisa lancar tanpa ada hambatan. Memang butuh proses yang bernama percaya diri. Thanks for sharing mba

    ReplyDelete
  5. Mmmm saya malah salfok sama kartun kartunnya mbaa, lucu nggemesin. Itu bikin sendirikah?

    ReplyDelete
  6. Di dunia nyata saya orangnya pendiam jadi banyak yang mengira saya sombong, padahal sebenarnya saya cuma gak nyaman berada di kelompok yang belum saya kenal ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk.. saya pun juga mbak. tapi karena faktor muka sih. :p

      Delete
  7. Untuk berkomunikasi dengan seseorang saya harus ngeliat dulu orangnya seperti apa...baru saya PD

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini bisa dilatih sih mbak kalau pingin bisa lancar komunikasi sama siapa aja. karena kadang kita butuh juga.

      Delete
  8. Membaca tulisan ini seolah-olah flashback pada saya saat remaja, tak nyaman di tempat banyak orang, hingga akhirnya memberanikan diri belajar berbicara di dpn bnyk org.... Tipsnya bermanfaat bun

    ReplyDelete
  9. Saya dlu pemalu & introvert. Sekarang masih cukup introvert & gak hobi cerita klo punya masalah 😁, tapi Alhamdulillah seiring tuanya usia & pengalaman pergaulan mulai bisa membawa diri & bersikap sesuai situasi & kondisi insya Allah.
    Terima kasih tipsnya mba Lelly 😍

    ReplyDelete
  10. Saya pun dulu memiliki kesulitan yang sama, tapi memilih untuk kuliah di keguruan. Alhasil, mau gak mau harus berani keluar dari cangkang. Hehehe
    Thanks for your sharing, Mbak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya jelas ngomongnya. Jadi guru masa diem aja. 😅
      Masama mbak

      Delete
  11. Kartunya lucu, bikinan, Mbak sendiri? Wah, malah komen gambar. Hehe ... Bisa Karena dibiasakan Kali, ya. Setuju dengan kalimat u're special. Setiap orang punya keistimewaan sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enggak mbak. Hehehe...

      Bener mbak. Kalau nggak dibiasakan ya nggak akan pernah bisa.

      Delete
  12. Jujur aja kadang merasa capek sendiri kalau ngobrol sama orang pendiem
    Perasaan dari kitany dah aktif nanya2 yg memancin jwbn panjang, tp kok lawan bicara anyep aj wkkk
    Capekkk jadinya wkkk

    ReplyDelete
  13. Waktu menikah saya bahkan sempat sakit ketika bertemu dengan orang-orang baru, beruntung mereka cukup paham kalau saya ini memang orangnya pendiam dan pemalu banget..sampai sekarang pun saya masih begini, berani menulis, tetapi tidak berani bicara apalagi sama orang baru..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wooow... Kl ini parah sih mbak. Coba mulai dibiasakan. Ketakutan itu butuh dibiasakan soalnya.

      Delete