Assalamu'alaikum!

Perkenalkan, nama saya Aprilely Ajeng Fitriana. Kalian bisa panggil saya Lelly. Saya lahir di Malang pada tanggal 22 April 1991. Saat ini, saya tinggal di Bogor bersama suami dan anak saya. Blog ini adalah tempat saya mencurahkan segala pemikiran saya dari berbagai peristiwa. Bagaimana saya menghadapinya dan apa saja hikmah yang saya peroleh.

Mengentaskan Kasus Gizi Buruk dengan Menjadi Pendekar Anak

Mar 8, 2019



Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh anak-anak perlu diperhatikan secara serius oleh para orang tua. Sebab, proses tersebut sangat menentukan kondisi anak-anak saat dewasa nantinya. Ketika anak-anak menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan secara normal, maka ia bisa menjadi generasi penerus bangsa yang unggul serta menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Selain itu, agar anak-anak bisa menjalani proses tumbuh kembang yang optimal, maka ada berbagai hal yang dibutuhkan, salah satunya yakni gizi yang memadai.

Pemberian gizi yang optimal sangat dibutuhkan oleh para anak-anak. Karena, gizi yang Anda berikan bisa membantu mereka untuk menjalani proses tumbuh kembang secara normal. Adapun gizi yang perlu diberikan juga harus lengkap sesuai dengan anjuran yakni 4 sehat 5 sempurna. Sehingga, anak-anak bisa hidup sehat dan daya tahan tubuhnya juga terjaga.

Meskipun pemberian gizi sangat penting untuk diperhatikan, sayangnya belum semua anak di Indonesia mendapatkan gizi yang sempurna. Masih banyak anak-anak yang kekurangan gizi hingga akhirnya mengalami kasus gizi buruk. Pada akhirnya, anak-anak pun kehilangan harapan hidup hingga tidak bisa menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.

Kondisi anak-anak Indonesia yang mengalami gizi buruk jelas membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Karena, diperlukan sosok pendekar anak yang dermawan untuk membantu anak-anak agar terbebas dari permasalahan gizi buruk. Anda juga dapat turut berpartisipasi menjadi seorang pendekar anak dengan cara melakukan donasi UNICEF Indonesia. Karena, UNICEF merupakan lembaga dunia yang berfokus pada kesejahteraan anak-anak di dunia terutama di Indonesia.

Untuk melakukan donasi melalui UNICEF Indonesia juga cukup mudah. Anda hanya perlu mengunjungi website resmi sumbangan di https://www.supportunicefindonesia.org/. Kemudian, Anda bisa memilih apakah ingin menjadi pendekar anak setiap bulannya atau satu kali saja.

Menjadi pendekar anak setiap bulannya sangatlah direkomendasikan. Mengapa? Karena, saat Anda menjadi pendekar anak ditiap bulannya, semakin banyak anak-anak yang terbantu gizinya. Selain itu, sebagai pendekar anak Anda juga akan dibantu oleh sistem autodebet yang bisa menarik uang langsung untuk berdonasi. Sehingga, Anda tidak perlu mengorbankan banyak waktu dan anak-anak di Indonesia pun bisa terpenuhi gizinya secara optimal.

Comments

  1. Terima kasih infonya bund. Aku infoin ini jg ke teman-teman nantinya..

    ReplyDelete
  2. Semoga kasus gizi buruk pada anak segera bisa dientaskan dari negeri kita ya ...

    ReplyDelete
  3. Anak sebagai generasi penerus bangsa yang unggul perlu gizi yang baik. Usaha pemerintah salah satunya, mengajak masyarakat memberi sumbangan melalui UNiCEF Indonesia.

    ReplyDelete
  4. Pendekar anak itu maksudnya gimana Mbak?
    Kok saya mikirnya, pendekar itu semacam tokoh yang siap melawan kejahatan. Apakah bisa dianalogikan seperti itu?

    ReplyDelete
  5. Saya sedih banget kalo denger ada kasus gizi buruk, apalagi yang menimpa anak-anak Indonesia, semoga kita bisa ikut andil dalam pengentasan gizi buruk.

    ReplyDelete
  6. Baru dengar istilah ini. Kirain tadi sebutan pendekar ini untuk para kader posyandu. Hehehe

    ReplyDelete
  7. makasih mbak infonya. Suka dengar masalah gizi buruk dari ibu yang kader posyandu dan ternyata ini masih menjadi momok di sebagian wilayah negeri kita ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... Banget. Nggak cuma di desa aja kota juga bisa.

      Delete
  8. masalah gizi anak ini masalah yang mendunia ya Mbak, bukan hanya di Indonesia aja tapi juga seluruh dunia. untunglah ada UNICEF yah yg bisa menjembatani ini semua, dan baru tahu lho tentang Pendekar Anak ini.
    Mau cek juga ahh.. makasih infonya ya Mbak :)

    ReplyDelete
  9. Gizi buruk merupakan PR bersama bagi kita. Karena jika dibiarkan mereka akan menjadi beban bagi masyarakat. Peluang yang bagus untuk membantu mengatasi masalah ini.

    ReplyDelete
  10. Masalah gizi buruk memang merupakan masalah yang memprihatinkan sekali ya mbak. Syukur ada UNICEF Indonesia yang sangat peduli dengan masalah ini sehingga membuka donasi khusus untuk anak2 yang mengidap gizi buruk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. Kasihan. Bisa ya di Indonesia kena gizi buruk. Tongkat dan kayu aja bisa jadi tanaman lho.

      Delete
  11. Siap mbak InsyaAllah bisa menjadi pendekar anak plus menjaga anak sendiri supaya terhindar dri stunting dan gizi tercukupi. Semangaaaat

    ReplyDelete
  12. Saya baca sekilas tentang donasi untuk UNICEF ini di instagram. Tujuannya mulia, ya. Jangkauannya pun luas karena untuk perbaikan gizi anak sedunia. Patut disupport :)

    ReplyDelete
  13. Wah.. biasa auto debet ya mba. Cek ah websitenya.... di luar sana memang masih banyak Indonesia yang membutuhkaa gizi baik.

    ReplyDelete
  14. Thanks sharenya mba.. Tak cek webnya

    ReplyDelete
  15. Wah, istilah baru y, pendekar anak. Itu berarti anak2 nya jd pendekar/ gmn y bun?
    Klo misalnya anak yang makannya maunya itu2 trs termasuk krg gizi ga y?.soalnya anak sy, maunya kalau makan, ya itu2 sj, buah dan syurnya pun sama, itu2 aj. Ah, semoga tdk y😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Donaturnya yang dinamakan pendekar

      Bisa dicek dari pertumbuhannya sih. Berat badannya kurang tidak, tingginya kurang tidak. Gitu.

      Delete
  16. Hampir semua anak saya bb-nya di bawah rata-rata alias di bawah garis merah. Semoga nggak termasuk kelompok gizi buruk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wiiih.. Kenapa begitu bun? Temen saya ada yang begini anaknya dan akhirnya disonde untuk menyelamatkan perkembangan otaknya.

      Bisa langsung konsuktasi ke DSA aja ya bun.

      Delete